Ini adalah hari dimana Arka akan melamar Putri di rumah gadis itu. Dari pagi, rangkaian persiapan sudah dilakukan Putri dan keluarganya. Mereka memasak masakan spesial untuk menyambut Arka beserta keluarga. Hanya itu yang mereka kerjakan, karena Putri mau acara lamaran ini berlangsung secara sederhana. Hanya melibatkan dua belah keluarga inti saja.
Putri menggunakan kebaya sederhana yang dijahit ibunya juga riasan yang super tipis. Tapi, walau demikian, gadis itu tetap kelihatan cantik, jauh lebih cantik dari biasanya.
Putri dituntun Putra untuk menemui Arka beserta keluarganya. Gadis itu sangat gugup. Ia masih merasa seperti mimpi akan menjadi calon istri Arkana Samudra.
Putri bertambah gugup ketika ia sudah berada di hadapan Arka. Ia merasa terintimidasi melihat Arka yang menatapnya tanpa berkedip. Sebelum akhirnya, mama pemuda itu terlihat mencubit lelaki itu pelan.
Arka tersadar, ia lalu tersenyum canggung. Bohong kalau Arka berkata kalau dia tidak terpana melihat Putri. Malam ini Putri sangat cantik dengan kebaya biru mudanya. Cantik yang sangat sulit untuk di deskripsikan dengan kata-kata. Arka sudah biasa melihat wanita cantik. Terlebih wanita yang menjadi pasangannya disetiap film rata-rata cantik semua. Tapi Putri berbeda, wanita itu cantik kerena kesederhanaannya. Ada daya tarik Putri yang tak dimiliki oleh orang lain. Arka tidak tahu apa itu. Yang jelas, ia sangat suka saat Putri tersenyum. Senyum yang bisa menghangatkan hati.
"Udah terpesonanya?" tanya mama berbisik.
Arka terkekeh, tiba-tiba ia dilanda kegugupan yang luar biasa hingga ia bingung harus berkata apa. Untung saja sang papa bisa mencairkan suasana. Hingga acara lamaram ini berjalan dengan lancar. Mereka menyematkan cincin di jari masing-masing.
"Putri, karena kamu udah resmi menjadi calon menantu mama, ini ada kalung turun temurun yang diwariskan untuk menantu perempuan di keluarga kami!"
Mama Arka mengeluarkam sebuah kotak berisi kalung dari dalam tasnya. Kalung yang sangat indah. Berhiaskan permata yang Putri yakin harganya sangat mahal.
Mama menyodorkannya kepada Putri.
"Tapi ma, ini sangat bagus. Putri takut memakainya!" jawab Putri jujur.
Mama Arka lalu menggenggam tangan Putri lembut.
"Nggak usah takut sayang. Ini memang buat kamu. Artinya, mulai hari ini kamu jadi bagian dari keluarga kami!"
Mama lalu memasangkan kalung tersebut ke leher Putri.
Arka tersenyum. Entah kenapa, pemuda itu merasa sangat lega. Meski kedepannya ia belum tahu apakah bisa bahagia dengan Putri dan membahagiakan wanita itu atau tidak. Tapi Arka tak menyesal. Ia menerima Putri masuk ke dalam hidupnya.
****
Tak ada kata libur dikamus hidup Arka. Meski baru semalam ia melangsungkan lamaran, pagi harinya, pemuda itu langsung bekerja. Ia sudah tiba di lokasi syuting subuh hari. Tapi, tidak untuk Putri. Pemuda itu menyuruh calon istrinya itu untuk libur. Karena Arka mau Putri beristirahat dulu untuk beberapa hari.
Arka menerima handuk dari Bobi dam menyeka keringatnya. Lagi-lagi hari ini adefan berkelahi yang membuat stamina Arka cukup terkuras.
Arka menyambar sebuah botol minum dari atas meja yang disediakan staf. Ia sangat haus. Namun, ketika hendak membuka tutup botol, tangan Arka seperti melemas. Hingga ia tak kuat untuk membukanya. Arka sedikit panik, karena ini bukan kali pertama hal ini terjadi. Namun, beberapa hari inj Arka sering merasakan hal yang sama pada tangan kanannya.
Arka mencoba untuk tenang. Ia membukanya dengan tangan kiri. Hasilnya ia berhasil. Ia langsung meminum air dibotol itu dan berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Samudra
Roman d'amourMenikah dengan seseorang yang telah menjadi idolamu sejak lama. Membayangkannya saja Putri tak berani. Tapi ini nyata, Putri menikahi Arkana Samudra, idolanya. Terlihat mengagumkan, bukan? Tapi, kenapa jadinya tak sesuai dengan yang diharapkan Putri...