🖤 04. Baru mengenal

78 37 12
                                    

[MENERJANG_BATAS]

Enjoyyy

🖤🖤🖤

***

Sudah dua minggu ini Javier menyempatkan diri untuk joging setiap pagi, dia ingin menurunkan berat badannya yang sempat naik 7 kilo.

Sebelumnya gadis itu memiliki berat badan 48 kilo terakhir menimbang. Sebulan ini dia jajan tidak terkontrol, ternyata itu membuat berat badannya naik.

Awalnya dia merasa baik-baik saja. Pakaiannya pun masih muat, tetapi saat Javian mengatakan kalau pipinya semakin tembam. Dari sanalah Javier tahu dan bertekad untuk diet.

Diet sehat tentunya dengan lari pagi memutari komplek perumahan yang cukup luas. Meskipun begitu, Javier tidak menyakiti perasaannya seperti menahan makan sesuatu. Jajan masih lanjut, hanya saja terkontrol.

Seperti kemarin sore, dia hanya beli martabak telor. Sampai rumah makan hanya dua, sisanya Javian yang menghabiskan.

Napas Javier terengah setelah satu putaran, dia duduk di taman untuk minum dan istirahat. Komplek perumahan ini luasnya hampir 3 km, perumahan menengah atas yang dihuni kebanyakan pekerja kantoran, dengan fasilitas taman bermain juga lapangan outdoor dan indoor.

Langit perlahan terang, sinar mentari mulai menerobos. Ditambah kicau burung membuat suasana pagi terasa hangat.

Hari ini Javier ada kelas pagi, setelah beberapa saat istirahat gadis itu pun lanjut berlari menuju rumah.

[MENERJANG_BATAS]


"Mas lembur, nanti nggak bisa jemput, maaf, ya."

Javier tersenyum. "Nggak apa-apa, nanti bareng Maisya aja."

"Oke, belajar yang bener."

Javier keluar dari mobil, setelah Javian pergi barulah dia masuk kampus. Netranya melihat banner untuk menyambut mahasiswa baru, dia baru sadar jika tampang Johnny ada di sana. Lelaki itu tidak sendiri, ada satu laki-laki lagi dan perempuan di sampingnya.

"Baru tau kalau Kak Johnny ada di sana," gumam Javier, setelahnya dia melanjutkan jalan menuju fakultas.

Jarak yang ditempuh cukup jauh, letak fakultasnya ada di sisi barat. Javier harus melewati gedung serta parkiran dari fakultas tetangga, hingga sampailah dia di tempatnya menimba ilmu.

"Javier!"

Maisya berlari mendekat dengan sebungkus cilok, kebiasaan temannya itu pagi-pagi sudah jajan.

"Ak."

Javier menerima satu suap cilok dari Maisya, kemudian lengannya digeret untuk duduk di depan kelas. Berhubung kelas kali ini ada di lantai satu, matanya terhibur dengan taman serta danau buatan yang indah.

"Javier, tumben baru dateng."

"Heem, tadi Mas Jav isi bensin dulu jadi antre," kata Javier sembari menyelonjorkan kakinya.

"Kamu tadi dicariin Kak Johnny, loh" ungkap Maisya. "Kamu deket sama pangeran kampus nggak cerita ke aku!"

Kening Javier mengernyit. "Serius?"

"Ya, serius. Dia tanya begini." Maisya berdehem, kemudian berbicara lagi, "hai Memey, sendirian aja, Vira mana? Terus aku jawab, belum datang Kak. Oh, gitu, pesen, ya. Kalau Vira udah datang, bilang aku cariin. Begitu!"

Javier terkekeh. "Ada-ada, aja, sih."

"Beruntung banget sih, kamu Jav. Bisa deket sama Kak Johnny."

"Deket apa, sih, kenal juga baru beberapa hari. Dianya aja yang sok dekat," sahut Javier santai.

"Alah, awalnya bilang gitu, nanti diam-diam jadian."

Javier tidak menanggapi apa kata Maisya, apa yang dikatakan sahabatnya itu tidak mungkin terjadi.

Dirinya dan Johnny baru saja mengenal, dia juga belum tahu apakah Johnny punya kekasih? Tentu saja punya, lelaki setampan dan seasyik itu tidak mungkin sendiri.


[MENERJANG_BATAS]










Pembaca yang baik hati, jangan lupa tinggalkan jejak, ya.

Menerjang BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang