Happy Reading
-
-
-
-
-Sore itu, Wina baru kembali dari jalan-jalan bersama dengan Jenni dan Selin. Yah mereka tadi berkeliling di sekitar kampus dengan keadaan berboncengan tiga.
Tidak tahu malu memang. Tapi mereka tidak peduli dan malah tertawa bersama bahkan memamerkannya di media sosial. Tapi di second account pastinya. Mana mau mereka terlihat gila di main account.
Mereka masih menertawakan kejadian di minimarket tadi. Dimana ada seorang pria yang gagal fokus melihat mereka hingga terpeleset dihadapkan banyak orang.
Malu? Tentu saja. Bahkan mereka pun bisa merasakan seberapa malunya pria itu. Tapi dilain sisi mereka juga merasa tergelak. Anggap mereka jahat, tapi mau bagaimana lagi.
"Please lu lihat mukanya tadi? Merah banget cuy." Ucap Selin tertawa.
"Sumpah iya, mana langsung berdiri dan masukin tangan ke dalam kantong. Sok cool banget."
"Jangan gitu, gue diposisi dia juga bakalan begitu." Ucap Wina yang sangat merasakan bagaimana malunya dalam posisi tersebut. Pasalnya ia sudah sangat sering berada dalam posisi tersebut.
"Tapi gimana ya, nggak salah sih dia sampai salfok gitu. Orang yang dilihat bidadari kaya gue." Ucap Selin sombong.
"Dih anjir geer banget. Itu dia salfok karena lihat belek lo gede dari jauh." Ucap Jenni sewot.
"Belek lo kali, biasanya yang nuduh tuh yang begitu." Balas Selin.
"Dah ah capek gue. Mending tidur di kos." Ucap Wina berjalan lebih dahulu menuju kamar kosnya yang berada di lantai dua, meninggalkan dua manusia yang masih berdebat masalah belek.
Tapi baru saja Wina menginjakkan kaki di lantai dua, ia melihat manusia lain di depan kamar kosnya. Duduk di lantai seperti gembel. Wina pun menambah kecepatan langkahnya mendekat.
"Ngapain?" Tanya Wina bingung.
Manusia itu langsung berdiri dan menatap Wina dengan mata memelas. "Lo marah ya sama gue. Maafin gue ya."
Wina jadi semakin bingung. "Marah kenapa?"
"Lo terakhir DM gue karena gue upload di sosmed tapi nggak ngabarin lo. Terus lo ngilang. Apa namanya kalau nggak marah?" Jelas Barra.
Wina baru ingat tadi, saat ia melihat postingan Barra, ia sempat nge-DM Barra, sebelum ia bertemu dengan ibu Selin. Setelah itu ia tidak ada melihat ponsel karena terlalu banyak hal yang terjadi beberapa jam yang lalu. Bahkan ia sudah melupakan rasa kesalnya terhadap Barra.
"Gue nggak marah, cuma nggak sempat buka ponsel aja. Tadi gue habis jalan-jalan sama Selin dan Jenni. Jadi lo bisa pulang sekarang." Ucap Wina santai tapi tidak untuk Barra.
"Kenapa lo ngusir gue? Kalau gue salah gue minta maaf. Kalau lo mau pukul gue juga nggak apa-apa."
"Mana sini gue aja yang pukul." Ucap Jenni tiba-tiba yang membuat semua menoleh.
"Diem lo monyet!" Ucap Barra sewot.
"Kita bisa wakilin Wina buat mukul lo kok." Ucap Selin yang membuat Barra menatapnya tidak suka.
"Udah deh, nggak usah ribut." Ucap Wina melerai. Ia tidak enak dengan penghuni kos lain apabila menimbulkan keributan. Ia lalu menoleh ke Barra. "Lo pulang aja Bar, kantong mata lo udah kaya kantong mata panda. Mending lo istirahat di rumah."
"Nggak mau, hari ini kan terkahir kita ujian. Ayo jalan."
Wina menghela napas. "Lo mau ada kecelakaan lalu-lintas? Kan udah gue bilang jangan buat tugas dekat deadline. Sekarang salah siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trap
FanfictionBagaimana seorang gadis yang selalu mengeluh akan jomblo sebenarnya memiliki pengagum rahasia? Bagaimana kalau tiba-tiba sang gadis harus harus melayani pengagum rahasia karena suatu jebakan? *** "Jodoh itu dijebak bukan ditunggu." -Barra Nararya "...