[MENERJANG_BATAS]
Enjoyyy
🖤🖤🖤
***
Langit tampak meredup, padahal siang tadi matahari masih gagah. Meskipun begitu, Javier tetap memaksa untuk ikut sangat kekasih pulang.
Sampai di sana, Nadira dan Erlan menyambut kedatangan gadis itu dengan hangat, begitu juga dengan si kembar.
Baru sampai Candra dan Mahen sudah berebut mengajak Javier bermain, berhubung sudah sore mereka pun memilih berada di ruang tengah.
Sejak tadi Candra menggerakkan sepidol merah ke buku gambar, coretan abstrak anak 4 tahun itu membentuk lonjong tampak menggemaskan menurut Javier.
Berbeda dengan Mahen, anak berperangai tenang itu membaca buku cerita bahkan lancar tanpa mengeja terlebih dahulu. Meskipun, masih lambat, menurut Javier mereka berdua sangat cerdas.
"Ecan gambar apa?" Javier bertanya.
Candra berhenti menggambar, dia menunjuk hasil gambarannya sembari berkata, "Ecan gambal pisang!"
"Itu, sih, bukan pisang, tapi telur kuda nil!"
"Kata siapa ini telul kuda nil, Abang belbohong lagi!" sentak Candra dengan suaranya yang cempereng.
Javier yang mendengar perdebatan mereka tertawa renyah, begitu juga Mahen yang ikut tertawa kemudian berkata, "itu bukan telur kuda nil, tapi cocis bakal!"
Tiba saja Nadira mendekati mereka, dia mengajak kedua anak kembarnya untuk pergi. "Ayo, siap-siap, Nak."
"Mau ke mana, Bun?"
"Mbak Yuni baru saja nelpon, Nenekmu katanya kepalanya pusing," jelas Nadira sembari membereskan buku yang berserakan.
"Ini mau ke sana?" tanya Johnny bangkit dari rebahan. "Nginep nggak?"
Nadira mengangguk. "Ayah minta menginap, palingan sehari."
"Jadi kita mau ke lumah Nek San, Bunda?" tanya Candra semangat, begitu pun Mahen.
"Iya, sayang."
"Asyik!" Candra tampak semangat, dia menoleh ke arah Johnny sembari menjulurkan lidah mungilnya. "Leeek, Abang nggak diajak, kasian! Makanya jangan suka belbohong!"
Johnny langsung bangkit, sedangkan Candra berlari membuntuti Nadira. Jika Johnny tidak bisa menangkap Candra, masih ada satu lagi pelampiasannya. Siapa lagi jika bukan Mahen.
"Aaaa! Turunin, Abang!" teriak Mahen, kakinya menendang-nendang disertai gelak tawa yang terdengar renyah. "Ecan! Tolongin Ahen!"
Tidak tahu, di antara mereka siapa yang suka mencari masalah. Hingga Javier menegur kekasihnya, takut kalau mereka berakhir menangis.
Tidak membutuhkan waktu lama, Nadira dan Erlan berpamitan kepada Javier. Mereka meminta maaf karena tidak bisa menemani gadis itu.
Sekarang tinggal mereka berdua di rumah, Johnny tampak rebahan di paha Javier. Tidak ada perbincangan yang berarti, hanya suara televisi yang mereka tonton.
Entah kenapa, tiba-tiba Johnny bertanya sesuatu yang membuat Javier salah tingkah. Gadis itu lama tidak menjawab, membuat Johnny menatapnya dari bawah.
"Kenapa nggak jawab?"
Javier menundukkan pandangannya. "Kenapa Kakak tanya begitu?"
"Ya, Kakak pengen tau saja."
"Belum."
Jawaban Javier sangat memuaskan, tampak sekali lelaki bongsor itu tersenyum lebar bahkan membuat kedua matanya menyipit.
"Kanu nggak lagi bohong 'kan? Kata guru Ecan, berbohong itu dosa," sahut Johnny bergurau.
Javier mengusap rambut Johnny yang mulai memanjang. "Aku serius."
"Kakak pengen cium kamu."
Gemericik hujan membuat sore ini lebih dingin, guntur samar terdengar. Ruang tengah yang gelap membuat keduanya larut dalam kesenangan sekejap.
Cinta itu buta, memang benar adanya. Namun, bagi mereka ada yang lebih tepat, yaitu cinta membawa malapetaka.
"Aku takut, Kak."
Johnny menyiakan rambut Javier yang menghalangi wajah. Pipi tembam gadis itu menjadi serangan pertama, hingga terus menjalar dan singgah di tempat yang lebih tepat. "Nggak apa-apa, jangan takut. Kita janji lakuin ini cuma sekali. Kakak cinta sama kamu, Javier."
Javier menerima sentuhan yang Johnny berikan sore itu, dia terlalu mencintai sehingga tidak kuasa untuk menolak.
Ini sama-sama yang pertama bagi mereka berdua, tanpa tahu perbuatan yang dilakukan berdampak pada masa yang akan datang.
[MENERJANG_BATAS]
Bagaimana tanggapan kalian?
Jangan lupa vote dan komen🖤
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Menerjang Batas
FanfictionMENERJANG BATAS *** Cinta itu bagaimana, sih, sebenarnya? Suatu kejadian yang tak disengaja membuat Javiera dan Johnny menjadi dekat, mereka merasa nyaman dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan. Hingga ada batasan yang tanpa sadar mereka...