Bab 6 Modus

90 17 4
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-

"Sakit gigi lo?" Tanya Ethan saat melihat temannya itu tengah memakai masker di dalam ruangan sekretariat yang cukup sumpek karena AC-nya tengah bermasalah.

"Diem, gue lagi mendalami peran jadi idol. Gimana? Baguskan outfit gue? Keren kan?" Tanya Barra semangat memamerkan outfitnya.

"Dibandingkan keren, lo lebih kaya penjahat kelamin sih. Rame bener kaya mau nyulik cewek." Celetuk Archen, pasalnya Barra memakai masker, headphone, dan outer kemeja biru lengan panjang.

Barra mencibir. "Gini nih kalau orang nggak ngerti fashion. Ini tuh namanya fashion. F A S H I O N. Kata Mitha di Korea lagi trend pake headphone sama masker."

"Bukan nggak ngerti tapi gerah anjing, di Korea mah enak ada musim salju. Lah elu, di panas yang terik ini bisa-bisanya make pakaian berlebihan gini, biasa juga ngegembel." Cibir Archen.

"Dih kapan gue ngegembel? Nggak ada ya!" Ucap Barra tidak terima.

"Halah yang biasanya kaosan doang. Kalau bisa ke kampus pake kolor doang juga gue yakin lo make kolor doang." Ucap Ethan mengingat seorang Barra tidak pernah mau ribet.

"Jangan lupa, kalau nggak ada urusan penting di sekre dia cuma koloran dan ini manusia yang nggak pernah absen bawa sendal di mobilnya." Tambah Archen.

Barra mencibir. "Bisa nggak lo pada menghargai effort gua untuk ketemu ayang. So stop judging my outfit start apresiasi my effort."

"Buset Bar, mau ngebom dimana lo?" Tanya Achi yang baru saja datang yang membuat Barra semakin kesal.

"Emang salah gue kesini, nggak ada yang ngerti fashion. Emang kampungan semua. Mending gue nunggu ayang di parkiran FEB." Ucap Barra ngambek.

"Heh anak FEB keluar sejam lagi anjing, nggak gerah lo nunggu sejam dengan pakaian begitu?" Ucap Achi.

"Diem, gue nggak butuh komentar dari mulut kotor lo! Mending nyari ayang."

"Ayang, ayang, pede banget mau diterima." Ejek Archen.

"Gue ganteng, emang ada yang nggak mau sama gue." Ucap Barra dengan kepedean setinggi langit.

***

"Duh Bu Maria isi ada kuis lagi. Nih si Barra, Barra dah nunggu katanya diparkiran." Keluh Wina saat selesai kelas dan mengemasi barang-barangnya.

"Cie yang mau ngedate." Goda Jenni.

"Anjing lu, ngedate dari mananya? Ini gue mau otw jadi kacung." Kesal Wina yang membuat kedua temannya tertawa.

"Selamat bekerja kacung." Ejek Selin.

"Diem ya anjing."

"Galak bener deh kacung satu ini. Udah ditunggu majikan ya?" Ucap Selin semakin mengejek.

"Fuck!" Seru Wina memberikan jari tengah pada kedua temannya yang membuat kedua temannya tertawa puas. Setelah itu Wina buru-buru menuju parkiran tempat Barra telah menunggu.

Saking cepat-cepatnya ia sampai tidak sadar ada jalan yang tidak rata sehingga prediksinya melangkah salah dan jatuh. Wina meringis tapi buru-buru berdiri karena rasa sakitnya tidak seberapa dibandingkan rasa malunya dilihat oleh orang. Jadi dengen menutupi sedikit wajahnya ia segera berjalan menuju parkiran berharap tidak ada yang memperhatikannya lagi.

"Hah sialan. Mana sih?" Umpat Wina mencoba mencari mobil putih milik Barra. Sampai ia melihat sebuah mobil dengan warna dan plat yang sesuai dengan apa yang diberitahukan oleh Barra.

Love TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang