15

617 90 12
                                    

"Ahh gimana ini gue bingung" monolog alma yang saat ini sedang berguling-guling di ranjangnya, memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan pada lian.

Seusai makan malam berdua di rumah, lian melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat alma kini menjadi uring-uringan dan sulit untuk tidur. Sebetulnya lian tidak memaksa alma untuk segera menjawab, tapi alma merasa pertanyaan lian ini cukup akan menganggu aktivitasnya jika tak kunjung terjawab.


*Flashback on

"Enak banget masakan kamu sya"

"Makasih kak, biasa aja kok ini masakan sehari-hari yang suka aku masak" jawab alma dengan malu.

"Makasih ya kak udah mau di ajak makan malam di rumah, maaf untuk masalah makan malam yang dijanjikan ayah" ucap alma yang sedari tadi merasa tak enak.

"It's ok, lagian makan berdua sama kamu di rumah juga saya udah seneng kok sya" jawab lian yang tentunya membuat wajah alma bersemu merah.

"Hmm.. sya.."

"Iya kak.."

"Hmm.. gak jadi deh" ucap lian, sembari menggaruk tengkuk lehernya.

"Kenapa kak? Ada yang mau di omongin?" Tanya alma penasaran.

"I..yaa.. tapi saya takut kamu gak nyaman kalo saya tanya masalah ini" ucap lian ragu.

"Tentang apa kak? Masakan aku ya atau karna sikap aku ada yang bikin kakak tersinggung?" Cecar alma

"Eh.. bukan mengenai masakan kamu atau sikap kamu kok, ini.. duh gimana ya bilangnya" lian terlihat sangat bingung untuk mengutarakan apa yang dia maksud.

"Kenapa kak? Bilang aja aku gak apa-apa kok kak, jangan merasa gak enak" Lian tampak menarik napasnya dalam, ia mempersiapkan diri untuk menyampaikan apa yang ingin ia utarakan.

"Kamu sudah punya pacar sya?" Tanya lian dengan suara yang cukup kecil namun dapat di dengar baik oleh alma.

"Pacar?" Ucap alma memastikan

"Iya.. kamu sudah ada pacar?"

"Maaf ya kalo saya lancang bertanya seperti ini, kalo kamu gak mau jawab juga gak apa-apa" ucap lian

Alma tampak berpikir, apa ia harus jujur jika dia memiliki kekasih? Tapi apa masih pantas rio alma anggap sebagai kekasih?

"Kalo boleh tau kenapa kakak nanya itu?" Tanya alma yang membuat lian semakin tidak enak sudah lancang menanyakan hal yang mungkin besifat pribadi.

"Saya minta maaf ya sya kalo saya lancang. Saya hanya ingin memastikan bahwa wanita yang saya dekati saat ini belum memiliki kekasih" jawab lian dengan formal.

Sebentar.. wanita yang di dekati? Maksud lian? Alma? Alma menggerutkan dahinya pertanda ia tengah berpikir dan mencerna maksud dari kata "wanita yang di dekati"

"Wanita yang di dekati? Maksud kakak?" Alma bertanya dengan kebingungan yang ada dikepalanya.

"Duh gimana jelasinnya" gumam lian.

"Hmm... Jadi gini sya, saya to the point saja ya, maaf kalo ini terdengar lancang untuk kamu. Tapi selama kita mengenal beberapa minggu ini sudah timbul rasa ketertarikan saya ke kamu, setiap bersama kamu saya merasa nyaman dan senang. Saya juga melihat orangtua dan adik saya juga menerima kamu dengan baik. Hal ini membuat saya ingin mengenal kamu lebih jauh, itupun jika kamu mengizinkan" jelas lian yang membuat alma terpaku tak bergeming.

"Sya.. maaf kalo saya lancang" ucap lian

"Jadi wanita yang kakak maksud sedang dekat sama kakak itu aku?" Tanya alma yang dijawab oleh anggukkan lian.

PENAWAR LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang