Pagi ini, terjadi ketegangan di rumah Putri. Putri menceritakan kondisi Arka kepada mama. Setelah menceritakan semuanya, Putri mengatakan kalau ia akan tetap menikah dengan Arka. Tentu saja hal itu membuat mama murka. Orang tua mana yang mau memberikan anaknya kepada orang yang mungkin sebentar lagi akan meninggal itu.
"Ma, mama lihat kan, gimana pengorbanan Arka buat aku. Dia tahu dia mungkin tidak bisa berkarir lagi. Jadi dia memasukkan aku ke kelas mbak Flora yang tidak murah agar nantinya aku bisa mandiri setelah tak lagi jadi makeup artis untuk dia!"
Putri mencoba untuk membujuk mama.
"Mama tahu, tapi kamu tahu resikonya. Dia hanya akan menjadi beban untuk kamu nantinya!" Mama mulai tersulut emosi.
"Ma, kenapa mama bicara begitu? Arka juga nggak mau seperti itu ma. Dia juga nggak mau jadi cacat!"
Mama menghela napas,
"Putri, pokoknya mama nggak setuju. Masa depan kamu masih panjang. Mama nggak mau masa depan kamu dihancurkan untuk mengurus Arka. Mama tahu Put, kamu sayang sama Arka. Tapi, kali ini kamu harus pakai logika. Mengurus orang lumpuh itu nggak semudah yang kamu kira!"
"Seperti mama mengurus papa dulu?" tanya Putri.
Wajah mama menegang, "Jangan samakan dengan papamu!"
"Ma, harusnya mama mengerti posisi Putri. Putri bisa lihat kalau mama sangat menyayangi papa hingga mama nggak mau meninggalkan papa walaupun papa nggak bisa apa-apa lagi. Itu juga yang Putri rasakan ma. Putri sangat menyayangi Arka ma. Putri ingin merawat Arka seperti halnya mama merawat papa."
"Mama hanya nggak mau kamu menderita Put!" Mata mama mulai berkaca-kaca.
"Ma, Putri memang menderita. Tapi apa mama fikir Putri tak akan menderita bila saat ini Putri meninggalka Arka disaat dia sedang terpuruk?"
Air muka mama mulai melunak.
"Mama sudah memperingatka kamu. Jangan sampai kamu menyesal nantinya!"
"Mama tenang aja. Putri punya mama yang akan menjadi tempat Putri mengadu. Dan misalnya Putri udah nggak kuat, Putri akan menyerah!"
"Terserah kamu aja!"
Putri terkekeh. Ia lalu memeluk mamanya dengan erat. Seperti dugaan Putri, mamanya pasti akan luluh. Karena Putri tahu betul kalau mama pernah mengalami hal yang sama dengan Putri. Saat mama merawat papa yang lumpuh total akibat kecelakaan.
***
Putri sangat terkejut melihat Arka yang hendak menceburkan dirinya ke kolam renang. Untung saja Putri sampai dengan cepat, kalau tidak, Putri tidak akan bisa membayangkan apa yang akan terjadi.
"Apa yang lo lakuin?" tanya Putri tersulut emosi.
Arka yang menyadari kehadiran Putri lalu menjalankan kontrol kursi rodanya sekali lagi.
Dengan sekuat tenaga, Putri menahannya. Ia benar-benar kesusahan menahan agar kursu rodanya tidak berjalan lagi. Hingga akhirnya Putri bersimpuh di depan kursi roda Arka.
"Gue nggak akan biarin lo ngelakuin hal bodoh ini!".
Air muka Arka mengeras. Mukanya sudang merah padam menahan marah.
"Minggir!" ucapnya.
"Enggak!" ucap Putri kekeh.
"Biarin gue mati!" ucap Arka lagi.
"Terus kalau udah mati lo pikir lo akan senang?" Putri menatap Arka dengan tatapan tajam.
Perlahan tangis Arka mulai terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Samudra
RomanceMenikah dengan seseorang yang telah menjadi idolamu sejak lama. Membayangkannya saja Putri tak berani. Tapi ini nyata, Putri menikahi Arkana Samudra, idolanya. Terlihat mengagumkan, bukan? Tapi, kenapa jadinya tak sesuai dengan yang diharapkan Putri...