2

1.2K 117 7
                                    

Setelah mengantar irene pulang, alma hanya terdiam di perjalanan, ia tidak banyak berbicara apalagi setelah kejadian irene yang secara terang-terangan dan tanpa malu menggoda rio di hadapannya.

"Sayang" panggil rio sembari mengenggam tangan alma.

"Kamu fokus nyetir aja, gak usah pegang-pegang"

Menyadari alma yang sedang marah, rio kemudian menepikan mobilnya, ia lalu menghadapkan tubuhnya ke arah alma.

"Kamu marah ya sayang? Kan tadi aku udah minta persetujuan kamu, boleh atau engganya irene masuk ke agensi aku" ucap rio merajuk pada alma.

"Aku bukan marah sama kamu, aku gak suka aja dengan cara irene yang keliatan banget goda kamu, mana dia berani lagi godain kamu di depan aku" gerutu alma dengan bibirnya yang mengerucut.

"Kamu cemburu sama dia?" Rio mendekatkan wajahnya ke wajah alma

"Ya menurut kamu gimana? Pake nanya" jawab alma ketus.

"Sayangku, cintaku. Aku gak akanlah tergoda sama wanita kayak irene, cantikan juga kamu. Apalagi kamu ini spek bidadari, sabar dan pengertiannya gak ada tandingannya" (manis banget tuh mulut rio)

Alma melirik ke arah rio, ia menyunggingkan sedikit senyumannya, ya alma pasti luluh dengan ucapan manis rio, kata-kata rio selalu berhasil membius alma.

"Bener kamu gak akan tergoda sama dia?"

"Iya sayang, gak akan. Aku janji" rio mengacungkan jari kelingkingnya begitupun juga alma, jari kelingking mereka bertaut, menandakan ada perjanjian disana.

"Awas ya kalo kamu tergoda sama dia, aku bakalan bilang sama ayah buat cabut setengah sahamnya di agensi kamu" ancam alma dengan sorot matanya yang mengintimidasi.

Rio menelan salivanya perlahan, ia tentunya tidak akan membiarkan itu terjadi. Selama 2 tahun bersama alma, rio tentunya bukan milik alma saja, tapi ia juga milik wanita lain. Rio selalu bermain rapi agar alma tidak tau apa yang ia lakukan selama ini. Diantara wanitanya, alma selalu menjadi prioritasnya, lebih tepatnya rio bukan sayang pada alma, tapi sayang dengan saham yang tertanam di agensinya. 

Tanpa bantuan gabriel agensi model yang dimiliki rio tidak akan sebesar saat ini, banyak yang ingin bekerja sama dengan rio karna mereka mengenal sosok gabriel sebagai CEO sekaligus pemilik perusahaan furniture terkenal di Indonesia.

"Ya udah sekarang kamu mau kemana, biar aku antar" tanya rio.

"Aku mau ke rumah singgah, aku udah janjian sama raya di sana"

"Oke, aku antar ya. Tapi gapapakan aku gak nemenin kamu disana? Aku masih ada kerjaan di kantor" kilah rio, padahal ia sudah tak tahan bertemu dengan wanitanya yang lain.

"Gapapa sayang, semangat ya kerjanya" ucap alma tanpa rasa curiga. 

Mobil rio pun melaju kembali, membelah macetnya jalanan ibu kota, perjalanan yang seharusnya dapat ditempuh hanya dengan waktu 45 menit, kini harus menghabiskan waktu 90 menit. 

Mobil rio kini terparkir di halaman rumah singgah, terlihat ada beberapa anak yang tengah bermain, ada pula wanita yang yang tengah duduk di kursi roda memperhatikan. Keceriaan selalu mencuat di rumah singgah ini, bila sudah berkumpul di sini mereka semua seakan lupa dengan sakit yang di derita.

"Kamu gak mau turun dulu, anak-anak pasti seneng deh kalo ada kamu dateng, kamu kan suka di bilang om ganteng" tutur alma dengan senyum manisnya.

"Hmm.. kayaknya aku langsung aja ya sayang, gak enak sama orang kantor, aku udah kelamaan diluar" tolak rio lembut.

"Ya udah, aku turun dulu ya" alma membuka pintu mobil, namun tangan rio dengan sigap menahan alma. Ia mencium sekilas pipi alma, semburat merah pun terpancar dari wajah alma.

PENAWAR LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang