11

1.8K 227 26
                                    

"Lalu, siapa di antara Xichen dan Wangji yang akan mendapatkan nya?" Lan Qiren
"Mereka harus menentukan sendiri." Lan Qinghe Jun

"Hahh.. kau seperti ini lagi." Lan Qiren tampak lelah berbicara dengan nya.
"Haha, akan tidak menyenangkan jika aku yang menunjuk. Walau aku menginginkan keturunan dari keluarga Wei. Aku tidak ingin memaksa sampai sejauh itu." Lan Qinghe Jun

"Lalu, bagaimana jika ia tidak tertarik dengan kedua nya." Lan Qiren
"Aku tidak punya pilihan lain selain memaksanya." Wajah Lan Qinghe Jun tampak serius.
"Hahh.. jika seperti itu, memaksa nya sejak awal akan menjadi mudah." Lan Qiren

"Ia akan tertekan jika seperti itu, dan juga apa kah menurut mu wajah kedua anak ku bukan selera nya? Kedua nya adalah Giok kembar tertampan di negri ini." Lan Qinghe Jun
"Hahh.. aku doakan semoga ia tertarik dengan salah satu anak mu." Lan Qiren

.+.

"Jamuan itu akan di lakukan besok. Apa yang harus aku lakukan... Apa yang harus aku persiapkan?!... Tidak! Bukan itu yang terpenting! Bagaimana aku saat berharapan dengan Baginda Kaisar?! Saat perjamuan nanti, aku pasti akan berhadapan langsung dengan nya. Juga! Yang Mulia Putra Mahkota pasti akan hadir..." Wei Wuxian tampak frustasi

"Aku hanya ingin menjalani hidup lebih baik dari sebelum nya. Tetapi, mengapa semua nya malah menjadi rumit." Gumam Wei Wuxian, ia tampak membenamkan matanya di kedua lipatan tangan nya.

"Juga.. rumor itu semakin menyebar kemana mana..." Bisik Wei Wuxian semakin memelan.

"Apa yang sedang kau fikir kan?" Wei Changse
"A-ayah?!" Wei Wuxian bangun dengan tiba tiba.

"Ayah dirumah?! Pada jam ini?! Bagaimana bisa? Lalu dengan siapa para pasukan berlatih?!" Wei Wuxian

"A.. tidak saya tidak memikirkan apa pun." Wei Wuxian sedikit menunduk
"Kau merasa sakit?" Wei Changse lebih mendekat

"T-tidak... Saya baik baik saja." Jawab Wei Wuxian dengan cepat.
"Katakan jika ada hal yang menganggu mu." Wei Changse mengusap kepala Wei Wuxian, hal itu sungguh membuat Wei Wuxian tersentak ia semakin menunduk dalam.

"Sentuhan lembut ini.. sentuhan yang sejak dulu aku nantikan... Mengapa tiba tiba.. ayah melakukan hal yang tidak biasa ia lakukan..." Wei Wuxian

"Sudah mendapatkan pakaian untuk jamuan nya." Wei Changse duduk di kursi lain nya
"Belum..  pakaian yang saya miliki, mungkin tidak terlalu cocok." Wei Wuxian

"Belilah pakaian yang kau sukai, tidak perlu khawatir dengan harga nya." Wei Changse mengeluarkan sebuah kartu berwarna perak dengan ukiran naga berwana merah.

"T-tunggu?! Itu adalah kartu tanpa limited?! Harta Karun keluarga ini?! Ayah memberikan nya kepada ku?!" Wei Wuxian

"Uang saku dari ayah masih sangat banyak, dan sangat cukup untuk membeli keperluan untuk pergi keperjamuan.." Wei Wuxian tersenyum canggung.

"Kau bisa menggunakan nya untuk hal lain." Wei Changse
"B-baiklah.. ayah..." Wei Wuxian mau tak mau pun menerima kartu itu.

"Dengan kartu ini, itu berarti ayah ingin aku berpenampilan lebih baik? Baiklah, aku tidak akan mengecewakan ayah.." Wei Wuxian

"Ah.. itu ayah.. ada yang ingin saya berikan kepada ayah.." Wei Wuxian sedikit menunduk.
"Apa itu?" Wei Changse tampak terkejut, ia tidak menyangka jika Wei wuxian akan memberikan nya sesuatu.

"Tolong ambilkan itu." Wei Wuxian melihat kearah dayang pribadi nya.
"Baik Tuan muda." Dayang itu segera mengambilkan barang yang di maksud oleh Wei wuxian

"Mungkin tidak seberapa.. tetapi, saya fikir ayah akan bagus saat memakai nya." Wei Wuxian mendekatkan kotak itu kepada Wei Changse

Wei Changse membuka kotak itu, ia tersentak dan tersenyum tipis.

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang