38

1.2K 152 17
                                    

"Wei Ying.. ada apa?" Lan Wangji yang semula sibuk dengan pekerjaan nya. Terpaksa menyingkirkan semua kertas yang ia pegang saat Wei Wuxian datang keruang kerja nya dan langsung duduk dipangkuan nya. Dengan gestur tubuh, ia memerintahkan dua orang asisten nya untuk meninggalkan ruangan.

"Aku.. rindu papa..." Gumam Wei Wuxian dengan suara pelan.
"Ingin berkunjung besok?" Lan Wangji, gelengan kecil ia dapatkan.

"Lalu, ingin ayah datang kemari?" Lan Wangji, lagi lagi Wei Wuxian menggeleng. Lan Wangji tampak bingung namun ia tetap diam. Ia merasa, bahwa beberapa hari ini. Suasana hati Wei Wuxian mudah sekali berubah ubah.

"Ada apa? Katakan kepada ku.." dengan lembut, Lan Wangji mengecup berulang pucuk kepala Wei Wuxian
"Hanya ingin melihat papa, tetapi ku dengar dari ajudan jika saat ini papa tengah sibuk dengan anggota baru.. aku tidak ingin membuat papa semakin lelah." Wei memainkan hiasan pakaian Lan Wangji

"Lalu, kita yang akan menemui ayah." Lan Wangji
"Tetapi.. kau yakin dapat pergi meninggalkan pekerjaan mu?" Wei Wuxian melihat tumpukan kertas di meja kerja Lan Wangji

"Mereka dapat menunggu, aku telah menyelesaikan pekerjaan untuk Minggu ini." Lan Wangji mengecup lembut pipi Wei wuxian
"Aku ingin bertemu ayah.." Wei Wuxian melihat nya
"Sekarang juga?" Lan Wangji, Wei Wuxian mengangguk.
"Baiklah." Lan Wangji tersenyum lembut.

.+.

"Wu Xian.. papa senang kau berkunjung, tapi...." Wei Changse mengerutkan kening nya. Ia terheran saat baru saja ia menyambut Wei Wuxian dan Lan Wangji. Wei Wuxian segera memeluknya. Ia melihat kearah Lan Wangji, dan Lan Wangji yang memahami arti tatapan nya hanya bisa menggelengkan kepala nya.

"Wuxian.. ada apa?" Wei Changse dengan lembut melepaskan pelukan mereka dan memegang kedua bahu Wei Wuxian dengan lembut.

"Tidak tau.. tiba tiba ingin melihat papa." Wei Wuxian tampak murung.
"Apa aku menganggu waktu sibuk papa?" Wei Wuxian
"Tidak.. tentu saja tidak." Wei Changse dengan lembut mengelus halus kepala anak semata wayang nya itu.

"Tetapi, akan lebih baik jika aku yang datang menemui mu saja." Wei Changse
"Aku tidak boleh kerumah ini?" Wei Wuxian
"Bukan seperti itu." Dengan gemas Wei Changse mencubit pipi Wei wuxian

"Akhir akhir ini.. aku pasti merepotkan yaa.." Wei Wuxian tampak memegang cangkir teh nya. Mereka tampak sudah berkumpul di sebuah ruangan.

"Mengapa kau berfikir seperti itu?" Wei Changse
"Suasana hati ku.. tampak semakin buruk. Tetapi aku tidak tau apa sebab nya." Wei Wuxian menghelang nafas.
"Aku juga.. sering menganggu waktu bekerja Lan Zhan.." Wei Wuxian tampak melihat Lan Wangji dengan tatapan bersalah.
"Aku tidak merasa terganggu." Lan Wangji

"Malam ini, apakah mau menginap?" Lan Wangji
"Boleh kah?" Wei Wuxian bertanya dengan antusias
"Tentu, mengapa tidak." Lan Wangji tersenyum tipis melihat reaksinya.
"Em! Aku kau menginap." Wei Wuxian tampak semakin ceria.

"Kau tidak menghabiskan makanan mu?" Wei Changse tampak bingung, sejak tadi Wei Wuxian hanya mengaduk aduk makana nya dan hanya menghabiskan sebagian kecil dari makanan di piringnya

"Seperti nya aku mengalami gangguan pencernaan.. perutku tidak nyaman." Wei Wuxian mendorong menjauh piring dari hadapan nya.

"Menu nya tidak sesuai?" Lan Wangji
"Tidak.. aku suka, ini juga menu yang ku sukai. Tapi, entahlah.. aku merasa tidak nyaman..." Wei Wuxian

"Perlu ku panggil kan tabib?" Wei Changse
"Tidak, aku akan tidur lebih dulu. Papa dan Lan Zhan selesaikan saja makan kalian." Wei Wuxian bangun dari duduknya

"Aku akan memanggil tabib jika kondisi mu semakin tidak baik." Lan Wangji
"Em, baiklah." Wei Wuxian tersenyum dan menuju kamar nya.

"Apa dia sedang sakit?" Wei Changse
"Entahlah, akhir akhir ini ia tampak lesu." Lan Wangji
"Aku akan memanggil tabib." Lan Wangji, Wei Changse mengangguk.

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang