[MENERJANG_BATAS]
Enjoyyy
🖤🖤🖤
***Seperti yang sudah dijanjikan tadi, Javian membawa adiknya ke lapangan Lentera setelah belanja. Di sini ibarat alun-alun kedua di Surabaya, banyak jajanan kaki lima tinggal memilih. Mau yang di pinggir jalan atau pujasera masuk ke lapangan.
Berhubung jalanan sempit karena banyak pengunjung, Javian membawa mobilnya masuk. Setelah mendapatkan kartu parkir, dia mengikuti langkah Javier menuju stand martabak dan terang bulan di sisi kanan jalan.
Melihat ramainya pembeli membuat Javian malas sebenarnya, dia hanya mengikuti sang adik yang semangat berdiri bersama pembeli lain.
Tiga puluh menit lebih belum ada tanda-tanda surutnya pembeli, masih ada dua orang yang antre. Padahal Javian sejak tadi sibuk dengan ponsel, tetapi perlahan bosan juga.
Setelah memasukkan benda itu ke selempang, lengannya menimpa bahu Javier. "Pindah, yuk."
"Kenapa, bentar lagi giliran Javier"
Javian menghela napas. "Bang, bisa nggak saya duluan-"
"Enak aja, antre dong, Mas!" sentak perempuan yang berdiri di samping Javier, dia menatap tajam Javian dengan kedua matanya yang sipit.
"Biasa aja kali, natapnya. Nggak pernah lihat cowok ganteng apa."
Javier mencubit pinggang kakaknya, kemudian tersenyum meminta maaf kepada perempuan tersebut.
[MENERJANG_BATAS]
Sampai rumah Johnny membantu ibunya membawa barang belanjaan ke dapur, baru juga sampai suara berisik dua bocil membuat telinganya seperti kemasukan semut."Bunda susu Ecan!"
"Bun, semangka!"
Nadira terkekeh mendengar kedua putra kembarnya yang saling berebut meminta pesanan masing-masing. Inilah yang wanita baya itu sukai, setelah lelah berkeliling di supermarket. Pulang-pulang dihadang bocil-bocil, rasa lelah pun hilang dalam sekejap.
"Hedeh, capek-capek dari pasar, ini dua bocil ribut amat!"
Candra menatap kakaknya sinis, tanpa perasaan tangan mungilnya menepuk bokong sang kakak dengan sekuat tenaga.
"Heh, bocil ngapain barusan!" Johnny melebarkan matanya sembari mengusap bagian yang baru dipukul Candra.
"Bialin, wek! Ecan mau ambil susu pesanan Ecan, kok."
"Nggak ada susu, sapinya mati digigit tawon!"
Mendengar itu Candra menoleh ke arah Nadira yang sibuk menata barang belanjaan. Raut wajah anak 4 tahun itu tampak khawatir, seakan apa yang dikatakan kakaknya itu hal benar.
"Bunda, benelan sapinya mati digigit tawon. Telus Ecan minum susu apa?!"
Johnny terbahak, sedangkan Mahen menepuk pundak kembarannya menenangkan. "Sabar Ecan, minum jus semangka aja sama aku."
"Nggak mau, maunya susu pisang." Candra mulai memberontak di meja makan.
"Ecan, kenapa marah-marah begitu, Nak?"
"Mau susu pisang, Bunda!"
"Tunggu sebentar, ya, Nak."
Johnny berdecih. "Dibilangin nggak ada susu, sapinya mati, pohon pisangnya juga ikut mati kebanjiran!"
Tangisan Candra tidak bisa dibendung lagi, jika sudah begini Nadira hanya bisa menghela napas. Dia pun mengambil susu pisang.
"Ini susu pesanan Ecan, sabar, ya, Nak."
"Hu, Abang belbohong, kata ibu gulu di sekolah, bohong itu dosa."
Mahen menatap Candra yang sudah mendapatkan susunya, sedangkan pesanannya belum ada di depan mata. "Semangka Ahen mana, Bun."
"Loh, iya. Lupa nggak beli!" pekik Johnny, setelahnya dia berlari naik ke lantai atas.
Lelaki tinggi itu merebahkan badannya ke ranjang, sayup terdengar tangisan untuk yang kedua kalinya. Senyum terlihat di wajah Johnny, senang sekali saat berhasil menggoda adik kembarnya itu.
Namun, tangisan itu tidak lama. Pasti sang bunda sudah menyekoki kedua adiknya dengan susu dan semangka.
Haduh, punya adik berasa punya anak.
Bayangkan saja, bundanya memberikan Johnny adik saat lelaki itu lulus SMA. Beberapa kali teman-temannya mengejek karena sudah besar masih punya adik bayi. Tidak masalah, ada kesenangan tersendiri seperti tadi bagi Johnny.
Membayangkan itu semua, membuat dia ingat kejadian di supermarket. Jika saja tidak ada sosok laki-laki yang datang, Johnny pasti lebih lama ngobrol sama Javier.
"Siapa cowok itu, Vira. Panggil sayang segala."
"Cowok, lo, ya, Vir?"
"Apa jangan-jangan, sugar daddy, lo!"
"Argh!" teriak Johnny kesal.
Brak!
"Abang jangan teliak-teliak, Ecan mau tidul!"
Johnny mengernyit. "Eh, bayi. Ini masih maghrib, astaga!"
[MENERJANG_BATAS]
Jangan lupa tinggalkan jejak, ya, wahai pembaca yang baik hati😁 Terima kasih, dah mampir.
![](https://img.wattpad.com/cover/358450107-288-k868832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menerjang Batas
FanficMENERJANG BATAS *** Cinta itu bagaimana, sih, sebenarnya? Suatu kejadian yang tak disengaja membuat Javiera dan Johnny menjadi dekat, mereka merasa nyaman dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan. Hingga ada batasan yang tanpa sadar mereka...