Syaqeela Alma Viranza (Alma), gadis berusia 21 tahun ini harus menelan pahitnya pengkhianatan. Rio, seseorang yang selama ini ia cintai tega menduakan cintanya. Pengkhianatan yang dilakukan rio telah menghancurkan dunia Alma.
Hingga akhirnya alma m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, kali ini alma sudah bersiap dengan balutan outer yang dipadukan kaos hitam, dan juga celana jeans, alma tampak terlihat sangat cantik pagi ini. Tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, alma hari ini bangun lebih awal, setelah semalam ia mendapatkan telepon dari lian yang akan menjemputnya pukul 08.00 pagi.
Alma berputar di depan cermin kamarnya memastikan bahwa penampilannya sudah rapi, setelahnya ia baru keluar dari kamar, seperti biasa ia akan menyiapkan dulu segala keperluan untuk gabriel.
Tok... Tok.. Tok...
Alma mengetuk pintu kamar gabriel
"Masuk.." sahut gabriel dari dalam kamar.
"Selamat pagi ayah" sapa alma seraya menghampiri gabriel yang tengah mengenakan dasi di depan cermin.
"Pagi sayang, wah sepagi ini sudah siap rupanya, biasanya masih pake baju rumahan" ujar gabriel saat melihat alma dari pantulan cerminnya.
"Hihi, iya kak lian katanya mau jemput jam 8, jadi alma udah siap-siap. Takut kak lian lama nunggunya" jawab alma sembari berjalan mengambil jas sang ayah yang tergantung di depan lemari.
"Ehm gitu..." Gabriel menjawab dengan nada sedikit mengejek.
"Iya ayah" ujar alma sembari memakaikan jas untuk gabriel.
"Ayah mau sarapan apa hari ini?" Alma merapikan sedikit dasi gabriel yang terlihat miring.
"Engga usah, ayah mau langsung pergi ada kerjaan di kantor".
"Sarapan dulu ayah, jangan langsung pergi, alma buatkan bekal ya" balas alma.
"Engga usah, nanti ayah terlambat"
"Gak ada penolakan, ayah harus inget, ayah itu punya riwayat magh, jadi harus dibiasakan buat sarapan dulu dari pada nanti perutnya sakit" omel alma
"Udah pokoknya kalo udah selesai langsung ke meja makan, alma siapin bekal buat ayah" alma pergi meninggalkan kamar gabriel menuju ruang makan, gabriel yang melihat sikap alma pun hanya bisa tersenyum.
"Lihatlah putrimu karlina, persis seperti kamu, cerewet sekali" monolog gabriel.
****
Tidak perlu waktu lama pagi alma menyiapkan sarapan, ia membuatkan sandwich dengan beberapa potongan buah serta cemilan untuk gabriel bawa di perjalanan. Gabriel memang tidak pernah sarapan dengan makanan yang berat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.