Heeseung adalah lelaki kelewat aktif di masa SMA. Dulu, dia mengikuti berbagai kegiatan sekolah, seperti mengikuti ekstrakulikuler OSIS hingga menjadi anggota bidang keamanan -katanya, wajah tampan sejak lahirnya itu agak menyeramkan, cocok untuk memarahi murid yang nakal-, ekstrakurikuler basket, masuk klub musik di luar sekolah dan mengikuti berbagai macam seminar.
Di tahun ajaran baru di mana Heeseung telah menjadi anggota OSIS, dia ditugaskan masuk ke regu 'Kakak Pembimbing' selama masa orientasi berlangsung.
Di kesempatan inilah dia bertemu gadis yang akhirnya menyandang titel 'Cinta Pertama' bagi lelaki itu.
Dengan seragam putih-biru khas SMP, gadis itu tampak mencolok di tengah-tengah kawanan regu bebek, mereka mengenakan topi corong dari kertas karton warna kuning terang, surai para gadis diikat dua dengan aksen pita warna kuning juga.
Sebenarnya, gadis itu sama saja di mata yang lain, tetapi di mata Heeseung, gadis itu jelas berbeda. Mata bulatnya dengan warna cokelat kehitaman yang cantik, tampak menyimpan puluhan bintang di dalamnya. Saat merasa kesal dengan panas matahari yang menyengat, bibir tebal gadis itu maju beberapa senti, imut!
MOS yang berlangsung tiga hari itu tidak mengandung unsur aneh seperti MOS yang mungkin ditakutkan para murid baru.
Biasa-biasa saja. Tidak ada barang random yang tiba-tiba harus dibawa esok pagi oleh para siswa dan siswa. Tidak ada pakaian atau aksesoris aneh yang diminta para Kakak Pembimbing untuk dikenakan.
Sejujurnya, ini monoton, apalagi jika tidak ada game yang terus diganti setiap harinya.
Game-game kekinian, juga tradisional digaungkan guna membentuk kelompok yang solid dan akrab. Tidak ada kecanggungan antara kakak kelas dan adik kelas.
Beberapa Guru juga akan didatangkan ke masing-masing kelas untuk memberi materi sederhana mengenai masa SMA yang sering di sebut juga fase mencari jati diri.
Masa-masanya ingin coba-coba, katanya.
Di sepanjang MOS, mata Heeseung nyaris melubangi kepala Rei, adik kelas imut yang berhasil mencuri seluruh atensi Heeseung hingga hari terakhir MOS saat ini.
Oh, tidak!
Heeseung belum berkesempatan memanggil-mengobrol-meminta kontak Rei!
Bagaimana ini? Bagaimana nasib ingin pdkt Lee Heeseung kalau begini.
Masalahnya, selalu saja ada halangan ketika Heeseung baru hendak bergerak mendekati Rei. Misalnya sekarang, lelaki itulah sedang duduk di kursi yang ada di meja Guru, memantau teman organisasinya menjelaskan game yang akan dilakukan setelah mereka selesai makan siang.
Para siswa dan siswi baru diwajibkan membawa bekal makan siang beserta minum, supaya mereka bisa punya momen makan siang bersama dengan teman-teman baru lainnya.
Kan, tidak ada yang tahu, setelah MOS usai mereka masih akan sekelas atau tidak.
Heeseung berjalan mendekati meja di mana Rei, gadis yang dia taksir duduk tenang sembari memakan makan siangnya dengan siswi yang lain. Sama sekali tidak mencolok karena semua Kakak Pembimbing melakukan hal serupa sebagai pendekatan.
Tetapi Heeseung di sini melakukan pendekatan ke arah yang berbeda.
Baru saja duduk di sebelah Rei, lengannya sudah lebih dulu di tepuk teman organisasinya, perempuan itu meminta Heeseung ke ruang OSIS untuk mengambil hadiah yang akan diberikan kepada murid paling aktif selama MOS di regu bebek.
Sialan.
Hingga bel terakhir nyaris berbunyi, Heeseung tetap belum memiliki kesempatan mendekati adik kelas imutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Titik Nol | Rei × Heeseung [✓]
ФанфикRei × Heeseung × Karina ft. Ni-Ki [lokal ff] _._._ "Aku cinta Kakak." "Aku cinta Kakak." "Aku cinta Kakak." "Seandainya, itu cukup." *** Tidak pernah terpikirkan oleh Rei, bahwa hubungan yang dia jalin bersama Heeseung selama bertahun-tahun dari nol...