Happy Reading
-
-
-
-
-"BARRA NARARYA ANJING APA-APAAN LO MUTUSIN SENDIRI HAH?!" Seru Bintang.
Seorang Sabintang Pradipta yang cukup tenang dan kalem dalam menghadapi segala situasi tiba-tiba berteriak marah, penyebabnya tidak lain dan tidak bukan, pasti Barra Nararya. Kalau ada kompetisi memancing amarah maka Barra akan menduduki peringkat satu.
"Kenapa sih? Coba duduk tenang." Ucap Barra kalem dengan senyum cerah, moodnya sedang sangat baik hari ini.
Bintang meraih kerah kemeja Barra emosi. "Apaan lo tiba-tiba buat kesepakatan dan bawa-bawa nama gue? Gue abis dimaki-maki sama Jenni anjing." Ucap Bintang dengan nada penuh amarah.
"Yaelah Jenni doang, lo kasih Ethan aja langsung kalem."
"Ya lo ngomong gampang. Maksud lo apa gue tanya? Waktu ini gue tawarin lo nggak mau, sekarang tiba-tiba mau. Lo mau ngehancurin reputasi gue apa gimana? Jangan mentang-mentang kita deket ya lo jadi seenaknya sendiri." Omel Bintang.
Barra terkekeh lalu menepis tangan Bintang dari bajunya. "Gue udah mau loh nggak dibayar untuk ngisi acara lo. Untung berapa tuh proker karena nggak bayar gue? Sebagai imbalan gue pakai nama lo nggak masalah kan? Toh cuma ngasih asisten spesial."
"Gue udah kabulin apa yang lo mau. Awas aja lo buat masalah, habis lo sama gue!" Ancam Bintang dengan suara rendah.
"Aman. Selama lo nempatin Wina disisi gue." Ucap Barra nyengir.
Bintang menghela napas kasar mencoba untuk menahan emosinya. "Hah anjing, untung lo bermanfaat, kalau nggak beneran habis lo sama gue hari ini."
Barra tersenyum. "Sama-sama."
"Pokoknya kalau lo beneran jadian, lo harus bayar gue dengan harga setimpal, gue udah mempertaruhkan proker gue karena lo."
"Nggak masalah, hari ini gue datang ke sekre juga karena mau traktir kalian semua. Karena hati gue lagi berbunga-bunga habis dichat ayang." Ucap Barra tersenyum cerah.
"Hah serius? Seorang Barra Nararya nraktir? Biasanya juga lo nyomot makanan orang." Ucap Achi heran.
"Lagi baik gue. Mau nggak? Sebut aja biar gue yang bayar." Ucap Barra dengan senyum congaknya.
"Traktir? Gue mau Richeese dong." Ucap Ethan yang baru masuk ke ruangan.
"Traktiran aja lo cepet." Cibir Bintang.
"Emang lo nggak mau?"
"Gue satu, Richeese yang satu ekor. Butuh tenaga gue ngehadepin orang macam Barra." Ucap Bintang enteng yang membuat Ethan mendelik.
"Orang gila. Yaudah gue tugas ngelist, yang lain mau apa? Ayo kita kosongkan saldo gopay Barra." Ucap Ethan antusias.
"Kepiting saus tiram dong!" Seru Karin lalu disusul pesanan yang lain.
Barra tidak memusingkannya. Ia hanya menumpukan dagu di atas kedua tangan dengan senyum cerah. Kapan lagi kan seorang Barra yang perhitungan mau repot-repot keluar uang buat neraktir teman-temannya.
"Bar besok ikut periksa lapangan bareng gue sama Ethan?" Tanya Karin.
"Nggak, gue mau mempersiapkan diri dan menjaga pola hidup sehat sebagai effort mau ketemu ayang 3 kali seminggu nanti." Jawab Barra senang.
"Anjing gue mau ngehujat tapi mau ditraktir. Oke untuk saat ini gue akan membiarkan lo dengan pikiran gila lo." Ucap Karin walau matanya menyiratkan penuh hujatan.
"Rin, saran tempat ngedate yang bagus dong. Lo kan temennya Winara. Wina sukanya date dimana? Soalnya gue stalk medsosnya nggak dapat petunjuk anjir." Ucap Barra mengeluh sekaligus penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trap
FanfictionBagaimana seorang gadis yang selalu mengeluh akan jomblo sebenarnya memiliki pengagum rahasia? Bagaimana kalau tiba-tiba sang gadis harus harus melayani pengagum rahasia karena suatu jebakan? *** "Jodoh itu dijebak bukan ditunggu." -Barra Nararya "...