11

2.3K 122 11
                                    

Kirana dan Rajif kini siap berada di posisi masing - masing. Pada hitungan ke tiga, saat suara peluit terdengar, Mojo dan Luna langsung melangkahkan kakinya berlari sekuat tenaga. Terpantau Rajif memimpin kali ini, kaki Mojo terus melaju meninggalkan Kirana dan Luna di belakang. Mojo terus melaju hingga menyelesaikan putaran pertama dan sudah berjalan setengah di putaran kedua, sementara Luna yang tertinggal baru saja menyelesaikan putaran pertama.

Rajif sampai di putaran terakhir sementara Kirana masih di tiga per empat putaran kedua. Jika dilihat dari posisi sekarang, Rajif memimpin dan Kirana tertinggal cukup jauh. Rajif bisa melihat garis finish berada tepat sedikit lagi, namun tiba tiba dari arah kanan Kirana melaju cepat mendahuluinya hingga sampai di garis finish lebih dahulu.

Keduanya menghentikan laju Mojo dan Luna ketika melewati garis finish, melihat Kirana yang memenangkan pertandingan Lino langsung heboh berteriak kegirangan sambil melompat - lompat.

"Luna kok bisa secepet itu sih? betina loh padahal." tanya Rajif turun dari punggung Mojo dan berjalan mendekati Kirana.

"Gw juga ngga tau mas, awalnya kaki gw udah dirapetin banget ke badannya biar larinya cepet, tapi Luna kayak nyimpen tenaganya buat di akhir deh. Gw juga kaget mas, hampir kejengkang pas tiba - tiba dia lari kenceng banget nyalip lo." ucap Kirana sambil mengelus - elus kepala Luna.

"Lo menang nih, mau apa?" tanya Rajif lagi.

"Belum tau sih, nanti gw bilang kalo udah tau." jawab Kirana. Mereka berdua berjalan bersama menuju tempat yang lain menonton mereka tadi

"Mana jif? katanya pangeran berkuda Hambalang." ledek Lino.

"Diem lo!" jawab Rajif sambil menendang kaki Lino.

"Hebat kamu Kirana, ternyata kamu pinter berkuda ya. Tapi saya lebih kaget Luna mau sama kamu, ternyata anak itu kuat lari juga ya." puji Bapak dibalas ucapan terima kasih dari Kirana.

Hari semakin sore, terlihat sudah semburat jingga yang menghiasi langit Hambalang. Mereka berdelapan berjalan menjauh dari lapangan kembali rumah utama, berniat untuk menaiki mobil golf yang tadi digunakan untuk mengantar Bapak. Namun kursi mobil golf tersebut hanya ada 6 kursi, sementara mereka ada 8. Mau tidak mau 2 diantara mereka harus mengalah.

"Yaudah saya yang jalan aja Pak.sekalian mau ngambil barang di mobil." ucap Teddy.

"Ah saya ikut jalan juga hehe." Kirana cengengesan sambil berucap.

"Tapi kamu cape loh kiran, tadi habis berkuda juga." ujar Bapak.

"Ngga pak aman kok, masih bisa lah jalan deket doang." Kirana masih berusaha meyakinkan Bapak.

"Yaudah, Ted titip Kirana ya." pinta Bapak.

"Siap Pak!"

Mobil golf tersebut perlahan mulai berjalan menjauh lalu menyisakan Teddy dan Kirana yang berdiri bersebelahan.

"Ngapain kamu ikutan jalan? Udah tau jauh, mana abis berkuda, cape pasti." tanya Teddy sambil perlahan melangkahkan kakinya berjalan yang di ikuti Kirana di sebelahnya.

"Ya masa bapak jalan sendirian, kasian amat. Mending saya temenin." Kirana berusaha menyamakan langkah Teddy.

"Alasan kamu, bilang aja mau berduaan sama saya." ucap Teddy sambil merangkul bahu Kirana.

"Ih orang tua gaboleh pegang - pegang." Kirana berusaha melepaskan rangkulan Teddy dari bahunya.

Usaha Kirana sia sia. Bukannya terlepas, rangkulan itu semakin mengerat, semakin mendekatkan tubuh Kirana hingga menempel dengan Teddy. Pada akhirnya Kirana pasrah, karena tahu bahwa dia tidak akan mungkin bisa mengalahkan kekuatan tangan Teddy.

You're the one - TIWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang