Arka akhirnya memutuskan untuk ke rumah sakit. Ia menceritakan semua yang ia alami kepada dokter. Awal mula tubuhnya seperti tidak mau mengikuti perintah otaknya yang membuat ia sering terjatuh dan juga sering kehilangan tenaga.
Arka memilih pergi ke rumah sakit sendiri. Karena ia tidak mau semua orang khawatir kepada dirinya.
"Lebih baik dirawat beberapa hari untik pemeriksaan lebih lanjut!" ucap dokter yang telah selesai memeriksa Arka.
"Maaf dokter, emang kemungkinannya apa?" tanya Arka.
"Saya belum bisa memastikan. Menurut gejala yang anda rasakan, bisa saja cuma rematik atau sakit yang tidak perlu dikhawatirkan. Tapi, alangkah lebih baiknya diperiksa secara menyeluruh. Takutnya ada penyakit yang membahayakan."
Arka tersenyum canggung. Ada rasa takut yang menyelimuti hatinya.
"Mungkin ini karena kelelahan dok. Doktet tahu sendiri, profesi saya membuat istirahat saya tidak teratur dok!"
"Saya tahu saudara Arka. Saya hanya menyarankan yang terbaik untuk anda. Karena menurut gejalanya, ada kemungkinan anda mengidap penyakit ALS."
Jantung Arka berdetak kencang. Ia tak tahu itu penyakit apa. Tapi, dilihat dari ekspresi dokter, itu adalah penyakit yang tidak main-main.
"Apa itu dokter?" tanya Arka.
"ALS adalah penyakit sistem saraf yang melemahkan otot-otot dan mempengaruhi sistem fisik!"
Jantung Arka berdetak tak karuan. Ia benar-benar terkejut mendengar penjelasan dokter.
"Apa berbahaya dok?" tanya Arka takut-takut.
"Iya, akan menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian!"
Arka terkekeh,
"Nggak mungkin saya akan menderita penyakit itu dok. Ini karena kelelahan, iya kan dok?" tanya Arka.
"Saya berharapnya juga begitu. Jadi, saya minta, segera periksakan diri anda. Biar kita bisa mencegah sesuatu yang tidak diinginkan!"
Arka terdiam. Tubuhnya masih belum bisa menerima kemungkinan terburuk itu.
"Tolong beri saya obat dokter. Saya masih harus menyelesaikan pekerjaan saya. Saya janji, setelah selesai nanti, saya akan rawat inap dan memeriksakan tubuh saya secara menyeluruh."
"Baiklah, kalau memang itu keputusan anda. Tapi, saya harap, anda secepatnya rawat inap!"
"Baik dokter!"
Arka keluar dari ruangan dokter dengan langkah lunglai. Apa yang baru saja didengar Arka merupakan sebuah pukulan bagi Arka. Walaupun belum pasti, hal ini membuat Arka takut. Ia belum siap kalau memang hal ini terjadi kepada dirinya.
****
Tanpa sadar, Atiba-tiba Arka sudah ada di depan rumah Putri. Ia tak hatu kenapa tubuhnya membawa Arka ke tempat ini. Hanya Putri yang Arka fikirkan saat ini.
Tapi, Arka terlalu pengecut untuk menghubungi Putri. Pemuda itu hanya berdiam diri di dalam mobil tanpa berniat untuk turun. Kalau dihitung, mungkin sudah setengah jam pemuda itu di sini. Tapi, ia juga enggan untuk pulang. Rasanya Arka tidak mau beranjak dari tempatnya saat ini.
"Arka!"
Putri mengetuk kaca mobil Arka.
Arka tersadar, ia lalu menurunkan kaca mobilnya.
"Kenapa nggak masuk?" tanya Putri.
Arka yang sudah tak kuat lagi lalu turun dari mobil dari mobil. Pemuda itu langsung memeluk Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Samudra
Roman d'amourMenikah dengan seseorang yang telah menjadi idolamu sejak lama. Membayangkannya saja Putri tak berani. Tapi ini nyata, Putri menikahi Arkana Samudra, idolanya. Terlihat mengagumkan, bukan? Tapi, kenapa jadinya tak sesuai dengan yang diharapkan Putri...