6

794 69 9
                                    

Naruto melirik ke kanan dan ke kiri. Memperhatikan setiap sudut tempatnya sedang berada saat ini. Raut wajahnya terlihat bingung ia persis seperti anak tersesat.

"Jangan bikin malu deh, cepat duduk" tegur hinata pada Naruto.

"Ini tempat apa Hinata—chan?"

"Kita sedang berada di kedai ramen. Memangnya kau tak pernah masuk ke kedai ramen apa?"

Naruto menggeleng. Ia memang sangat suka ramen. Jika Danzou tak melarangnya sudah pasti ia akan memakan ramen setiap hari. Namun naruto tak pernah sekalipun makan ramen di kedai. Danzo memiliki chef pribadi di rumah mereka yang akan memasak semua menu makanan yang Naruto minta, termasuk ramen.

"Baunya harum sekali, aku jadi lapar"

"Biar aku pesankan, ya? Kau pasti akan suka dengan rasa ramen disini"

Sasuke cukup senang bisa mengajak Naruto keluar meski mereka tak bisa pergi berduaan. Naruto sengaja mengajak Hinata, bukan hanya itu sedari tadi juga ada pengawal yang mengawasi mereka dari kejauhan. Lumayan lah, pikirnya sebagai permulaan. Toh ia masih punya kesempatan lain.

"Aku dengar Kau suka ramen, makanya aku mengajakku kemari. Kau pasti suka"

Sasuke menanyakan semua makanan kesukaan Naruto pada Hinata. Cukup lama Hinata menjawab karena setahunya Naruto itu bukan pemilih dalam hal makanan. Hinata beberapa kali pernah berkunjung ke rumah Naruto dan sengetahuannya tak ada makanan yang Naruto sukai secara khusus kecuali ramen. Jadilah kencan pertama mereka terjadi di kedai ramen.

"Naru belum pernah kesini?" tanya Sasuke.

"Belum, Ini pertama kalinya. Naruto tidak boleh pergi ke tempat asing tanpa ditemani Danna"

Lagi-lagi Naruto menyebut Danna, Sasuke menjadi penasaran pada sosok Danna yang selalu Naruto sebut.

"Danna itu siapa? Apakah ayahmu?"

"Bukan, ayah Naru sudah meninggal"

Naruto memasang wajah murung dan Sasuke menjadi tak enak karenanya. Ia tak tahu mengenai situasi keluarga Naruto.

Sasuke menggenggam tangan Naruto lalu mengusapnya. Hinata yang melihat Sasuke mulai beraksi hanya bisa cengengesan.

"Maafkan aku Naru. Aku tidak tahu kalau ayahmu sudah tiada"

"Tidak apa-apa senpai. Naru tidak marah kok. Naru hanya sedih saja kalau teringat orang tua Naru yang sudah meninggal"

"Jadi, ibu Naru juga sudah....?"

"Iya, Naru sudah tak punya orang tua. Waktu kecil Naru tinggal sama paman Naru tapi paman Naru sangat jahat. Naru selalu dimarahi dan dipukuli"

Sasuke tak mengira, dibalik sifat Naruto yang terlihat ramah dan periang ternyata ia memiliki masa lalu yang kelam. Hampir sama seperti dirinya.

"Tapi sekarang Naru baik-baik saja, semuanya karena Danna. Danna yang sudah menyelamatkan Naru dari paman. Danna juga yang sudah merawat dan membesarkan Naru. Danna adalah keluarga Naru. Naru sayang Danna"

Sasuke ikut lega mendengarnya. Tak terbayang penderitaan seperti apa yang Naruto alami setelah kehilangan kedua orang tuanya. Syukurlah sekarang ia sudah memiliki keluarga yang menyayanginya.

"Maaf ya senpai, Naru malah curhat pada senpai. Senpai pasti kesal mendengar semua cerita membosankan Naru"

"Tidak kok, tidak. Aku justru senang karena bisa lebih mengenalmu"

"Sungguh? Naru takut sekali jika senpai membenci Naru kalau tahu Naru itu sebenarnya hanya anak yatim piatu yang beruntung. Naru tidak mau dijauhi lagi. Hanya Hinata yang bersedia menerima Naru apa adanya sebagai teman. Kalau senpai mau jadi teman Naru, Naru akan sangat senang"

DannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang