19.

31.3K 546 5
                                    

꧁☬➝⊹Happy Reading!⊹⟵☬꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


꧁☬➝⊹Happy Reading!⊹⟵☬꧂


Hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Lyion dan Sanjaya akhirnya tiba. Hari pernikahan Gerald dan Maura.

Keduanya memutuskan untuk melangsungkan pernikahan setelah kepulangan orang tua Gerald dari luar negeri. Padahal sebelumnya kedua keluarga sudah sepakat akan menikahkan Gerald dan Maura setelah mereka lulus sekolah. Tapi entah apa yang merasuki Gerald sehingga ngotot ingin menikahi Maura secepatnya.

Sementara dari pihak Maura sendiri tidak ada penolakan sama sekali, gadis itu tanpa tekanan langsung menyetujui ajakan menikah Gerald.

Dan puncaknya adalah malam ini, senyum kebahagiaan terpancar dari wajah Maura karena telah resmi menyandang status sebagai nyonya muda keluarga Lyion.

Hal serupa juga dirasakan oleh Zella, tidak ada yang lebih membuatnya senang selain melihat senyum bahagia dari sahabatnya.

Selamat, Ra. Akhirnya kalian bersatu juga. Aku doain semoga kalian selalu bahagia.

Tanpa sadar setetes air matanya jatuh. Setiap kali membaca cerita Maura air matanya langsung mengalir tanpa permisi. Setiap kata yang tertoreh membuat siapa saja yang membaca akan ikut merasakan penderitaan gadis itu, menanggung rasa sakit selama tiga tahun dan pada akhirnya meninggal ditangan laki-laki yang sangat dia cintai.

Menurut Zella tokoh Maura tidaklah jahat, keadaan lah yang memaksa dia berubah menjadi seperti itu, sejak awal dia hanya ingin melindungi apa yang menjadi miliknya.

"Ngapain disini? Aku nyariin kamu dari tadi," suara lembut dari belakang membuyarkan lamunan Zella.

"Egan,"

Zergan tersenyum hangat, tangannya merangkul pinggang ramping Zella, menarik gadis itu lebih mendekat ke tubuhnya.

"Ngapain sendirian disini ga gabung sama yang lain?" Lagi, Zergan kembali bertanya. Zella dapat merasakan deru nafas Zergan menyentuh kulit lehernya. Terasa hangat dan menenangkan.

Bersama Zergan dia merasa aman dan terlindungi, kedepannya dia berharap mereka berdua akan selalu bersama hingga maut memisahkan.

"Lagi ngebayangin apa?" suara hangat serta sentuhan lembut di kedua pipinya kembali menyadarkan Zella.

"Engga ada, aku tadi habis dari toilet," jawabnya.

Masih dengan mengelus lembut pipi Zella, Zergan berbisik mesra di telinganya. "Besok libur, malam ini nginep di apartemen aku, mau?" Zella mengangguk dengan malu-malu. Wajahnya mulai memerah merasa salah tingkah dalam situasi seperti ini.

Transmigrasi Azella [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang