[MENERJANG_BATAS]Enjoyyy
🖤🖤🖤
Javier baru saja rebahan di kamarnya setelah mencuci baju. Sabtu sore jika tidak ada kegiatan, Javier memang sering mencuci baju agar paginya bisa lebih santai.
Asyik bermain ponsel tiba-tiba dia mendengar mobil kakaknya berbunyi. Langsung saja Javier bangkit, kemudian berlari ke balkon. Terlihat di sana Javian memanasi mobil sebelum pergi.
"Mas, mau ke mana!"
Javian mendongak. "Supermarket, kenapa mau nitip?"
Javier ingat jika kebutuhan pribadinya sudah habis, sepulang dari kampus tadi dia ingin ke minimarket, tetapi lupa. Sekarang, berhubung kakaknya keluar dia sekalian ikut.
"Buruan, dek!" teriak Javian dari dalam mobil.
Javier berlari kecil setelah menutup pintu, dia lekas masuk mobil dan duduk dengan tenang.
"Tumben nggak nitip?"
Javier menyalakan head unit sembari menjawab, tidak lama kemudian siaran radio membersamai mereka. "Memangnya Mas mau Javier nitip yang nggak ada sayapnya?"
"Biasanya juga Mas yang beli, kalau bukan Papa. "
Javier terkekeh. "Iya, sih, pengen jalan-jalan aja. Nanti mampir beli sostel, ya, sama martabak!"
"Dasar, ada maunya. Kemarin katanya diet," ungkap Javian mengacak rambut sangat adik, sedangkan gadis itu hanya bisa terkekeh.
Tampak sekali Javian sangat menyayangi Javier, mereka berdua berusaha saling menguatkan sejak 5 tahun yang lalu. Saat di mana Amanda pergi meninggalkan mereka secara tiba-tiba.
Sangat mendadak, seminggu setelah acara kelulusan Javier dari sekolah menengah pertama. Amanda meninggal dengan vonis serangan jantung.
Umur memang hanya Tuhan yang tahu, bagi Javier kehilangan sang ibu adalah pukulan terkeras yang dia terima.
Ingat dengan pesan Amanda di acara wisuda, Javier harus tumbuh menjadi gadis yang baik, ceria, sebagaimana seharusnya ada atau tanpa sosok seorang ibu.
[MENERJANG_BATAS]
"Bun, ayam apa daging?"
Nadira menoleh kebelakang, melihat kedua tangan putranya yang memegang barang berbeda. "Abang suka daging, adik-adik suka ayam. Dua-duanya aja, biar nggak berebut."
"Oke, ambil dua-dua, ya."
"Heem," sahut Nadira sibuk memilih bahan lain. "Abang bisa cari alat mandi, Bunda cari buah."
"Bunda, bisa nggak panggilnya jangan Abang, Johnny aja."
Nadira mengernyit. "Kenapa?"
"Aneh, aja, Bun. Johnny udah segende ini masih dipanggil Abang."
"Kan, ngajarin dua adikmu."
"Ya, 'kan bocil-bocil nggak ikut," kata Johnny memaksa. "Pokoknya, panggil Johnny kalau nggak ada bocil."
Nadira terkekeh mendengar permintaan putra sulungnya, padahal panggilan itu ibarat panggilan sayang dari Nadira.
Namun, putranya merasa jika sudah besar dan panggilan Abang kurang pantas untuknya yang berbadan bongsor.
Di tempat yang sama, Javier dan Javian baru saja tiba. Mereka langsung mencari apa saja yang dibutuhkan, Javier yang selalu merekomendasikan makanan baru agar tidak bosan. Sedangkan Javian ikut saja apa yang adiknya inginkan.
Tiba di tempat kebutuhan khusus wanita, Javier mengambil dua buah pembalut kemudian berjalan ke sisi yang lain untuk mengambil shampo, sabun, dan pasta gigi.
Setelah mendapatkan beberapa barang, Javier bermaksud kembali ke tempat Javian berada. Nahas, sangking semangatnya dia berbelanja ketika berbalik Javier tidak melihat suasana sekitar.
Tabrakan pun tidak bisa dihindari, barang yang Javier bawa berhamburan begitu juga dengan dirinya yang terjerembab ke lantai.
"Aduh!"
"Nah ... Nah, nggak tolah-toleh sebelum belok."
Javier menyiakan rambutnya, dia kenal dengan suara itu. Suara yang tiga hari lalu dia dengar di kantin kampus.
"K-kak Johnny."
"Hem, masih ingat ternyata," sahut lelaki bongsor itu sembari mengambil barang-barang Javier.
Javian berjalan mendekat untuk mencari Javier, dia mendengar suara cukup keras takutnya sangat adik menjatuhkan sesuatu. "Sayang, ngapain kamu?"
Mereka berdua pun menoleh bersamaan. Javier menggeleng sembari tersenyum, sedangkan Johnny berperang dengan pikirannya.
[MENERJANG_BATAS]
Para readers, dimohon untuk meninggalkan jejak🙏🏻Terima kasih.
![](https://img.wattpad.com/cover/358450107-288-k868832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menerjang Batas
Fiksi PenggemarMENERJANG BATAS *** Cinta itu bagaimana, sih, sebenarnya? Suatu kejadian yang tak disengaja membuat Javiera dan Johnny menjadi dekat, mereka merasa nyaman dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan. Hingga ada batasan yang tanpa sadar mereka...