22

1.5K 197 26
                                    

"Aku tidak memiliki pilihan lain." Wei Changse mengepalkan tangan nya dengan keras.
"Aku pun ingin terus hidup bersama nya!" Wei Changse
"Tetapi! Menurut mu apakah aku bisa melakukan nya saat diriku lah yang menyebabkan ia kehilangan ibu nya!" Wei Changse

Semua orang tampak tersentak, tidak hanya karna sebuah fakta baru. Tetapi, juga untuk pertama kalinya Wei Changse sungguh menunjukan emosinya

Selama bertahun tahun menjadi murid Wei Changse, Meraka tidak pernah melihat Wei Changse yang sungguh sungguh menunjukan emosi atau kemarahan nya.

"Karna perjanjian antara Keluarga Wei dan Kaisar. Aku tidak dapat menyelamatkan istri ku sendiri!"

"Aku bahkan harus membunuh para bawahan ku! Orang orang yang telah hidup lama bersama ku! Aku harus membunuh mereka dengan tangan ku sendiri!" Wei Changse tampak begitu frustasi.

"Bagaimana... Aku dapat terus hidup di sekitarnya. Dengan melihat ia tertawa bahagia saat akulah penyebab ia kehilangan seluruh tawanya." Suara Wei Changse memelan.

"Ayah... Membunuh ibu....?" Suara pelan Wei Wuxian membuat semua orang menegang. Dengan pelan, Wei Changse mengangguk

"Itu tidak benar kan..." Wei Wuxian berusaha untuk bangun.
"Ayah... Itu tidak benar kan..." Wei Wuxian memegang lengan Wei Changse, wajahnya tampak telah basah oleh air mata.

"Itu.. adalah kebenaran..." Wei Changse menatapnya, wajahnya pun tak kalah basah oleh air mata.
"Bencilah ayah Wuxian.. karna itu adalah tujuan ayah..." Wei Changse

"Mengapa? Mengapa ayah membunuh ibu?" Wei Wuxian
"Karna ayah harus melakukan nya." Wei Changse
"Mengapa?" Wei Wuxian

"Karna ayah pelindung Kaisar." Wei Changse memejamkan matanya
"Ayah harus melindungi Kekaisaran, bahkan.... Dari ibu mu sendiri." Wei Changse

"Mengapa ibu menjadi ancaman Kekaisaran?" Wei Wuxian
"Mengapa? Dan.. mengapa aku tidak mengingat apa pun tentang masa kecil ku! Ayah apa yang kau lakukan kepada ku!" Wei Wuxian

"Ayah ... Menyegel ingatan mu... Seluruh ingatkan masa kecil mu. Juga... Ingatan mu di hari ayah membunuh ibu mu..." Wei Changse menunduk semakin dalam

"Ayah ingin kau melupakan hal itu, menjadi ayah yang kejam bagi mu agar kau dapat membenci ayah. Saat kau telah dewasa dan mampu untuk menjaga diri mu... Maka, ayah akan mengakhiri semuanya." Wei Changse

Wei Wuxian terkejut, di kehidupan ia sebelumnya. Ia tidak pernah tau alasan mengapa Ayahnya selalu mengabaikan nya. Ia tidak pernah tau mengapa ayahnya selalu menghindari nya dan memberinya tatapan dingin. Hal itu, ia lakukan karena rasa bersalah pada dirinya sendiri.

"Ayah... Buka kembali ingatan ku.." Wei Wuxian
"Tidak!" Wei Changse menatapnya serius
"Aku ingin tau kebenaran yang sesungguhnya!" Wei Wuxian

"Aku ingin mengetahui nya ayah... Aku tidak ingin terus seperti ini... Aku juga.. aku juga ingin melindungi ayah!" Wei Wuxian memeluk Wei Changse

"Aku juga.. tidak mau sendirian lagi..." Wei Wuxian, Wei Changse memeluk Wei Wuxian dengan erat.

"Wu Xian.. kau adalah harta ayah yang paling berharga... Harta yang selalu ingin ayah jaga dengan seluruh jiwa dan raga ayah..." Wei Changse mengusap lembut pipi basah Wei Wuxian

"Walau ayah harus berlumuran darah, demi kebebasan dan kebahagiaan mu.. ayah sanggup untuk melakukan semua itu." Wei Changse

"Ayah.. semua itu.. tidak ada artinya jika... Aku sendirian... Apakah.. ayah akan berfikir bahwa.. aku akan bahagia... Saat aku sendirian?... Tidak.. tolong... Jangan pergi juga.. ayah sayang pada ku kan.... Jangan pergi...!" Wei Wuxian

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang