Happy Reading
-
-
-
-
-"Kak, kursinya kosong? Boleh saya ambil?"
Itu merupakan kalimat yang sering Wina dengar ketika ia makan sendirian di suatu restoran atau kafe yang cukup ramai. Tapi kali ini berbeda, saat ia tengah makan nasi goreng di satu kafe seseorang menghampirinya dan menanyakan satu hal yang tidak biasa.
"Kursinya kosong? Boleh gue duduk disini?"
Eh?
Akhirnya Wina mendongak dan melihat seorang pria dengan senyum lebar sudah duduk di depannya. Wina mengernyit bingung. Menyadari tatapan Wina, pria itu pun meringis.
"Sorry, tapi kursi yang lain full. Gue juga datang sendiri. Jadi nggak apa-apakan kalau gue gabung disini?" Ucap orang itu dan Wina akhirnya mengangguk melihat keadaan restoran saat itu cukup ramai.
Fyi, Wina agak sulit bersosialisasi dengan orang baru. Ia juga tidak berminat bersosialisasi sekarang. Jadi ia hanya melanjutkan makan dan mengabaikan orang didepannya.
Hening untuk beberapa saat, sampai suara hujan memecah keheningan diantara mereka. Karena tempat duduk mereka berada dekat kaca yang menghadap ke jalan, jadi Wina bisa melihat banyak orang yang mulai berlarian mencari tempat berteduh.
Wina tersenyum tanpa sadar melihat langit gelap yang menurunkan rintik hujan yang cukup deras. Wina senang akan hujan, baginya hujan membawakan kebahagiaan dan kesejukan. Wina sangat senang bermain di bawah hujan, ia senang menikmati tiap rintik air hujan yang jatuh ke atas kulitnya. Tapi sayang Wina akan sakit keesokan harinya. Tanpa sadar senyumnya jadi meredup.
"Lo ada kenangan buruk waktu hujan ya?" Tanya orang di hadapannya yang membuat Wina menoleh.
"Ya?" Tanya Wina bingung. Entah bingung karena mendapatkan pertanyaan secara tiba-tiba atau bingung siapa yang ditanya pria dihadapannya.
"Gue lihat lo tadi senyum lihat hujan tapi tiba-tiba senyum lo redup. Lo ada trauma kah atau kenangan buruk saat hujan? Misal ditinggal pacar waktu hujan?"
Wina awalnya mengernyit tapi beberapa saat kemudian ia menahan tawanya. Entah kenapa ucapa pria itu terdengar lucu di telinganya, seakan ia tengah menceritakan cerita dalam drama. Sungguh menggelikan.
"Lo suka nonton drama ya?"
"Kenapa lo nyimpulin gitu?" Tanya pria itu heran.
Wina menggeleng. "Pertanyaan lo kaya alur drama soalnya. Jadi gue nyimpulin lo suka nonton drama."
Pria itu mendengkus. "Lebih tepatnya dipaksa nonton drama sama adek gue."
Kali ini Wina tidak kuasa menahan tawanya. Rasanya lucu kalau ada pria yang menonton drama. Karena kebanyakan yang ia tahu, pria menganggap lebay cerita dalam drama.
"Lo suka nonton drama apa?" Tanya Wina entah kenapa ia jadi penasaran akan genre yang disukai oleh pria di hadapannya.
"Gue nggak terlalu ingat sih. Tapi yang terakhir kali gue tonton sampai habis tuh." Pria itu menjeda kalimatnya untuk berpikir sejenak. "Apa ya judulnya? Gue lupa. Kalau nggak salah ada semangka-semangkanya gitu dah."
"Ada semangka? Dalam dramanya ada yang makan semangka?" Tanya Wina bingung.
"Bukan, di judulnya isi semangka gitu."
Wina seketika tertawa geli setelah mengerti maksud yang dikatakan oleh pria itu. "Oh twingkling watermelon? Yang ceweknya tuli kan?"
"Nah iya itu, si Cheong-ah. Cakep ceweknya. Sama yang mafia-mafia itu gue nggak tahu judulnya. Pokoknya anak sekolah yang bunuh-bunuhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trap
FanficBagaimana seorang gadis yang selalu mengeluh akan jomblo sebenarnya memiliki pengagum rahasia? Bagaimana kalau tiba-tiba sang gadis harus harus melayani pengagum rahasia karena suatu jebakan? *** "Jodoh itu dijebak bukan ditunggu." -Barra Nararya "...