"BANGUN!"
"WOY BAN**AT!!, BANGUN!!, BADAN GUE KAKU SEMUA GARA-GARA LO MELUK GUA SEMALEMAN"
PLAK!
"Bangun bang**t!"
Robby terbangun dengan terkejut saat merasakan tamparan keras di pipinya. Matanya masih berat, tapi dia bisa melihat bayangan besar di di depannya. Itu Davi. Wajah Davi terlihat marah.
"Sakit banget cok" lirih Robby.
"Lo pikir gue peduli? Gue gak bisa tidur semalaman gara-gara lo meluk gue kaya koala! Gue nggak bisa gerak, punggung gue sakit semua," Davi menggerutu sambil merenggangkan badannya yang kaku.
"Ya sorry lah, salah lo sendiri yang bikin gue kaget" Kata Robby pelan.
Davi menghela napas panjang, "Untung lo meluk gak kena luka tusukan gue"
"Lo bangun lah anji*g, masa masih meluk gue" Tambah Davi.
Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dan seorang dokter masuk. Dia tertegun sejenak melihat Robby yang masih memeluk Davi erat-erat. Dengan cepat dia mendekat.
"Apa yang terjadi di sini?" tanya Dokter itu, mencoba menahan senyum.
Robby buru-buru melepaskan pelukannya dan merapikan posisinya di tempat tidur. Wajahnya memerah karena malu. "Eh a-anu Dok, jangan salah paham, gue cuman mau ngambil bantal dari punggung Davi"
Dokter mengangguk, pura-pura mengerti "Baiklah, saya hanya ingin memeriksa kondisi Davi. Bagaimana lukanya? Masih sakit?"
Davi mengangguk sambil memutar bahunya, "Masih sakit, Dok. punggung Gue juga sakit gara-gara Robby meluk gue semalaman."
Dokter tertawa kecil, "Kalian berdua benar-benar dekat ya. Oke, saya akan memberikan obat untuk mengurangi nyeri punggungmu. Dan Robby, pastikan kamu tidur di tempat tidurmu sendiri malam ini."
"Maksudnya Dok?" tanya Robby keheranan.
Sang Dokter hanya tersenyum, setelah memberikan obat, dokter meninggalkan kamar. Davi menatap Robby dengan raut kesal di wajahnya. "Tai! punggung gue beneran encok ini mah"
Robby hanya menyegir tanpa merasa bersalah "Ya salah lo sendiri"
Akhirnya Robby turun dari Ranjang Davi dan duduk di sofa, mereka berdua saling diam, Robby yang sedikit canggung, sedangkan Davi yang masih menggerutu akibat pelukan Robby yang membuat punggung nya encok.
"Lo pulang" Ucap Davi singkat.
"Gue?" Tanya Robby.
Davi tersenyum manis bahkan sangat manis. Hal itu membuat Robby bergidik ngeri, ia langsung pergi tanpa berpamitan pada Davi, namun dia berhenti dan berbalik.
"Eh, kemarin ibu lo dateng tengah malem, katanya sekarang lu di jemput di depan gerbang" ucapnya dan langsung pergi.
"Hadeuh" Davi menghela napas, dia langsung menuju ke kamar mandi dengan langkah yang sangat pelan.
Air dingin membasahi seluruh tubuh Davi, Davi sedikit termenung atas kejadian mimpi tadi malam nya.
Kenapa dirinya melihat kejadian hal itu? jangan bilang, ah sudahlah dirinya tak mau ambil pusing.
Dia keluar dengan setengah badan yang telanjang, ia melihat tubuhnya "Otot gue kayaknya makin menciut? apa karena gue jarang latihan basket ya?"
Sambil memikirkan hal itu, Davi mengecek ponsel nya dan melihat notifikasi dari ibunya.
Ibu
Woy setan!, ibu udah nungguin dari tadi di depan
Temen lo baru keluar, napa lo belum keluar juga
sekarang kan udah bisa keluar rumah sakit
Buru setan! ibu mau treatment manja
KAMU SEDANG MEMBACA
DI PERTEMUKAN OLEH MIMPI
Random[SLOW UPDATE] Mimpi itu hanya pemanis tidur. Benar bukan? Mimpi itu indah, apalagi jika bertemu dengan orang yang kita sukai, atau bahkan mimpi itu bisa menjadi sangat menakutkan saat kita di kejar rentenir. namun, ada satu mimpi yang sangat aneh...