Happy Reading
-
-
-
-
-"
Apa-apaan tiba-tiba online anjir. Outfit gue sia-sia." Keluh Selin yang membuat Jenni melemparnya dengan bantal.
"Bisa diem nggak. Udah bagus online jadi kita bisa kelas nyambi makan."
"Ya kan setidaknya kalau ngasih tahu dari jauh-jauh hari gue bisa make kemeja doang tapi bawahnya koloran."
"Kalau info dari jauh-jauh hari namanya bukan ada acara dadakan ogeb. Gue tabok juga lo lama-lama." Emosi Jenni.
"Ck udah deh, tetap aja kos gue yang jadi tempat singgah lo berdua." Celetuk Wina malas yang seketika membuat kedua temannya nyengir.
"Kan dah ditraktir makan. Udah absen juga, ayo makan dulu." Ucap Selin langsung membuka makanan yang baru ia pesan melalui aplikasi online.
"Btw untuk post test ada yang dapat jawabannya nggak?" Tanya Jenni.
"Nggak ada bjir, pelit amat kelompok penyaji sekarang. Awas aja nanti bakalan gue bantai dan kritik presentasi mereka." Ucap Selin seakan penuh dendam.
"Kaya nyimak aja lo." Celetuk Wina.
"Nyimak gue, tapi isi perut dulu. Entar gue pasti peringkat atas pas tes." Ucap Selin dengan binar mata membara.
Mereka pun mengisi perut dengan tenang diiringi suara presents dari teman kelas mereka. Setelah itu mereka membereskan sisa makanan itu.
"Aduh kok gue jadi pengen rebahan." Ucap Selin membawa laptopnya menuju kasur lalu tidur tengkurap menghadap leptop. "Simak guys biar pinter."
Wina hanya mencibir tapi ikut meletakkan kepalanya di atas kasur. Sedangkan Jenni sudah terduduk di atas kasur dengan leptop di atas bantal. Yah sudah hukum alam, siapa yang punya kos pasti tidak mendapatkan tempat di kasur.
"Ah mending baca langsung di ppt nya. Nggak masuk di otak gue kalau nyimak online." Ucap Selin berisik dan 5 menit kemudian. "Ah masa bodo anjing, entar jawab sekenanya aja gue mau tidur 15 menit."
Dan setelahnya Selin benar-benar tertidur. Wina dan Jenni saling toleh. "Lo yakin dia bisa nyimak dengan baik kalau online?" Tanya Jenni.
"Mana bisa, lihat hasilnya." Lalu mereka berdua pun cekikikan sendiri dan memfoto Selin yang tengah tertidur dengan gaya aneh. Tak lama setelah itu Wina dan Jenni menyusul.
Memang apa yang kalian harapkan dari kelas online. Suara-suara yang keluar dari speaker leptop seakan lagu pengantar tidur bagi tiga orang itu.
"Kalau begitu kita lakukan kuis dulu."
Wina yang mendengar itu samar-samar mengerjapkan matanya dan lalu terduduk hingga seluruh kartunya hilang. "WOI KUIS WOI CEPET BANGUN!"
Seketika mereka heboh sendiri. Kos yang awalnya aman tentram tanpa gangguan seketika ribut seperti sebuah pertengkaran hebat.
Setelah masa krisis itu berlalu, Wina pun menghela napasnya. "Baru kali ini gue benar-benar baca soal kuis."
"Lo rank berapa Win?"
"6."
"Bukan maen, itu bisa dikatakan rank 1 karena kelompok penyaji rank 1-5." Ucap Selin bertepuk tangan heboh.
"Lo berapa Sel."
"Cih jangan nanya-nanya rank, gue sensitif." Ucap Selin lebay.
"Halah paling rank akhir."
"Jaga mulut lu ya! Gue rank 18 mau apa lo!" Seru Selin emosi. "Emang lo rank berapa?"
"10 dong."
"Halah paling nge-cheat. Pasti lo diajarin pacar lo buat nge-cheat di aplikasi itu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trap
FanfictionBagaimana seorang gadis yang selalu mengeluh akan jomblo sebenarnya memiliki pengagum rahasia? Bagaimana kalau tiba-tiba sang gadis harus harus melayani pengagum rahasia karena suatu jebakan? *** "Jodoh itu dijebak bukan ditunggu." -Barra Nararya "...