15

1.8K 229 16
                                    

Wei Wuxian meremas pakaian depan nya, ia telah berdiri di gerbang utama Istana Giok, Istana tempat Lan Wangji tinggal. Ada dua Istana Giok, milik nya dan milik Lan Xichen.

Istana mereka di buat bersebelahan, dengan ukuran dan bentuk bangunan yang sama. Hanya, dekorasi dan penataan halaman yang berbeda.

Kedua nya di bedakan mengikuti keinginan Lan Wangji dan Lan Xichen sendiri.

"Tuan muda, silahkan lewat sini." Seorang pelayan laki laki cukup berumur tampak menyambut nya. Dan memimpin nya menuju sebuah ruangan.

"Pangeran masih memiliki sesuatu yang harus di kerjakan, mohon untuk Tuan muda menunggu di sini." Pelayan itu membungkuk sopan.

"Tidak apa apa, beliau bisa berkerja dengan nyaman. Saya akan menunggu." Wei Wuxian tersenyum kecil.

"Jika begitu, anda dapat memanggil pelayan yang berjaga di luar ruangan." Pelayan itu membungkuk sopan dan meninggalkan Wei Wuxian di ruangan itu sendiri.

"Tampannya, dia masih sibuk." Wei Wuxian berjalan ke arah pintu lain nya.

Pintu itu tampak terbuka lebar, memperlihatkan halaman yang luas juga hijau, tanaman tampak di susun dengan rapi. Membuat orang yang melihatnya merasakan hawa nyaman untuk melihat nya lebih lama.

"Halaman kecil ini, sangat asri yaa. Bunga dan pohon di tata dengan baik." Wei Wuxian melangkah keluar. Rupanya, di bawah nya terdapat kolam ikan kecil. Wei Wuxian dengan lari kecilnya, segera menuju tepian dari kolam kecil itu.

"Bahkan ada kolam air kecil, lucu..." Wei Wuxian terkekeh kecil. Ia tampak memperhatikan ikan ikan di dalam kolam.

Eh?! Ia kaget juga bingung, saat dari balik semak. Seekor kucing berbulu putih dengan garis hitam. Seperti Harimau putih. Tiba tiba muncul dan berjalan kearah tepian kolam.

"Ada kucing? Lucunya...." Wei Wuxian berbicara pelan agar kucing itu tidak kaget dan lari.
"Hei tunggu!" Dengan sigap Wei Wuxian menangkap kucing itu saat kucing itu akan melompat kedalam air.

"Kau tidak boleh memangsa ikan milik Pangeran.." Wei Wuxian memeluk kucing gembul itu. Kucing itu sedikit meronta namun, tak lama kemudian dia diam dan melihat Wei Wuxian

"Apa kau lapar? Aku akan minta pelayan untuk menyiapkan daging untuk mu." Wei Wuxian kembali masuk kedalam ruangan.

"Wu Xian.." Lan Wangji tersentak
"P-pangeran... Anda sudah datang?" Begitu juga dengan Wei wuxian

"Gawat, aku memasukkan seekor hewan tanpa izinnya. Apakah ia akan marah..." Wei Wuxian

"Kucing itu...." Lan Wangji
"Maafkan saya!" Wei Wuxian membungkuk dalam.

"Saya bertemu dengan nya di tepi kolam ikan, kucing ini ingin memangsa ikan di dalam nya. Saya berfikir untuk memberinya makan sebelum melepaskan nya lagi.. maafkan saya karna membawa seekor hewan masuk kedalam ruangan anda tanpa izin.." Wei Wuxian, Lan Wangji diam sambil menatap nya.

"Pelayan." Sesaat kemudian ia memanggil pelayan.
"Pangeran.. apa yang anda butuhkan?" Seorang pelayan masuk sambil membungkuk sopan.

"Siapkan daging dan ikan segar." Lan Wangji
"Baik." Pelayan itu pergi.

Wei Wuxian tersenyum senang saat melihat kucing itu memakan dengan lahap daging dan ikan di dalam mangkuk hitam itu. Ia dengan gemas mengelus kepala kucing itu.

"Kau suka dengan kucing?" Lan Wangji terus memperhatikan nya.

"A-... Yaa saya suka.." Wei Wuxian tersenyum canggung.

"Apakah aku terlalu fokus dengan kucing ini...." Wei Wuxian

"Karna itu kau selalu memperhatikan nya." Lan Wangji
"K...karna sudah lama tidak melihat kucing, saya fikir saya terlalu senang." Senyum Wei Wuxian semakin canggung.
"Ya.. aku dapat melihatnya." Lan Wangji

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang