Bab 17 Rahasia Aya?

35 18 6
                                    

Terjadilah kejar-kejaran antara Zalia dan Rian, Rian terus lari dari kejaran Zalia, sesekali, dia bersembunyi di bangunan kosong namun, Zalia selalu menemukan nya entah bagaimana dia tau. Mereka terus terusan seperti itu hingga Rian tidak sengaja terjatuh karena tersandung batu.

Brugh

"Ssshh, Sakit" kulit putih susu nya menjadi merah karena reaksi terkejut dan terjatuh, Siku nya berdarah, ia mencoba membersihkan debu kotoran yang menempel di kulit dan di baju nya.

"Kamu gapapa?" Tanya Zalia cemas, dia berjongkok dan memeriksa area luka di siku Rian. "Maaf ya, kamu jatuh karena aku" Ucapnya menjadi sedih, dia menundukkan kepalanya, merasa bersalah.

"E-eh aku gapapa, kamu e-ee... gausah minta maaf, a-aku beneran gapapa"

Rian tidak tau harus apa, dia kebingungan. Saat ingin menyentuh bahu Zalia, Rian di kejutkan oleh Ibunya. "Sayang! ngapain duduk di tanah, ayo berdiri" Ucapnya sambil mendekati Rian, dia membersihkan seluruh debu yang menempel pada Rian.

Ibu Rian menatap Zalia dengan tatapan tajam "Kamu yang bikin anak saya terjatuh?" tanya nya, dia melotot pada Zalia, sedangkan Zalia, dia tidak takut sama sekali, dia tau bahwa Ibu Rian hanya waspada.

"Zalia temennya Rian bu, maaf tadi Zalia gak sengaja kejar-kejaran sama Rian"

"kejar-kejaran!? apa kamu tidak tau kalau Rian itu lemah? dia sekarang sakit, dan kau malah bermain kejar-kejaran dengan dia!? dimana otakmu"

"M-maaf"

"Maaf-maaf, mikir dong, anak saya nanti makin parah gimana!?"

"Bu udah, dia gak tau" Ucap Rian mencoba meredakan emosi ibunya.

"Ayo pulang! gausah beli bubur, ibu bisa bikin sendiri" Ibu Rian pun membawa pergi Rian. Zalia menatap mereka sendu, jika di pikir-pikir ia selalu mendapat musibah. Zalia segera pergi mencari tukang bubur, ia mencari di sekitaran gapura, karena katanya ada bubur legendaris.

Tok Tok Tok

"So bakso, pak/bu bakso nya" Teriakan tukang bakso membuat Zalia ingin membeli bakso tersebut, ia mendatangi tukang bakso itu dan memesan nya.

"Pak beli 1 bungkus, campur gak pake pedes ya"

Sang penjual pun menganggukkan, ia dengan gesit memasak bakso dan memberikan bumbu-bumbu yang membuat air liur di sudut mulut Zalia menetes.

"Saya kok baru liat kamu, kamu bukan asli sini ya?" Tanya nya, ia masih sibuk menyiapkan bahan bahan, "Iya pak, aku asli bandung, baru seminggu kurang aku disini pak, ngikut orang tua"

penjual itu pun hanya ber oh, dia selesai menyiapkan masakannya dan memberikan pada Zalia "Berapa pak" penjual itu pun menjawab "7 ribu aja neng"

Zalia langsung mengeluarkan uang 10 ribu "kembaliannya buat bapak ya" Penjual itu mengucapkan terimakasih pada Zalia, ia kembali berkeliling sambil berteriak bakso.

Zalia mencari angkot menuju rumah sakit, ia mencari sekitar 15 menit, namun angkot tersebut tak kunjung ada, hingga seorang ibu-ibu bertanya padanya.

"Aduh neng geulis, naha meuni asa bulak balik, bade neangan naon? tanya nya dengan bahasa sunda.

Zalia yang sedikit paham mencoba memahami "Lagi nyari angkot rumah sakit bu, tapi gak ketemu-ketemu" jawabnya

"Naik motor sama ibu aja, kebetulan ibu juga mau ngeliat anak ibu yang lagi di rawat"

Zalia mengangguk setuju, ia mengikuti arah ibu itu, Ibu itu masuk ke sebuah rumah dan mengeluarkan sepeda motor nya, dia menyuruh Zalia untuk naik.

"pegangan ya, ibu mau ngebut" ucapnya, dia memakai helm pada dirinya dan pada Zalia.

DI PERTEMUKAN OLEH MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang