Mimpi yang Indah

164 8 0
                                    

Arka mengantarkan Putri sampai ke depan gerbang rumahnya. Kemudian pemuda itu ikut keluar dari mobil. Karena selama perjalanan, tak ada yang bicara. Termasuk Raffa dan juga Bobi. Semuanya begitu terkejut mendengar pernyataan sepihak Arka. Terlebih Putri. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia juga tidak tahu apakah pernyataan Arka tadi serius atau tidak. Walaupun Putri tidak yakin. Mana mau sekelas Arka yang seorang bintang mau dengan dirinya yang hanya tukang rias pemula. Pasti Arka hanya menenangkan kakeknya. Walaupun di dalam hati Putri terbesit rasa senang yang tak dapat dipungkiri. Namun, ia yakin semua itu hanya mimpi. Mimpi yang membuat Putri bangun dari tidurnya.

"Udah malam. Lo masuk dulu! Besok kita bicarain lagi. Gue tahu lo pasti syok!" ucap Arka lembut.

"Apa yang harus kita bicarakan?" tanya Putri yang masih bingung.

"Yang tadi gue bilang di rumah sakit!"

"Arka, nggak usah dipikirin. Gue tahu kok, lo ngomong kaya gitu gara-gara khawatir. Gue paham!"

"Gue serius!"

Putri melongo. Ia menampar pelan pipinya.

"Besok gue akan datang lagi buat nemuin orang tua lo!"

"Arka! Gue nggak ngerti!"

"Maaf ya Put. Tapi gue mohon, lo bantuin gue. Gue akan perlakuin lo dengan baik!"

___

Putri merebahkan tubuhnya di atas kasur di kamarnya, pikirannya kembali melayang kepada peristiwa yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dimana seorang Arkana Samudra mengatakan akan menikahinya. Putri masih belum percaya. Tapi ini benar-benar nyata. Bahkan, Arka kembali meyakinkan dirinya kalau ia akan menikahi gadis itu secepatnya.

Putri belum tahu, apakah ia harus memberitahukan ibunya atau tidak. Juga, Putri tidak percaya mereka akan mempercayainya. Karena, sang mama dan adik Putri tahu kalau Putri sangat mengidolakan Arka. Mereka pasti berfikir kalau Putri berhalusinasi. Untuk itu, ia akan memilih untuk diam. Sampai kepastian dari arka benar-benar ia dapatkan.

Putri baru teringat, pertama kali ia mengidolakan Arka itu saat pertama kali. Waktu itu, pemuda itu masih artis pemula. Bahkan ia hanya mendapatkan peran kecil dari sebuah sinetron kala itu. Putri pun saat itu masih duduk di bangku kelas enam SD. Kebetulan, syuting tersebut berlangsung di sekolah Putri.

Namanya ada syuting di sekolah. Tentu saja membuat satu sekolah menjadi heboh. Murid-murid sekolah Putri berbondong-bondong meminta tanda tangan kepada aktor pemeran utama sinetron itu. Termasuk Putri. Ia ikut andil di dalam antrean. Karena situasinya sangat tidak kondusif dan terjadi dorong-dorongan, tak sengaja Putri terdorong hingga dirinya terjatuh. Putri ingat betul, lututnya terluka ketika jatuh. Putri hampir menangis sebelum seorang laki-laki menariknya dari sana. Dan membawa Putri masuk ke ruangan tunggu syuting tersebut.

Lelaki itu membantu mengobati lutut Putri yang terluka. Putri dibuat terpana begitu melihat wajahnya yang sangat tampan. Pemuda itu adalah Arka, idola Putri sampai saat ini.

"Mau dibantuin ketemu sama kak Jo nggak?" tanya Arka kala itu.

Putri tanpa sadar menggeleng. Ia kehabisan kata-kata.

"Lain kali hati-hati ya? Ini buat kamu, semoga suka ya?" Arka memberikan sebuah gelang tali rajut kepada Putri.

Putri hanya mengangguk saja. Lidahnya menjadi kelu dan tak bisa menjawab perkataan Arka. Ia bahkan tidak sempat berterima kasih kepada Arka. Putri yakin, mulai dari hari itulah ia memberikan sebagaian hatinya kepada Arka.

***

Arka baru saja selesai mandi saat kedua orang tuanya sudah ada di ruang tamu apartemennya. Arka tahu kalau hari ini ia pasti akan disidang keduanya. Terlihat dari raut wajah tegang keduanya. Arka memilih duduk di hadapan mama dan papanya. Ia menunggu orang tuanya berbicara terlebih dahulu.

Arkana SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang