28

1.4K 178 11
                                    

"Ayah, kami akan menuju kota. Apakah ayah akan ikut?" Wei Wuxian dengan perlahan membuka pintu ruangan Wei Changse

"Kalian akan pergi?" Wei Changse, Wei Wuxian mengangguk
"Baiklah, Wangji ku harap kau dapat menjaganya." Wei Changse
"Guru dapat mengandalkan saya." Lan Wangji, Wei Wuxian tampak senang setelah mendapatkan izin dari Wei Wuxian.

"Kemana dulu yang ingin kau datangi?" Lan Wangji
"Mmn.." Wei Wuxian tampak berfikir, ia melihat keluar jendela kereta kuda yang mereka tumpangi.

"Jajanan pasar, seperti nya akan menyenangkan berburu jajanan pasar." Wei Wuxian tersenyum lebar
"Jajanan pasar?" Lan Wangji

"Iya, seperti kue ikan, kue bulan dan lain nya." Wei Wuxian
"Seperti yang di buat koki istana?" Lan Wangji
"Yaa, seperti itu. Atau mungkin lebih enak lagi." Wei Wuxian
"Lebih enak.." Lan Wangji bergumam.

"Juru masak istana adalah juru masak terbaik di Kekaisaran. Apakah di jalanan ramai ini ada masakan lebih enak dari nya?" Lan Wangji

Kedua nya pun turun di luar area pasar yang padat. Pejalan kaki tampak memenuhi jalanan, membuat kereta kuda tidak dapat lewat.

Lan Wangji memakai kan jubah untuk Wei wuxian, lalu setelahnya ia memakai untuk dirinya sendiri.

"Ayo pergi." Lan Wangji mengulurkan tangan nya, Wei wuxian tersenyum kecil dan menerima uluran tangan Lan Wangji. Kedua tangan saling bergandengan.

Wei Wuxian tampak menghampiri stand stand makanan yang ada. Mereka mencoba berbagai jajanan yang ada.

"Tidak di sangka, makanan yang di jual seperti ini juga enak." Lan Wangji
"Apakah, istana sedang di tipu." Lan Wangji memperhatikan kue kukus yang sejak tadi ia nikmati bersama Wei Wuxian

Wei Wuxian tertawa mendengar gumaman Lan Wangji.

"Pangeran, juru masak istana akan menangis jika mendengar nya." Wei Wuxian
"Wei Ying, mereka akan kaget jika kau memanggilku pangeran." Bisik Lan Wangji, Wei Wuxian sontak menutup mulut dengan tangan nya lalu melihat kekanan dan kekiri. Ia bersyukur tidak ada orang yang sadar dengan obrolan mereka. Melihat tingkah nya, Lan Wangji tersenyum tipis.

.+.

Di kediaman lama Keluarga Wei, Wei Changse tampak berjalan di sebuah bukit belakang kediaman. Gundukan gundukan tanah terlihat.

Terdapat nama di masing masing batu nisan yang ada. Wei Changse tampak berhenti di depan sebuah makam bernama Cangse Sanren.

Ia meletakan buket Mawar merah yang ia bawa, lalu tampak duduk sembarang di atas rerumputan.

"Sanren.. apakah aku sudah berhasil? Apakah aku sudah merubah masa depan Wuxian." Wei Changse tampak menunduk.

"Saat ini, ia begitu bahagia dengan kehidupan kedua nya. Tetapi, apakah kebahagiaan itu sungguh akan bertahan selama nya..." Wajah Wei Changse tampak semakin sedih.

"Walau saat ini, mereka sedang di adili. Dan mungkin tidak akan ada lagi orang orang bodoh seperti mereka. Aku.. tetap khawatir dengan nya." Wei Changse

"Bayang bayang kebodohan yang ku lakukan di kehidupan sebelum nya. Terus terbayang dan seakan tidak ingin membuat ku tenang." Wei Changse menghembus kan nafas nya.

"Apa yang harus aku lakukan..." Bisiknya putus asa.

.+.

Setelah cukup bersenang senang di kota Yiling, mereka pun kembali ke Ibu Kota Kaisar. Wei Wuxian tampak begitu ceria dan menikmati suasana kota Yiling.

"Ayah.. lain waktu ayo kita pergi lagi." Wei Wuxian
"Ya.. ayo kita pergi lagi lain waktu." Wei Changse tersenyum lembut dan dengan sayang mengelus kepala Wei Wuxian.

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang