Sastikirana Prameswara Herliani, biasa dipanggil Kirana. Sudah lulus S2 hukum dari Leiden University di Belanda dengan nilai terbaik. Memiliki paras sangat cantik, dengan netra tajam dan agak sipit, yang diturunkan dari ayahnya. Dan bentuk badan yang ideal, mungkin didambakan oleh wanita wanita diluaran sana.
Setelah lulus hampir 1 tahun yang lalu dari dunia perkuliahan, yang dilakukan Kirana hingga saat ini hanya bekerja dengan kedua orang tuanya, dan melepas rindunya kepada keluarga. Karena sudah 8 tahun lebih Kirana tinggal di negara kincir angin itu untuk mengemban pendidikan. Meskipun orang tuanya terus memaksanya untuk mencari pekerjaan lain. Kirana menolak dan bersikukuh pada pendiriannya untuk bekerja dengan orang tuanya saja.
Pendiriannya itu tidak bertahan hingga tiba tiba saja entah angin darimana Kirana menerima tawaran untuk menjadi salah satu pembantu sekretaris pribadi menhan. Dan ya, berdirilah Kirana disini, siang ini, didepan gerbang rumah Kartanegara, lalu disambut oleh lelaki paruh baya bernama Cecep, yah itu yang Kirana baca dari name tag di dada sebelah kanannya.
"Siang mba, ada perlu apa?" ucap
Pak Cecep sembari membuka sedikit pintu gerbang."Oh Siang pak, maaf sebelumnya saya Kirana, saya yang kemarin mendapat tawaran untuk menjadi pembantu sekretaris pribadi bapak dan diminta untuk datang langsung ke Kartanegara." jawab Kirana dengan senyum yang terukir diwajahnya.
"Ohh si mba toh, sebentar ya saya konfirmasi dulu dengan orang didalam, tunggu sebentar ya mba." Pak Cecep berjalan cepat menuju pintu rumah hingga akhirnya lenyap dari pengelihatan Kirana.
Tak lama menunggu akhirnya Pak Cecep kembali dengan tergesa gesa lalu menghampiri Kirana, dan membukakan pintu gerbang lebih besar mempersilahkan Kirana untuk masuk.
"Monggo masuk mba, saya antar ke dalam." ujar Pak Cecep sambil berjalan duluan memasuki rumah dan diikuti oleh Kirana.
Kirana mengikuti Pak Cecep masuk kedalam rumah sambil mengamati interior rumah Kartanegara yang didominasi oleh warna putih dan ornamen kayu, ah Kirana suka perpaduan kedua warna tersebut. Itu memberikan kesan elegant, dengan dinding yang dipenuhi banyak lukisan yang menambah nilai seni tersendiri dari rumah tersebut.
"Duduk mba nunggunya disini aja. Saya pamit kedepan lagi, permisi." Kirana mendudukan dirinya di sebuah sofa setelah Pak Cecep pergi kembali kedepan.
"Selamat Siang, dengan Sastikirana Prameswara Herliani betul?" sebuah suara menyambut indra pendengaran Kirana, reflek Kirana berdiri dan mengangguk sopan.
"Siang Pak, betul saya"
"Baik, silahkan duduk." ucap seorang pria berkemeja putih yang mempersilahkan Kirana untuk duduk kembali.
"Saya manggilnya apa nih?" Tanya pria itu, sembari tangannya berkutat sibuk di tablet yang dipegangnya.
"Saya biasa dipanggil Kirana atau Kiran juga boleh, senyamannya bapak saja."
"Oke kalau begitu perkenalkan saya Rajif, pasti kamu sudah tau pekerjaanmu kan? nanti kamu yang akan membantu saya, Agung atau Pak Rizky sebagai sekpri bapak." lanjutnya
"Oke baik Pak Rajif, mohon bimbingannya untuk kedepannya." ujar Kirana dengan sedikit membungkukan badannya.
"Eh santai aja kalo disini, kayaknya jangan manggil bapak kalo diluar kerjaan, kayak saya tua banget. Lagipula setahu saya umur kita ngga beda jauh Kirana." Rajir berucap sambil sedikit terkekeh.
"Baik Mas Rajif..?" rasa canggung dan tidak enak memenuhi diri Kirana.
"Nah gitu better lahh, kita disini semua udah nganggep satu sama lain sebagai keluarga, jadi jangan sungkan loh ya."
Kirana dan Rajif melanjutkan perbincangan perkenalan mereka hingga senja menyambut, namun terpaksa harus terhenti ketika riuh suara terdengar dari pintu masuk.
"Bapak pasti sudah pulang dari Hambalang, kamu bisa tunggu disini, saya kedepan dulu ya Kiran." Kirana ditinggal sendiri lagi, kenapa orang orang disini suka sekali meninggalkannya sendiri? tadi Pak Cecep sekarang Mas Rajif, setelah ini siapa lagi?
Kirana melihat orang orang sibuk berlalu lalang melewatinya dengan membawa berbagai barang. Hingga tiba tiba suatu suara menyapanya.
"Oh ada tamu ya." Kirana bergegas berdiri dan mengampiri bapak yang baru saja tiba, lalu membungkuk sopan.
"Selamat Sore bapak, saya Kirana, sekretaris pribadi bapak yang baru." Kirana memperkenalkan dirinya dihadapan Bapak dan seorang pria yang mengenakan seragam PDL khas TNI AD, dengan baret merah yang menghiasi bahu kirinya.
"Iya saya sudah dengar dari Rajif, sudah kenal dengan yang lain nduk?" *fyi nduk adalah panggilan orang tua terhadap anak perempuan dalam bahasa jawa.
"Belum pak, tadi hanya berkenalan dengan Mas Rajif saja." Kirana menjawab dengan nada yang dibuat selembut dan sesopan mungkin, ngeri coy berhadapan langsung dengan Menhan untuk pertama kalinya.
"Oh kalau begitu boleh berkenalan dengan yang lain ya Kirana. Ted, kamu temani Kirana berkeliling ya, saya mau istirahat dulu." Bapak memerintah lelaki berseragam TNI itu yang langsung dianggukan dengan jawaban "Siap Pak!"
Bapak pergi menuju entah kemana menyisakan mereka berdua. Rasa canggung tiba tiba datang menciptakan hawa yang tidak nyaman bagi Kirana.
"Saya Teddy." Kejutan darimana lelaki di depannya mengulurkan tangannya meminta untuk bersalaman tanpa senyuman maupun raut wajah yang bersahabat, tentu jabatan tangan itu langsung disambut oleh Kirana.
Ah Kirana tahu pria ini, pria yang akhir akhir ini viral di hampir semua media sosial.
"Mari saya antar bertemu yang lain." Lanjut Teddy.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju sebuah ruangan dengan jendela raksasa yang dihiasi dengan dedaunan hijau. Berkumpul para ajudan bapak yang lainnya.
"Eh sini Kiran!" tintah Mas Rajif yang membuat perhatian orang orang diruangan tersebut langsung berpusat padanya.
Kirana berjalan menghampiri ajudan ajudan bapak dan berdiri tidak jauh dari mereka lalu memperkenalkan dirinya.
"Sore semuanya. nama saya Sastikirana Prameswara Herliani, boleh dipanggil Kirana atau Kiran, saya yang akan bekerja sebagai sekpri bapak untuk kedepannya." perkenalan Kirana sembari agak membungkuk menghadap yang lainnya.
"WEIHH AKHIRNYAA ADA CEWE COY DISINI!!" heboh seorang pria yang langsung mendapat teguran dari Teddy yang sedari tadi masih berdiri dibelakang Kirana.
"Lino! yang sopan!" tegur Teddy.
"Siap salah bang!" pria itu gelagapan dan langsung kembali duduk di tempat semula.
Mereka satu persatu mulai memperkenalkan dirinya, ya Kirana mulai mengenali mereka. Yang tubuhnya tinggi tegap Deril namanya, lalu yang hebohnya minta ampun itu Hercelino, ketiga sekpri bapak ada Rajif, Agung, dan Rizky. Dan yang terakhir Mayor Teddy.
HALOOOO!!!
gimana nihh first chapter?? kalo ada saran ataupun kritik boleh lohh ditulis di komenn, aku tidak gigit kok😋😋SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER!
KAMU SEDANG MEMBACA
You're the one - TIW
RomanceTentang Sastikirana Prameswara Herliani dan Teddy Indra Wijaya. Kirana yang bertanya tanya tentang bagaimana rasa cinta itu, dan Teddy yang pernah mengalami kegagalan dalam pernikahan. 🚨DISCLAIMERRRR!!!!🚨 sekali lagi aku tegaskan, ini hanya karang...