MENERJANG_BATAS
ENJOYYY
🖤🖤🖤
***
Javier melihat foto yang baru saja dikirim Maisya, foto tersebut memperlihatkan Johnny bersama perempuan dari belakang. Meskipun foto diambil dari sisi belakang, Javier amat mengenal postur tubuh kekasihnya.
Netranya melihat jam digital yang menunjukkan pukul 21.45 WIB. Pikiran Javier berkelana, dari mana Johnny bersama perempuan itu. Apalagi seharian ini dia tidak mendapatkan kabar.
Bergelut dengan pikirannya, pesan dari Maisya muncul kembali.
May plend
21.40[Aku bukan mau mengadu domba kalian, jangan berprasangka buruk dulu. Coba tanya, Kak Johnny.]
21.43
[Apa aku samperin saja, dia neduh di toko tanteku sekarang.]Dengan cepat Javier membalas pesan sahabatnya, Maisya tidak perlu mendatangi Johnny. Biar dirinya saja yang bertanya.
Langsung Javier menghubungi lelaki bongsor itu, hingga percobaan kelima kalinya panggilannya tetap tidak terjawab.
Dia berusaha untuk menenangkan diri, meskipun pikirannya semerawut membayangkan hal yang tidak diinginkan.
[MENERJANG_BATAS]
KLX hitam berhenti di indekos tempat Tasya tinggal, gadis itu turun dari motor Johnny kemudian tersenyum sembari berkata, "Makasih, ya, Jo. Maaf, ngerepotin kamu.""Santai saja, lain kali jangan keluar malem-malem, bahaya."
Tasya tersenyum lebar, dia mengangguk semangat. Senang rasanya mendapat perhatian dari lelaki yang diam-diam dikagumi.
Cukup lama rasa itu terpendam, bukan maksud enggan mengutarakan. Namun, dia sadar bersanding dengan pangeran kampus sangat kecil kemungkinannya.
Tasya hanya gadis yatim yang mendapat beasiswa, dia rela meninggalkan sang ibu demi mengemban ilmu. Dengan tujuan, hidup lebih mapan setelahnya.
"Aku balik," kata Johnny menutup kaca helm.
Tasya masih melihatnya, bagaimana sosok yang dia suka pergi tidak tahu kapan lagi bisa seperti tadi. Sungguh, jika bisa Tasya ingin Johnny menjadi miliknya.
Hingga panggilan dari seorang yang dihindari membuat Tasya terpaksa menoleh. "Ngapain kamu ke mari, ini udah malem?!"
"Justru aku yang seharusnya bertanya, dari mana kamu sama laki-laki tadi?"
Tasya menghela napas kesal. "Bukan urusanmu!" Setelahnya gadis itu membuka gerbang pintu indekos.
"Maksud kamu apa? Tentu saja itu menjadi urusanku sekarang."
"Mau kamu apa, sih, dasar Om-Om!" sentak Tasya. "Jangan mentang-mentang kita dijodohkan kamu jadi semena-mena, sana pergi!"
[MENERJANG_BATAS]
Javier terpaksa terjaga saat merasakan perutnya bergejolak, akibat bangun secara mendadak mengakibatkan pandangannya mengelap. Tubuhnya pun terjerembab dengan kedua tangan berusaha menahannya.
Napasnya memburu, sebisa mungkin Javier menenangkan diri. Kemudian kembali bangkit perlahan menuju kamar mandi.
Tadi rasa ingin muntah sangat mendesaknya, tetapi setelah berhadapan dengan wastafel tidak ada sesuatu yang dikeluarkan.
Javier kembali ke tempat tidur, dia duduk di tepian kemudian meraih ponselnya. Beberapa pesan dari Johnny juga panggilan tidak terjawab, saat melihat pewaktu ternyata dia tertidur hingga jam 02.35 WIB.
Kak Jo
22.11
| Sayang, maaf, ya, hari ini aku gak ngabarin kamu. Pusing banget, ini, lagi revisi bab akhir. Do'ain pacar gantengmu ini biar cepat sidang.| Hujan deres banget, jangan nyalain AC nanti kamu flu
22.27
| Sayang, kamu tidur?| Ya, sudah. Selamat malam, mimpi aku, ya, lov yu
Entah kenapa, membaca pesan dari Johnny membuat air mata Javier terjun tanpa segan. Jantungnya berdebar merasakan sakit yang tidak bisa diutarakan.
Gadis itu baru tahu, ternyata begini rasanya sakit tidak berdarah. Memang benar, terlalu mencintai itu kurang baik.
"Kenapa Kak Johnny gak bilang dia pergi sama cewek lain?"
MENERJANG_BATAS
👇🏻 klik, klik ... Klik, klik ... Klik, klik
KAMU SEDANG MEMBACA
Menerjang Batas
FanfictionMENERJANG BATAS *** Cinta itu bagaimana, sih, sebenarnya? Suatu kejadian yang tak disengaja membuat Javiera dan Johnny menjadi dekat, mereka merasa nyaman dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan. Hingga ada batasan yang tanpa sadar mereka...