Pagi-pagi sekali, Raffa datang ke apartemen Arka untuk memberitahukan sebuah kabar baik. Brand fashion yang sebelumnya dibintamgi Arka memberikan keuntungan yang sangat besar untuk perusahaan. Terbukti dengan terjual habisnya semua produk dalam waktu satu jam setelah perilisan. Untuk itu, mereka meminta Raffa untuk melanjutkan kerja sama mereka. Kali ini dengan gaji yang benar-benar fantastis. Arka juga memiliki hak untuk mengukuhkan namanya di brand fashion tersebut. Dan kalau Arka menyetujui hal itu, mimpinya untuk mendirikan sebuah rumah singgah akan segera terwujud.
"Gimana menurut lo?" tanya Raffa setelah menceritakan semuanya kepada Arka.
"Lo bisa lihat Raf!" Sekarang gue nggak bisa ngapa-ngapain lagi!" jujur Arka. Ia tak ingin perusahaan itu akan rugi karenanya.
"Mereka tahu Ka, tapi mereka masih bersikeras mau lo yang melakukannya!"
"Lo yakin?" tanya Raffa.
"Gue yakin Ka. Ayo kita berjuang buat wujutin impian lo!"
"Kenapa lo tahu?"
"Aku yang bilang Ka."
Putri yang baru sampai bersamaan dengan orang tua Arka ikut berbicara.
"Kenapa kamu nggak bilang sama kami Ka? Kami juga mau bantu!" Mama lalu mendekat kepada Arka diikuti papa.
"Mama," ucap Arka lirih.
"Iya nak!" jawab mama.
"Maafin Arka ya ma!" ucap Arka menyesal.
Mama lalu memegang kedua tangan Arka yang sudah mati rasa.
"Tanpa kamu minta maaf, mama lebih dahulu memaafkan kamu Ka. Mama tahu, kamu itu tidak sadar saat melakukan itu!"
Setetes air mata Arka tumpah. Namun, papa dengam cepat mengusapnya.
"Kok jadi nangis? Katanya kita mau meeting?" ucap papa mencairka suasana.
Tentu saja Arka heran. Ia tidak tahu apapum dengan ini semua.
"Putri udah memberitahukan semuanya sama kami. Katanya kamu mau mendirikan rumah singgah untuk pasien kronis yang tidak punya biaya untuk menginap?" tanya papa.
"Tapi masih jauh Pa. Arka belum memiliki banyak uang untuk melakukannya."
Papa lalu menepuk pundak Arka,
"Papa ingin jadi join sama kamu, boleh kan?"
Arka tersenyum senang, "Papa beneran?" tanya Arka.
"Iya, papa serius. Papa juga udah hubungi beberapa rekan papa untuk ikut!"
"Makasih ya pa!" ucap Arka tulus
"Sama-sama! Kamu tahu kan, mama sama papa kerja keras selama ini buat siapa? Buat kamu!"
Arka kembali menunduk,
"Maafin Arka ya ma, pa!" ucap Arka lirih.
"Udah, kok pada melow gini? Lebih baik kita makan-makan. Mama udah pesen makanan enak!"
Semua mengangguk setuju. Putri lalu membantu mama menyiapkan makanan yang tadi dipesan mama.
Setelah selesai, mereka langsung makan. Putri dengan sigap berpindah de samping Arka untuk menyuapi pemuda itu makan. Hanya makanan halus, agar pemuda itu tidak kesulitan dalam mengunyah makanannya. Namun, ketika hendak memberikan minum kepada Arka, tiba-tiba pemuda itu tersedak.
Tentu saja semua orang menjadi panik. Wajah Arka sampai memerah karena kesulitan bernfas.
Putri juga sama. Ini kali pertama Arka tersedak saat makan. Selama ini, pemuda itu masih bisa makan dengan normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Samudra
RomanceMenikah dengan seseorang yang telah menjadi idolamu sejak lama. Membayangkannya saja Putri tak berani. Tapi ini nyata, Putri menikahi Arkana Samudra, idolanya. Terlihat mengagumkan, bukan? Tapi, kenapa jadinya tak sesuai dengan yang diharapkan Putri...