Happy Reading
-
-
-
-
-"Kak Wina aku duluan ya, soalnya harus ngerjain tugas kelompok dulu. Sekali lagi maaf sama masalah waktu ini." Ucap Mitha sungguh merasa bersalah. Entah sudah berapa kali Mitha minta maaf dalam seminggu ini.
"It's okay. Nevermind." Ucap Wina tersenyum tulus.
"Kalau gitu aku duluan ya." Ucap Wina lalu menoleh ke arah Barra. "Jagain Kak Wina, anterin sampe kos! Pokoknya Akak harus baik-baikin Kak Wina."
"Iya tuan putri. Nanti saya laporkan kalau sudah sampai." Ucap Barra yang membuat Mitha tertawa lalu menepuk-nepuk bahu Barra.
"Bagus, pokoknya jagain kakak aku jangan sampai lecet!"
"Dimengerti."
Barra hanya menghela napas melihat kelakuan adeknya. Sejak Mitha tahu kalau tindakan Barra waktu itu atas saran dari Wina, ia jadi bertingkah sangat baik pada Wina. Kali ini bukan karena ia penasaran, tapi karena ia menjadi sangat menyukai Wina.
Sama seperti Barra, Mitha hampir setiap hari menanyakan kabar Wina. Tapi itu sebuah keuntungan besar bagi Barra karena Barra ada alasan untuk terus berkomunikasi dengan Wina.
"Dia nanyain lo terus setelah dia nangis waktu itu." Ucap Barra yang membuat Wina menoleh.
"Adek lo lucu. Gue jadi pengen punya adek."
"Kan udah ada. Mitha dah nganggap lo kakaknya, bahkan posisi gue sekarang tersingkir." Keluh Barra.
Wina terkekeh. "Jangan cemburu gitu dong."
Barra menahan senyumnya. Ngapain juga ia cemburu pada Wina, yang ada ia cemburu pada Mitha yang selalu menempel pada Wina dan bisa melakukan skinship dengan bebas. Ia kan juga mau.
Wina menepuk pelan bahu Barra. "Tenang aja, darah lebih kental dari air. Dia gitu karena dia ngerasa ada teman yang bisa ngertiin dia aja."
Barra tersenyum. "Mungkin yah." Barra menghela napasnya. "Mau latihan sekarang?"
"Boleh."
"Bentar gue ambil gitar lagi satu." Ucap Barra lalu mengambil gitar lain untuk menyontohkannya pada Wina. Wina mengangguk.
Wina terdiam sembari menunggu Barra datang. Ia terdiam memikirkan pembicaraannya dengan Jenni dan Selin tadi. Tidak mungkin bagi Wina menanyakan kabar Ethan ke Barra yang notabenenya sahabat Ethan. Pasti Barra tidak akan menjelekkan sahabatnya. Sedangkan Wina cukup khawatir melihat keadaan Jenni tadi. Untungnya Selin hari ini tidak ada kesibukan jadi bisa menemani Jenni.
"Oi bengong aja lu! Lagi mikirin apa sih?" Tanya Barra menyentuh pundak Wina yang membuat Wina tersadar dari lamunannya.
Wina terdiam beberapa saat dan menatap Barra dengan perasaan bimbang. Barra bingung dengan tatapan Wina tersebut.
"Kenapa? Lo mau ngomong apa?"
Wina diam menggigit bibir dalamnya. Ia lalu menghela napas. "Eumm gue cuma penasaran, karena ngisi acara proker BEM lo dikasih dispensasi ya? Soalnya temen gue yang anak BEM lagi sibuk-sibuknya."
Barra mengernyit. "Mana ada. Gue tuh abis disuruh kerja rodi sama Kak Cila supaya bisa latihan. Mana ada dapat dispensasi. Lagian akhir-akhir ini lagi nggak banyak kerjaan di BEM, yah bisa lah bernapas."
Wina mengernyit. "Nggak ada kerjaan? Tapi kok temen gue sibuk? Apa ada proker yang lagi jalan sekarang ya?"
"Kenapa sih lo kepo banget. Emang siapa temen lo itu sampai lo sekepo ini?" Tanya Barra agak jelous.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trap
FanfictionBagaimana seorang gadis yang selalu mengeluh akan jomblo sebenarnya memiliki pengagum rahasia? Bagaimana kalau tiba-tiba sang gadis harus harus melayani pengagum rahasia karena suatu jebakan? *** "Jodoh itu dijebak bukan ditunggu." -Barra Nararya "...