Happy Reading
-
-
-
-
-"Wina, lo tanggung jawab sama draft acara ya. Nanti gue buat susunan acaranya, lo tinggal lihat teknis draft acara tahun lalu." Jelas Jenni.
"Iye nanti gue periksa."
"Btw kalian ada saran anak Unsa yang jago nyanyi sama main alat musik nggak?" Tanya Jenni pada teman-temannya.
"Cari aja di UKM Musik." Ucap Selin.
"Kalau UKM mah dah pasti dapat. Tapi fee-nya mahal cuy, budget nggak nyampe. Lo ada rekomendasi nggak yang nggak terikat UKM? Soalnya gue udah nge-keep duo Lily-Ayas, jadi pengeluaran agak membludak."
"Anjing selera lo."
"Emang agak kurang ajar. Tapi pada kekeuh pake duo itu biar seru katanya pas after event." Jelas Wina.
"Kenapa nggak ngambil dari BEM aja? Noh ada Barra atau pakai adeknya aja si Mitha." Saran Selin.
"Mana mau dia anjir, jam terbang sama fee nggak sesuai. Tuh orang perhitungan ribet, gue mikir ngurus dia aja dah pusing." Keluh Jenni.
Selin mengangguk setuju. Barra memang menyebalkan dan ribet. Mana drama dan tantruman bocahnya. Untung dia tampan, berbakat, serta kaya. Kalau tidak, mana bisa dia bertahan di BEM.
Tapi mereka lupa akan satu hal. Sepertinya mereka memikirkan hal yang sama sehingga Selin dan Jenni saling toleh lalu tersenyum penuh arti.
Jenni berdehem. "Kayanya bisa dicoba dengan Barra. Terlepas dari dia penyanyi terkenal tapi dia masih anggota BEM, mungkin bisa diajak negosiasi." Jenni lalu menoleh ke arah Wina. "Lo yang hubungin sama negosiasi sama dia ya!"
Wina mendelik. "Kok gue?"
"Gue udah megang duo Lily-Ayas, yang lain juga dah pada megang satu-satu tinggal lo doang yang nggak megang siapa-siapa."
"Tapi kan lo berdua yang kenal. Bukannya kalau kenal lebih enak negonya?"
"Lo salah, menurut ramalan gue, lo pembawa keberuntungan bagi proker kita. So, lo aja yang chat. Ganteng kok, yah bisa lah tipis-tipis nyentuh kriteria cowok idaman lo." Ucap Selin nyengir.
Mata Wina langsung berbinar, memang manusia satu ini paling tidak kuat dengan yang namanya pria tampan. "Yang mana sih? Lihat dong."
"Lah lo nggak tahu Barra? Terkenal loh dia." Ucap Selin tidak percaya.
"Yang mana sih? Kok nggak lewat fyp gue?"
"Waktu rapum kita ketemu loh, yang perwakilan BEM itu. Pas kita abis rapum makan, yang waktu gue disapa ditempat makan bakso sama orang itu dia Winara." Ucap Jenni gemas.
"Hah nggak ingat gue mukanya."
"Nih otak lo sebelas dua belas sama udang atau gimana sih?" Ucap Selin greget.
"Ck gue susah nginget muka orang."
"Kita sering ketemu ya Winara! Dia sering ke kantin FEB, dia sering sama cowok gue sama Bintang juga." Ucap Jenni tidak habis pikir dengan ingatan Wina.
"Duh gue muka pacar lo aja kadang lupa. Malah kemarin gue kira Jehan tuh Ethan."
"Eh enak aja lo bandingin cowok gue sama cowok nggak jelas mancing emosi itu." Ucap Jenni tidak terima pacarnya dibandingkan.
"Tapi dia lucu tahu."
"Jadi lo bilang pacar gue lucu?" Tanya Jenni menaikkan oktaf suaranya tidak terima.
"Berarti lo setuju mereka mirip?"
"Winara-"
"Jambak-jambakan dong, biar gue yang viralin." Ucap Selin sudah siap dengan kameranya yang membuat kedua temannya mendelik tak terima lalu menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trap
FanfictionBagaimana seorang gadis yang selalu mengeluh akan jomblo sebenarnya memiliki pengagum rahasia? Bagaimana kalau tiba-tiba sang gadis harus harus melayani pengagum rahasia karena suatu jebakan? *** "Jodoh itu dijebak bukan ditunggu." -Barra Nararya "...