Happy Reading
-
-
-
-
-"Senang ya akhirnya bisa deket sama crush?" Sindir seseorang yang membuat Barra menoleh lalu nyengir.
"Eh abang, om sama tante sehat?" Tanya Barra dengan senyuman tapi kakinya melangkah mundur.
"Sehat dong, kan dapat cipratan gaji dari pekerjaan penuh tekanan dari lo. Selama beberapa minggu ini hidup gue di rumah berasa di neraka tahu nggak."
"Itu kayanya pengaruh matahari ngungsi ke bumi deh."
"Hahaha lucu banget lu kunyuk!" Ucap Beno, atau biasa dipanggil Babon oleh Barra adalah sosok manager yang saat ini sudah menahan kerah belakangnya.
"Bang lepas! Nanti baju gue robek."
"Robek tinggal beli. Lo aja bisa gaji gue tanpa kerja sampai bayar pinalti karena pembatalan kontrak." Ucap Beno dengan aura mengintimidasi.
"Banggg." Rengek Barra.
Barra akui ia telah membatalkan beberapa kontrak produk yang bekerja sama dengannya karena jadwalnya benturan dengan latihannya bersama Wina. Itupun tanpa konfirmasi ke Beno sehingga Beno kena semprot klien yang berakhir membayar pinalti.
"Apa? Mau protes? Nggak ada ya lo bolos lagi. Ada banyak tawaran kerjasama sekarang dan banyak collab yang harus lo lakuin karena ada pengunduran jadwal. Jadi untuk minggu ini hidup lo full kerja." Ucap Beno tertawa setan.
Barra menggeleng tidak terima. "Bang, gue harus ketemu Wina. Minimal sehari tiga kali biar gue bisa bertahan hidup. Kalau gue mati karena tekanan kerja setidaknya sebelum mati gue lihat muka Wina biar gue nggak jadi arwah penasaran."
"Bisa nggak lebaynya dikurangin? Ini udah gue padetin seminggu, lo mau nggak ketemu sebulan. Lagian apaan dah isi latihan, kan lo dah khatam tampil dipanggung."
"BEDA YA" teriak Barra tidak terima. "Ini karena adanya jebakan untuk dekat dengan Wina."
"Orang gila. Pokoknya minggu ini full kerja! Ngerti?!"
"Nggak!"
"Oke mutasi bayar pinalti lo masih di gue. See you di ruangan Pak Bondan."
"Hah anjing jangan bawa-bawa Papa!"
"Watch your language!"
"Iya gue kerja. Puas! Dasar nggak berperikemanusiaan. Manusia sinting, gila, rese!"
"Gue tahu lo lagi ngatain diri sendiri Barra Nararya."
"HAH SEMUANYA GILA, GILA, GILA ARGHHHH NGGAK ADA YANG NGERTIIN GUE!"
***
"Hai guys, lama ya nggak ketemu." Sapa Barra saat mengadakan live dengan wajah kurang semangat. Rasanya sangat kesal karena Beno sudah kembali dan mengawasinya 24/7.
"Kok mukanya melas? Kamu nggak apa-apa?" Ucap Barra membaca salah satu komentar.
Barra memanyunkan bibirnya. "Sejujurnya aku lagi sedih, karena nggak bisa ketemu seseorang beberapa waktu terakhir."
Barra membelalakkan matanya saat tiba-tiba kolom chat jadi sangat ribut dan setiap pertanyaan hilang dengan cepat. "Eh tenang-tenang, satu-satu ya aku nggak bisa baca komen kalian."
"Oh oke, siapa yang aku kangenin?"
Barra tersenyum tipis. "Kepo deh."
Barra tertawa melihat respon penggemarnya yang kesal karena ia tidak langsung memenuhi keinginan mereka.
"Loh Barra udah punya pacar?"
Barra mengulum senyumnya. "Otw guys jadi nggak bisa di reveal dulu."
"Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trap
FanfictionBagaimana seorang gadis yang selalu mengeluh akan jomblo sebenarnya memiliki pengagum rahasia? Bagaimana kalau tiba-tiba sang gadis harus harus melayani pengagum rahasia karena suatu jebakan? *** "Jodoh itu dijebak bukan ditunggu." -Barra Nararya "...