Cerita ini hanya sekadar hiburan saja, jika ada kesamaan nama tokoh harap maklum.
Jangan lupa tekan bintang dan berikan komentar kalian, terima kasih.Enyoyy
🖤🖤🖤
"Astaga, Kak Johnny ganteng banget, gila!" kata Maisya menggebu. "Mau jatuh ke pelukannya bisa nggak, sih!"
Javier melempar pandangan ke sekitar, mencari sosok bernama Johnny yang membuat temannya seakan kesurupan.
Sayangnya, mau dicari sampai kapan pun tidak akan ketemu karena Javier tidak kenal siapa cowok tersebut.
"Johnny siapa, sih?"
Maisya melotot menatap Javier, dia terlihat tidak percaya jika sahabatnya tidak mengenal pangeran kampus. "Javier, kamu serius nggak kenal Kak Johnny. Dia ini salah satu pangeran kampus, loh?!"
"Emang nggak kenal, kok" sahut Javier enteng. "Kenapa, wajib banget, ya, kenal sama Johnny ... Johnny itu?"
"Wajib, Javiera Agung Sadewa!"
Javier berdecih. "Kayak penting aja, sih, Mai!"
Tanpa mereka tahu, lelaki yang sedang dibicarakan ada di sekitar mereka. Johnny bersama Dimas baru masuk kantin fakultas, dia mendengar apa yang dikatakan Javier. Tentu hal itu membuat Dimas tertawa, ternyata Johnny tidak seterkenal itu.
"Wah, John. Ternyata masih ada yang nggak kenal, elo!"
Johnny penasaran siapa yang tidak mengenal dirinya, padahal wajah tampannya terpampang di jalan masuk kampus dengan prestasi yang gemilang. Lelaki itu salut juga merasa tertantang.
Dengan santai dia berjalan mendekati meja sisi kiri pintu kantin, berdehem untuk memutus pembicaraan dua gadis di sana.
Maisya tentu terkejut dengan kedatangan sang pangeran kampus bahkan gadis berambut sebahu itu bangkit dengan gagap.
"Kak-kak Johnny!"
Johnny tersenyum ceria, hingga memperlihatkan cekungan di pipi atasnya. "Hay, boleh gabung nggak, nih?"
Tanpa dipersilakan Johnny duduk di depan Javier, diikuti Dimas. Suasana yang tercipta mendadak hening, Javier menatap dua pendatang yang asing di matanya dengan kesal.
Tentu Johnny melihat raut wajah gadis itu, tetapi bukannya pergi dia santai duduk di sana. Menurut Johnny, Javier gadis yang sangat menarik.
"Mimpi apa semalam bisa duduk bareng pangeran kampus!"
Maisya berdeham, kemudian kembali duduk dengan senyum manis. Javier yang melihat, semakin kesal. Dia sekarang tahu siapa Johnny yang selalu membuat sahabatnya lupa jati diri.
"Bisa aja, sih, dek, padahal ada yang lebih ganteng," sahut Johnny santai. "Ini, udah pada pesen?"
"Cuma minum doang, sih, Kak. Kenapa, kak Johnny mau dipesenin makanan?"
Johnny mengangguk, kemudian menatap Dimas. "Boleh, sih, sama Dimas biar nggak sendirian. Temenin, Dim."
Javier yang melihat Maisya akan pergi pun ikut bangkit, tetapi dicegah oleh Johnny. "Eh, mau ke mana?"
"A-itu, ikut pesen makanan!"
"Udah, lo di sini aja, sih, Jav. Temenin Kak Johnny, katanya tadi, lo diet."
Javier tidak bisa berkutik, dia dengan kaku kembali duduk. Sungguh, satu meja dengan orang yang tidak dikenal sangat tidak enak. Dia ingin lenyap sekarang juga kalau bisa.
"Ngomong-ngomong, aku Johnny. Belum kenal, kan?"
Ragu-ragu Javier menjabat tangan Johnny, senyumnya dipaksa muncul dengan cicitan kecil. "Javier."
"Ou, namamu kayak laki."
Javier tersenyum. "Javiera, panggil Javier aja, Kak."
"Temen-temenmu semua panggil Javier?" tanya Johnny basa-basi.
"Iya."
"Kalau begitu, biar beda aku panggil Vira aja, gimana?"
Senyum Johnny merekah saat melihat semburat di kedua pipi Javier, entah kenapa melihat gadis yang duduk di depannya ini hatinya bergejolak.
[MENERJANG_BATAS]
Hai teman-teman, aku bawa cerita baru dengan tokoh yang masih sama, yaitu Johnny nct.
Entah kenapa, aku udah mantep banget sama dia, jadi mudah buat karakternya.
Sebenarnya ini draft lama, hanya belum ending.
Semoga suka, ya.
Jangan lupa berikan tanggapan kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menerjang Batas
FanfictionMENERJANG BATAS *** Cinta itu bagaimana, sih, sebenarnya? Suatu kejadian yang tak disengaja membuat Javiera dan Johnny menjadi dekat, mereka merasa nyaman dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan. Hingga ada batasan yang tanpa sadar mereka...