Bab 29 Luapan Emosi

50 13 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-

Hari ini Barra dan Wina berencana untuk berjalan-jalan ke bazar yang diadakan di halaman rektorat. Bazar ini adalah perpanjangan event dari dies Natalis Universitas Sanjaya.

Tapi yang membuat wajah Barra tertekuk adalah dua manusia yang tidak di undang malah menganggu kebersamaannya dengan Wina. Mau menolak pun ia tidak bisa karena Wina terlihat bahagia dengan mereka.

Mereka bertiga memang sudah berbaikan, Barra bersyukur akan hal itu. Tapi ia tidak menyangka, dengan mereka yang sudah berbaikan, atensi Wina jadi terbagi lagi ke banyak hal. Jadi waktu kebersamaan ia dan Wina jadi berkurang.

"Foto dulu coba!" Ucap Selin menyodorkan ponselnya agar dipegang Wina yang diduduk di depan di samping kemudi.

Wina menerimanya dan langsung menjulurkan tangannya agar semua terlihat. Tapi sangat sulit untuk menangkap Barra juga.

"Cisss!" Ucap Selin sudah berpose.

"Ih kok lama sih?" Protes Jenni.

"Bentar Barra nggak kelihatan." Ucap Wina yang masih mengatur posisi ponsel ditangannya.

"Udah nggak usah, bertiga aja. Dia kan nggak masuk circle." Ucap Selin yang hanya dibalas cibiran oleh Barra.

"Tau, udah tau mau girls time tapi dia malah ngintilin. Salah sendiri kan?" Tambah Jenni yang membuat Barra semakin kesal.

Serius nih dia diginiin? Sebenarnya rencana awalnya dia hanya pergi bersama Wina, tapi mereka berdua mau ikut. Jadi siapa yang sebenarnya ngintilin disini?

"Ayo Win, cepet!" Desak Selin.

Wina jadi merasa sedikit berasalah pada Barra. Karena Wina yang menyetujui Selin dan Jenni ikut, Barra jadi bad mood. Tapi ia juga tidak bisa membela sekarang. Jadilah ia hanya mengucapkan permintaan maaf dengan nada rendah yang dibalas senyuman oleh Barra.

Tiga perempuan yang berada di mobil Barra itu pun tak henti-hentinya mengambil foto. Mungkin kalau dihitung itu bisa mencapai ratusan foto bahkan mungkin ribuan.

Bagaimana tidak? Disaat Jenni merasa fotonya bagus, Selin yang tidak setuju. Disaat Selin yang merasa fotonya bagus, giliran Jenni yang tidak setuju. Disaat keduanya sudah sepakat setuju, giliran Wina yang mengeluh. Pokoknya untuk mendapatkan kesepakatan ketiganya mereka harus melalui berbagai gaya dan foto yang tiada akhir. Hal tersebut juga sering terjadi pada adeknya, Mitha. Perempuan benar-benar sulit dimengerti.

Setelah akhirnya Jenni dan Selin yang berunding di belakang. Wina akhirnya menoleh ke arah Barra. Barra yang menyadari tatapan Wina langsung melirik.

"Mau foto?" Tanya Wina yang entah kenapa membuat Barra salting.

"Boleh," Ucap Barra lalu menyerahkan ponselnya pada Wina dan Wina langsung membuka aplikasi kamera dan mengarahkan kamera ponsel ke Barra.

"Mau di foto kaya gimana?" Tanya Wina.

Barra berhenti tepat di lampu merah terakhir. Ia lalu menoleh ke arah Wina. "Mau swafoto sama lo."

***

"Eh gue mau beli odeng, ada nitip nggak?" Tanya Selin yang benar-benar kalap dalam berbelanja.

Selin benar-benar tidak memiliki rasa lelah, padahal baru sembuh dari sakit. Bahkan sepertinya gadis itu telah mencicipi setiap stand yang ia lewati. Yang berakhir dengan seluruh makanan itu berada di tangan Fabian.

Yah Fabian, pria malang itu baru saja dipanggil oleh Selin untuk datang untuk menemaninya berwisata kuliner. Karena mengajak Wina dan Jenni adalah kesalahan besar, karena keduanya memiliki lambung yang kecil dan sangat picky terhadap makanan.

Love TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang