Karena merasa ada yang tak benar dari tubuhnya, akhirnya Arka bersedia melakukan rawat inap di rumah sakit. Semua ia lakukan untuk memeriksakan kesehatannya secara menyeluruh. Arka ingin tahu ada apa sebenarnya di tubuhnya. Arka ingin membuktikan kalau apa yang dibilang dokter itu salah. Ia masih muda. Tak mungkin ia menderita penyakit yang kebanyakan menimpa lansia itu.
Sebelum melakukan pemeriksaan, Arka lebih dahulu menghubungi Putri. Ia mengatakan kepada gadis itu kalau dia ada acara jumpa fans di luar kota selama 3 hari. Tentunya awalnya Putri curiga. Karena seharusnya Arka mengajaknya karena Putri adalah penata rias Arka. Tapi, Arka beralasan kalau pihak yang mengadakan acara sudah menyiapkan semuanya untuk Arka. Jadi, Arka menyuruh Putri untuk mulai membuat konten di studio yang disiapkan Arka.
Putri tentu saja percaya. Karena Arka tidak mungkin membohonginya. Arka sudah begitu baik. Untuk itu, tak ada alasan bagi Putri untuk tidak mempercayai pemuda itu.
"Ayo mas, pemeriksaaan akan segera dimulai!" ucap salah satu perawat.
Arka yang baru saja berganti pakaian rumah sakit lalu mengikuti perawat ke ruangan tempat ia akan melakukan pemeriksaan.
Banyak tes yang akan dikakukan Arka, salah satunya adalah pemeriksaan neorologis untuk memeriksa refleks, kekuatan otor, dan respon lainnya. Permeriksaannya berupa MRI (magnetic resonance imaging) pada leher, dan terkadang pada kepala dan tulang belakang bagian bawah, EMG (elektromiografi) yang menguji konduksi saraf, dan serangkaian tes darah . Terkadang tes urine, tes genetik, atau pungsi lumbal (juga disebut keran tulang belakang) juga diperlukan.
Arka merasa sangat gugup. Ia berusaha menenangkan dirinya sebisa mungkin. Untung saja, rumah sakit ini memberikan pelayanan yang sangat baik. Jadi, Arka hanya perlu menyiapkan mental terkait hasil yang akan ia jalani nantinya.
****
Arka baru saja kembali ke dalam ruang rawatnya begitu ia selesai dengan beberapa tes untuk hari ini. Tentu saja ada rasa lelah baik pada fisik maupun batin pemuda itu. Ada kemungkinan besar ia menderita sebuah penyakit mematikan. Dan menurut pemeriksaan tadi, sebagian besar gejala yang selama beberapa bulan ini Arka rasakan memang mendekati positif. Tapi, menurut dokter itu baru kemungkinan.
Tiba-tiba saja, Arka teringat dengan mamanya. Apa yang akan ia katakan kalau memang semua itu terjadi kepadanya. Arka yakin, mamanya akan sangat hancur. Arka anak satu-satunya dikeluarga mereka. Tanpa Arka, mungkin semuanya tak akan sama lagi.
Arka lalu mengambil ponselnya dan menghubungi mama, dering ketika, mama akhirnya mengangkan telepon Arka.
"Kenapa Ka, tumben telfon!" ucap mama di seberang sana.
Arka menghela napasnya. Sesibuk itukah dirinya selama ini? Arka baru sadar selama ini ia jarang menghubungi sang mama.
"Hallo ma, mama dimana?" tanya Arka susah payah agar air matanya tidak tumpah.
"Mama di butik. Kenapa nak? Ada masalah?" tanya mama terdengar khawatir.
"Emang harus ada masalah dulu Arka baru boleh telfon mama?"
Terdengar kekehan dari mama Arka.
"Ya tumben aja. Biasanya kalau bukan mama yang nelfon duluan kamu nggak akan nelfon mama!"
"Maafin Arka ya ma?"
"Sayang, kamu kenapa?"
"Arka nggak kenapa-napa ma. Cuma kangen aja sama mama!"
"Mama juga kangen sama kamu! Nanti kalau kamu udah nggak sibuk, bawa Putri ke rumah ya. Mama kangen sama dia!"
Arka tersenyum miris. Kalau memang akhirnya ia difonis penyakit, apakah ia masih tega untuk membiarkan Putri ikut menderita bersamanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Samudra
RomantizmMenikah dengan seseorang yang telah menjadi idolamu sejak lama. Membayangkannya saja Putri tak berani. Tapi ini nyata, Putri menikahi Arkana Samudra, idolanya. Terlihat mengagumkan, bukan? Tapi, kenapa jadinya tak sesuai dengan yang diharapkan Putri...