42

1.8K 178 11
                                    

Lan Wangji tampak menggendong seorang bayi manis dalam pelukan nya. Bayi itu tampak tertidur tenang, di atas ranjang. Wei Wuxian tampak masih setia memejamkan matanya.

"Kondisi Putri perlahan stabil. Beliau akan sadar dalam beberapa jam." Tabib

"Tidak ada yang mengancam keselamatan nya?" Wei Changse

"Tidak tuan, Yang Mulia Putri baik baik saja. Walau ia sempat mengalami pendarahan dan pingsan. Beliau sudah kembali stabil." Tabib, Wei Changse mengangguk. Tabib itu membungkuk dan pergi.

"Anda ingin melihat nya?" Lan Wangji mendekat kepada Wei Changse. Bayi itu segera berpindah tangan.

Wei Changse menatap bayi dalam gendongan nya itu. Sekilas rupa bayi itu mirip dengan Wei wuxian, namun alis dan bentuk bibir nya mirip dengan Lan Wangji.

"Mengapa waktu berlalu begitu saja, ibu mu baru saja melakukan upacara kedewasaan nya. Dan saat ini, ia sudah melahirkan seorang anak." Wei Changse

"Aku sungguh... Tidak menyangka hal ini." Wei Changse

.+.

"Ugh... Lan Zhan..." Suara pelan Wei Wuxian membuat Lan Wangji yang sedang memberi susu bayi kecil itu menoleh.

"Kau sadar? Apa kau merasa sakit?" Lan Wangji meletakan botol susu itu dan mendekat.

"Tidak.. sudah lebih baik..." Wei Wuxian tersenyum kecil
"Bayi nya?" Wei Wuxian

"Laki laki, sehat dan manis." Lan Wangji mendekatkan bayi itu. Wei Wuxian tersenyum lembut. Dengan jarinya, ia menyentuh pipi bulat kemerahan bayi itu.

"Ingin mengendong nya?" Lan Wangji
"Aku masih lemas." Wei Wuxian menggeleng.
"Aku akan membantu mu." Lan Wangji

Seorang dayang datang, dayang itu menghentikan Lan Wangji menggendong bayi mungil itu sementara Lan Wangji membantu Wei Wuxian untuk duduk.

"Lihat dia... Sangat kecil dan lucu." Wei Wuxian dengan bantuan Lan Wangji, ia dapat memeluk bayi itu dan bersandar dengan nyaman pada dada Lan Wangji yang duduk di belakang nya. Satu lengan kokoh Lan Wangji memeluk nya dan satu lengan lain nya tampak membantu Wei Wuxian memegangi bayi mereka.

"Kau sudah memberi nya nama?" Wei Wuxian sedikit menoleh.
"Aku belum memberi nya nama." Lan Wangji
"Mengapa?" Wei Wuxian
"Aku ingin kita memberinya bersama." Lan Wangji

"Aku tidak pandai dalam hal itu, kau pasti memiliki nama nama bagus." Wei Wuxian
"Sebenarnya... Aku lelah memikirkan sebuah nama." Lan Wangji

"Benarkah? Apa itu?" Wei Wuxian
"Sizhui, Lan Sizhui." Lan Wangji
"Nama yang indah, nak mulai hari ini nama mu adalah Sizhui, Lan Sizhui." Wei Wuxian memeluk lembut bayi mungil itu.

.+.

"Dia manis sekali." MengYao tampak antusias saat melihat bayi Wei Wuxian. Bayi itu tampak nyaman tidur di dalam box bayi nya.

"Apakah sudah di beri nama?" MengYao
"Lan Sizhui.." Wei Wuxian tersenyum kalem, ia tampak masih berada di ranjang. Lan Wangji melarang nya untuk melakukan aktivitas apa pun.

"Nama yang indah, Pangeran Sizhui." MengYao tersenyum lembut
"Kau ingin memeluk nya?" Lan Xichen
"Tidak, ia sedang tidur." MengYao

"Sizhui tidak akan menangis walau tidur nya terganggu." Wei Wuxian tersenyum kalem.
"Tapi.. aku juga belum pernah menggendong bayi sekecil itu." MengYao terlihat ingin mengendong Lan Sizhui. Tetapi, ia juga tampak takut jika sesuatu terjadi pada Lan Sizhui saat ia menggendong nya.

"Saya akan membantu, Selir Meng." Seorang dayang mendekat. Dengan hati hati menggendong Lan Sizhui dan memindahkan nya kepelukan MengYao.

"Pastikan anda menahan bagian punggung sampai bokong nya." Dayang.
"Seperti ini...?" MengYao tampak kaku dan gugup saat menggendong nya.

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang