"Kamu tunggu di sini ya sya, saya ke studio dulu"
"Kalo kamu laper atau bosen kamu makan aja cemilan di sini ya, atau kalo mau beli apa suruh vino aja" ucap lian yang kini sedang bersiap untuk memulai acara.
"Iya kak, tenang aja" balas alma yang saat ini tengah duduk di sofa sembari terfokus dengan ponselnya yang sejak tadi berbunyi.
"Rio" gumam alma saat melihat panggilan tak terjawab dan pesan masuk di ponselnya.
"Sya, kamu gak apa-apa" Lian menghampiri alma dan berjongkok di hadapan alma yang terlihat menggerutkan dahinya.
"Eh ya ampun kak" alma tersentak saat melihat wajah lian yang begitu dekat.
"Kamu gak apa-apa, kok cemberut?"
"Aku gak apa-apa kak, ehm.. ya udah kakak udah siap kan, langsung ke studio aja ya, aku nunggu disini" Alma mengalihkan perhatian lian, agar tidak terus bertanya, pasalnya alma bingung harus menjawab apa jika lian terus bertanya.
"Ok kalo gitu, acaranya gak lama kok cuman sekitar 90 menit" ucap lian seraya berdiri.
"Vin gue titip syaqeela ya, awas lo jangan molor"
"Iyeee udah sono acaranya udah mau mulai" jawab vino yang kini sedang merebahkan badannya di sofa.
"Aku ke studio dulu ya sya" Lian mengusap puncak kepala alma sembari tersenyum, ia pun kemudian pergi bersama kru tv menuju studio acara.
Setelah kepergian lian, alma kembali terfokus dengan ponselnya, ia memastikan kembali pesan dan panggilan yang masuk dan benar itu memang rio. Lelaki yang tempo hari alma cari dan tunggu kabarnya.
"Sekian lama baru muncul ni cowok, pake manggil sayang segala" gumam alma kesal di dalam batinnya.
Alma memasukkan ponselnya ke dalam tas dengan perasaan yang sangat kesal. Kehadiran rio saat ini bukanlah hal yang alma inginkan, tidak ada rasa bahagia atau tenang saat mendapat kabar dari sang kekasih, alma justru merasa jijik pikirannya kembali teringat dengan foto yang ditunjukkan zaki.
"Acaranya udah mulai nih sya" Vino menunjuk ke arah layar tv yang saat ini menampilkan lian.
Alma memfokuskan pandangannya ke arah tv, dilihatnya laki-laki yang ada di layar itu.
"Kenapa gue harus kenal lebih awal sama rio dibanding sama lo kak, coba kalo gue kenal lo dari awal, mungkin gue gak bakalan ngerasain sakit hati kayak gini"
"Eh tapi apaan sih ma, kak lian cuman rekan kerja lo sekarang, jangan berharap lebih"
Alma menggelengkan kepalanya pelan, membuyarkan pikirannya tentang lian. Alma tak ingin terlalu berharap lebih, ia tak mau menambah luka dihatinya.
"Ok li, gak kerasa nih kita udah ngobrol panjang lebar tentang musik lo, sekarang gue mau tanya dikit nih, agak nyerempet ke kehidupan pribadi lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
PENAWAR LUKA
RomanceSyaqeela Alma Viranza (Alma), gadis berusia 21 tahun ini harus menelan pahitnya pengkhianatan. Rio, seseorang yang selama ini ia cintai tega menduakan cintanya. Pengkhianatan yang dilakukan rio telah menghancurkan dunia Alma. Hingga akhirnya alma m...