Bab 10 Misterius

49 13 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-

"Kak Wina ya?" Tanya seorang gadis cantik menyambut kedatangan Wina.

Wina tersenyum menebak siapa gadis cantik itu. "Mitha kan? Salam kenal ya."

"Salam kenal juga Kak Wina. Maaf ya pas hari pertama latihan aku nggak datang. Soalnya ada urusan." Ucap Mitha melirik ke arah kakaknya yang sudah mendelik ke arahnya. "Kak Wina nggak diapa-apainkan sama Akak kan?"

"Nggaklah, lo pikir gue gigit?" Tanya Barra sewot yang membuat Mitha mencibirnya.

"Bisa aja, kan Akak rabies." Cibir Mitha yang membuat Barra mengumpat.

"Akak itu maksudnya Barra ya?" Tanya Wina memastikan.

Mitha langsung menatap Wina dengan senyum cerah dan mengangguk. "Iya, maksudnya Kak Barra. Kalau manggil Kak Barra kepanjangan, jadi aku panggil Akak aja biar simple."

Wina terkekeh. "Lucu banget. Aku juga manggil kakak aku pake singkatan biar simple."

Mata Mitha langsung berbinar. "Iya kan? Akak awalnya nggak suka, tapi kan emang kepanjangan kalau harus manggil Kak Barra." Ucap Mitha merenggut kesal lalu menatap ke arah Barra. "Tuh Kak Wina juga gitu ke kakaknya. Jadi nggak usah banyak protes!" Ucap Mitha seakan mendapatkan pembelaan.

"Nyenyenye jadi ini mau jalan apa nggak?" Tanya Barra karena merasa tersudutkan, terlebih Wina masih berdiri di luar mobil dalam keadaan pintu terbuka.

"Kak Wina duduk belakang aja!" Titah Mitha yang penasaran siapa gerangan perempuan yang bisa mencuri hati kakaknya yang menyebalkan.

"Nggak, Wina duduk di depan. Lo pikir gue supir?" Ucap Barra sewot.

"Kan emang. Orang yang nyetir itu namanya supir. Apa aku salah?" Tanya Mitha tersenyum menantang. Ia lalu menatap ke arah Wina. "Duduk di belakang aja ya Kak, temenin aku."

"Naresha, gimana kalau jadi anak baik?" Tanya Barra tegas dan mengeluarkan suara baritonnya yang mengintimidasi.

Mitha langsung cemberut dan menyilangkan tangannya depan dada dan kesal. "Iya, iya aku dibelakang sendiri. Emang nggak ada yang mau ngertiin aku."

Wina yang melihat pertengkaran itu jadi bingung sendiri. Ia bingung harus berpihak kemana. Jadi Barra tersenyum ke arah Wina. "Masuk aja, Mitha emang gitu. Entar juga kumat lagi."

"Nggak apa-apa?" Tanya Wina ragu.

"Nggak apa-apa Winara. Cepet masuk, diluar panas." Ucap Barra tersenyum manis.

***

"Ihh aku maunya lagu Korea." Ucap Mitha kekeuh.

"Nggak semua orang suka lagu Korea ya Mitha Naresha!" Ucap Barra ikut kekeuh.

"Emang ada aturan bahasa ya? Kata Kak Wina juga bebas, asalkan lagunya nggak ambigu. Yang penting trendy." Ucap Mitha kesal.

"Tapi nggak Korea juga. Kenapa nggak pakai bahasa internasional aja? Lagu pakai bahasa Inggris aja."

"Emang ada yang salah sama lagu Korea?"

"Nggak semua orang ngerti ya Mitha!" Ucap Barra semakin kekeuh.

"Tapi lagu Korea lagi trendy sekarang Akak!" Ucap Mitha masih tidak mau kalah.

Wina yang harus menemani dua saudara itu jadi capek sendiri menghadapi pertengkaran yang tiada habisnya itu. Ia menghela napasnya.

"Gimana kalau kalian pakai lagu bahasa Indonesia aja? Biar lebih gampang dan general, semua orang pasti ngerti. Nanti gue coba nyari referensinya buat kalian." Ucap Wina memberikan saran.

Love TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang