Nikmati Selagi Bisa

239 17 0
                                    

Seminggu sudah Arka tinggal di rumah singgah miliknya. Dan ia baru menyadari bahwa bukan dia saja yang sakit di dunia ini. Akra mengenal beberapa pasien kronis dengan berbagai macam penyakit mematikan. Di antara mereka, ada yang divonis beberapa bulan lagi. Termasuk seorang anak yang semenjak kecil sudah bergelut dengan kanker yang mematikan. Nama anak itu adalah Cahaya. Ia hanya hidup bersama dengan ibunya. Karena itulah mereka memutuskan untuk menghabiskan hari di rumah singgah Arka. Karena memang tak ada tindakan medis yang bisa dilakukan. Dokter sudah angkat tangan. Padahal Cahaya baru berumur 7 tahun. Masih terlalu muda untuk menghadapi semua ini.

"Ka, kamu ingat cahaya kan?" tanya Putri yang sedang mendorong kursi roda Arka untuk berkeliling.

Arka berkedip sekali.

"Dia lusa ulang tahun!" bisik Putri.

Arka sekuat tenaganya berusaha untuk berbicara sesuatu.

"Ray-yaah!" Napas pemuda itu tersendak. Padahal ia menggunakan selang oksigen.

"Jangan dipaksa ya! Kamu mau kita ngerayain ulang tahunnya?" Putri mencoba mengerti.

Arka kembali berkedip.

"Baik, nanti aku minta anak-anak untuk bantuin aku ya!"

Arka berusaha tersenyum. Itu yang dia maksud. Ia ingin merayakan ulang tahun Cahaya. Ia ingin gadis kecil itu bahagia di sisa hidupnya.

"Tapi kamu juga mau ulang tahun kan?" tanya Putri.

Arka tak menjawab. Ia benar-benar lupa akan hal itu.

"Ya sudah, istirahat di dalam ya. Di sini terlalu dingin!"

Putri kembali mendorong kursi roda Arka menuju kamar. Kemudian, ia dibantu perawat untuk memindahkan Arka menuju ranjang dengan hati-hati. Setelah itu, Putri menyelimuti Arka sebatas dada. Ia mengeceup kening Arka.

"Aku tinggal ya. Nanti sore aku balik ke sini!"

Arka berkedip. Putri lalu menghubungi perawat untuk membantunya mengurus Arka. Ia harus bekerja hari ini. Jadi, terpaksa ia meninggalkan Arka sampai sore.


*****

Arka meminta kepada perawat untuk mengantarnya ke taman tempat Putri biasanya membawa Arka. Ia akan menunggu Putri di sini. Ia ingin Putri langsung menemukannya begitu istrinya itu pulang nanti.

Sekarang masih pukul tiga. Berarti mungkin sekitar satu jam lagi, Putri pasti akan sampai. Arka tidak sabar. Apalagi, nanti malam mereka berjanji akan merayakan ulang tahun Cahaya. Putri pasti sudah menyiapkan semuanya.

Sembari menunggu, Arka hanya bisa memperhatikan beberapa orang lalu lalang di hadapannya. Ada pasien yang masih bisa beraktifitas sendiri, ada juga yang sudah ketergantungan dengan orang lain, sama sepertinya.

Arka sedikit kaget ketika seoarang gadis yang mungkin masih usia sekolaj tiba-tiba mendekati dirinya berjumlah 3 orang. Mereka tiba-tiba mengenali Arka.

"Kak Arka, oh my god!" ucap salah satu gadis itu terlihat syok.

Tentu saja dua orang gadis lainnya juga ikut syok melihat keadaan Arka.

"Kak Arka beneran sakit parah?" ucap gadis berbaju merah muda terlihat sedih. Ia memperhatikan Arka dari atas sampai bawah.

Sebenarnya Arka risih. Ia tak mau dipandang lemah seperti ini.

"Kak Arka mau dibantuin masuk nggak? Kok Kak Arka sendiri?" tanya gadis yang satunya. Yang memiliki badan yang lebih berisi.

"Ng-ngak sah!" ucap Arka terbata-bata.

Arkana SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang