Happy Reading
-
-
-
-
-Wina dan Barra berlari dengan kecepatan penuh menuju ke rumah sakit kampus setelah mereka mendapat kabar bahwa Selin masuk rumah sakit. Sialnya dalam situasi seperti itu, mobil Barra tiba-tiba mogok yang membuat Wina tanpa pikir panjang langsung keluar dan berlari menuju rumah sakit.
Barra tidak punya pilihan selain mengejar, ia bahkan tidak sempat untuk menelpon orang untuk mengurus mobilnya. Yang pasti ia ingat mengambil kunci mobilnya lalu mengejar Wina.
Ia sangat khawatir terjadi sesuatu pada Wina di jalan, mengingat gadis itu lumayan ceroboh ketika berada di jalan. Tapi ajaibnya Wina sampai di rumah sakit dengan selamat tanpa lecet. Bahkan Barra tidak dapat mengejar Wina yang sekarang sudah menghilang dari pandangannya.
Dengan napas tidak beraturan dan kaki gemeteran, Barra menumpukan tangan di pondasi rumah sakit. Mungkin sekarang darahnya sudah tersedot habis karena rasanya sekujur tubuhnya lemas.
"Eh bocah kenapa lu?" Tanya seseorang mendorong bahu Barra yang membuat Barra hampir nyungsruk.
Barra langsung berjongkok karena tidak kuat untuk berdiri. Ia mendongak melihat Archen yang menertawainya. Barra menunjuk Archen. "Bang.sat."
"Sumpah muka lo udah kaya manusia yang habis disedot ubun-ubunnya."
"Diem anjing gue capek banget."
"Lagian lo kenapa kocak? Tiba-tiba banget ngesot ke rumah sakit. Kangen gue ya lo?"
"Bodoh. Temen lo noh udah kaya atlet lari. Larinya gesit bener."
Archen mengernyit tapi sedetik kemudian mendelik. "Lah itu bocah kenapa lagi? Jatuh lagi? Bener-bener ya, belum juga sebulan habis jatuh dari motor sekarang dah bikin ulah lagi."
"Yang ada gua yang jatuh monyet. Kok lo nggak bilang Wina mantan atlet lari?"
"Elu yang bodoh kocak! Udah tahu keluarga tuh bocah abdi negara semua, lu masih mau memantaskan diri. Wina mah dari kecil latihan fisik sama bela diri. Tapi tenaganya aja yang nggak memupuni. Tapi kalau lagi panik sama marah tenaganya jadi dua kali lipat bahkan setara gajah. Jangan heran kalau nanti lo beratem besar sama dia malah lo yang masuk rumah sakit."
"Diem nggak! Minimal bersimpati memberi gue minum dulu."
"Ngapain, lo aja tamu nggak diundang. Lagian ngapain kesini deh? Aneh banget lomba lari ke rumah sakit. Lo berdua mau lomba cepet-cepetan ke akhirat?"
"Mulut lo emang minta dijahit ya! Ck noh si Selin masuk rumah sakit katanya."
"Ohhh pantes tadi gue ditelpon terus sama si babi Fabian. Emang tuh satwa kenapa?"
"Ya mana gue tahu. Lu kan calon dokter."
"Lah lu pikir gue cenayang bisa tahu pasiennya sakit apa dengan nerawang?"
"Emang ngobrol sama lo nggak ada faedahnya. Sekarang mending lo tunjukin kamar rawat Selin."
"Ya mana gue ta-aduh anjing ya lo bangsat!" Seru Archen ketika Barra menendang tulang keringnya ketika tenaga Barra telah kekumpul.
Barra tidak peduli memilih bertanya pada petugas lalu pergi ke kamar Selin. Tidak peduli dengan Archen yang sudah memberikan sumpah serapah padanya hingga mulut pria tersebut berbusa.
"Fab! Wina mana?" Tanya Barra saat melihat Fabian di lorong.
Fabian langsung menyuruh Barra menurunkan nada suaranya, lalu menoyor kepala Barra. "Yang sakit Selin tolol, ngapain lo nyari Wina?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trap
FanfictionBagaimana seorang gadis yang selalu mengeluh akan jomblo sebenarnya memiliki pengagum rahasia? Bagaimana kalau tiba-tiba sang gadis harus harus melayani pengagum rahasia karena suatu jebakan? *** "Jodoh itu dijebak bukan ditunggu." -Barra Nararya "...