Perjalanan menuju Hambalang memakan waktu hingga 2 jam lamanya, dikarenakan kondisi sudah sore dan bersamaan dengan jam pulang kerja, jadi jalanan ramai sehingga membuat macet. Selama perjalanan tidak ada yang special. Kirana duduk seorang diri di belakang, di baris depannya terdapat bapak yang terlelap dan Teddy yang sedari tadi sibuk dengan hp digenggamannya. 2 jam perjalanan dilalui dengan kesunyian, tidak ada obrolan sama sekali, hanya terdengar suara radio.
Kirana yang jenuh sudah berkali kali mencoba untuk tidur dengan memejamkan matanya, namun tidak bisa, Kirana juga berkali kali menghela nafas panjang. Hingga sebuah notifikasi muncul di layar hp nya.
Tak selang waktu yang lama mereka sampai di Hambalang, satu per satu mereka mulai turun dari mobil dan beranjak masuk ke dalam rumah. Satu kata yang menggambarkan rumah Hambalang bagi Kirana adalah asri, rumah Hambalang bernuansa kental budaya Jawa yang mungkin saja menyusung konsep joglo, penuh dengan dekorasi kayu, serta pohon-pohon rindang yang menambah kesan asri dan sejuk.
"Kiran, ayo ikut ngumpul di belakang aja." ajak Lino.
"Loh mas Lino ikut toh." Kirana dan Lino berjalan beriringan menuju pekarangan belakang.
"Ikut dongg, aku kan selalu ngikut kamu kemanapun kamu pergi." goda Lino sambil mengedipkan matanya.
Mereka berdua sampai di halaman belakang yang ternyata cukup ramai. Lalu Kirana mengambil posisi duduknya di kursi gantung, diantara Lino dan Deril. Begitu duduk, Kirana langsung mengeluarkan hp nya yang sedari tadi berdering, ah ternyata telfon dari ibunya.
"Halo, kenapa ma?"
"Kamu dimana ran?"
"Ran di Bogor maa, lagi dampingin bapak."
"Gimana kabarmu nakk?? ih kita udah lama banget ga ketemu, mama kangen kamu loh."
"Ran baik, ran juga kangen mamaa, kangen bangett, kangen papa juga."
"Nanti kalo ada libur ran main ke rumah ya.""Oke sayang mama tunggu."
"Nanti mama telfon lagi ya sayang, mama mau pulang dulu ini.""Okelahh hati hati nyetirnya ibu bosss."
"Hahaha bisa aja kamu, udah ya dadah ran"
Sambungan telfon itu mati, memang meskipun kemarin kemarin Kirana bekerja dengan orang tuanya, namun jarang sekali Kirana bertemu. Apalagi Kirana yang sudah tinggal di rumahnya sendiri, tidak lagi tinggal bersama orang tuanya. Setelah telfonan dengan ibunya, Kirana terkejut mendengar suara Lino yang tiba-tiba saja tertawa sambil memukul-mukul lengan kiri Deril.
Kirana mengintip, apa yang mereka lakukan hingga Lino tertawa seperti itu. Ah ternyata mereka berdua sedang melakukan siaran live di toktok, entah apa yang mereka lakukan Kirana tidak ambil pusing. Ia beranjak dari tempatnya untuk pergi ke toilet di dalam rumah, meninggalkan Lino yang semakin terpingkal-pingkal hingga terjatuh dari tempat duduknya.
Kirana berjalan menuju toilet di dalam rumah sambil pandangannya mengarah ke hp, dan tangannya fokus untuk membalas chat dari ibunya, hingga tanpa sadar.
BRUK!!
Seseorang tanpa sengaja menubruk tubuh Kirana, Kirana yang sedang tidak fokus akhirnya oleng, kakinya terpelintir dan pinggang kanannya terbentur dengan ujung meja bufet yang terbuat dari kayu jati. Kaki dan pinggangnya sangat sakit, terutama pinggangnya yang terbentur. Kirana tidak sanggup bahkan hanya untuk mengeluarkan suara, yang terjadi sekarang adalah Kirana berdiri dan bertumpu pada meja bufet tersebut, sambil mulutnya terbuka, Kirana mematung.
"Eh maaf." ucap orang tersebut yang langsung pergi begitu saja tanpa ada inisiatif untuk menolongnya.
Kirana menengok dan menemukan seseorang yang menubruknya tersebut sedang berjalan dengan langkah panjang terburu buru, lalu menggumam. "Ck! Pak Teddy bener bener."
Kirana mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet, ia malah kembali ke halaman belakang. Kirana berjalan terpincang-pincang sambil menegangi pinggang kanannya, merintih kesakitan dan juga menyerapahi Teddy yang pergi begitu saja
"LOH KIRAN KENAPA?!" suara heboh Rajif menyita perhatian orang orang itu ketika melihat Kirana datang dengan langkah pincangnya. Mereka serentak menyuruh Kirana duduk di kursi dan menaikkan kakinya di kursi sebelahnya.
"Kok bisa gini? abis ngapain lo? nih kaki lo sampe bengkak gini!!" rentetan pertanyaan terus ditanyakan kepada Kirana.
"Ssttt! diem dulu ah! satu satu. Tadi didalem ngga sengaja ke senggol Pak Teddy, trus ini kaki kepelintir, pinggangnya kejedot meja. Mana Pak Teddy pergi gitu aja gamau nolongin." jawab Kirana, tentu saja yang terakhir itu diucapkan dengan gumaman.
"Ampunn, lain kali hati hati Kiran." saut Deril.
"Yakan gatau kalo bakal jatoh, lagian Pak Teddy yang salah." gumam Kirana dengan suara sangat kecil yang tentu tidak terdengar oleh yang lain.
Belum selesai kehebohan mereka mengenai Kirana, tiba tiba Teddy datang memanggil Lino, Deril, dan Rizky. Menyisakan Kirana, Agung, dan Rajif. Kirana tahu Teddy melihat kondisinya saat ini, namun ntahlah Teddy seolah olah tidak peduli dan malah memalingkan wajahnya. Tentu itu memancing emosi Kirana dan membuatnya kesal setengah mati.
"Ihh!! Itu bapak bapak bener bener dehh." kesal Kirana.
"Sabar Kirann, sabaar." Agung mencoba menenangkan Kirana.
"Dia emang orangnya begitu ya? sinis, jutek, nyebelin, hari ini aja ngeliatin gw udah kayak ngeliatin apaan tau, padahal kemarin fine fine aja diajak ngobrol."
"Pak Teddy emang gitu kalo sama orang baru, tapi aslinya ngga kok Kiran, aslinya baik banget malah." jelas Rajif sambil menghisap rokok yang sisa setengah batang itu.
Tidak lama kemudian Lino datang membawa cream pereda nyeri. "Kita udah harus balik ke Jakarta, di Hambalang cuman ada ini doang, ntar diobatinnya di Kartanegara aja ya." jelas Lino sambil mengoleskan cream tersebut pada pergelangan kaki kanan Kirana.
"Makasih mas Lino."
Kirana dibantu berjalan dengan dibopong oleh Rajif dan Lino di sisi kanan dan kirinya, menuju mobil yang sudah terparkir rapih di depan rumah. Tidak seperti saat berangkat, Kirana tidak lagi ikut dengan mobil bapak, melainkan Agung yang menggantikan Kirana. Bapak tidak tahu kondisi Kirana seperti apa, karena Kirana sudah masuk duluan ke mobil lain sebelum bapak keluar.
Halooo aku lagi semangat nulisnyaa hehehee, gimana chapter ini?? jangan lupa vote nyaa.
Terima kasihh🩵🩵
KAMU SEDANG MEMBACA
You're the one - TIW
RomanceTentang Sastikirana Prameswara Herliani dan Teddy Indra Wijaya. Kirana yang bertanya tanya tentang bagaimana rasa cinta itu, dan Teddy yang pernah mengalami kegagalan dalam pernikahan. 🚨DISCLAIMERRRR!!!!🚨 sekali lagi aku tegaskan, ini hanya karang...