- 01. PROLOG

98 7 3
                                    

HAPPY READING!______________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY READING!
______________________


Bel tanda masuk sekolah baru saja berbunyi, namun Kaylana masih terdiam di bangkunya, menatap kosong ke arah papan tulis. Pikirannya melayang jauh, kembali pada sosok Sabilal, teman dekatnya yang sudah lama ia sukai.

"Sabilal..." gumam Kaylana pelan, tanpa sadar.

Setiap hari, Kaylana selalu mencuri-curi pandang ke arah Sabilal, berharap pemuda itu akan menyadari kehadirannya. Namun, Sabilal seolah tak pernah menyadari perasaan Kaylana. Ia hanya menganggap Kaylana sebagai teman dekatnya, tak lebih.

Kaylana menghela napas panjang. "Kapan kamu bisa sadar sama perasaan aku?" gumamnya.

Sudah bertahun-tahun ia menyimpan perasaan yang mendalam pada Sabilal, namun tak pernah sekalipun pemuda itu memberikan tanda-tanda bahwa ia membalas perasaan Kaylana. Setiap kali Kaylana mencoba mengungkapkan isi hatinya, rasa takut akan ditolak selalu menghantuinya. Ia tak ingin kehilangan Sabilal, satu-satunya orang yang begitu dekat dengannya. Namun, Kaylana juga tak sanggup lagi memendam perasaan ini sendirian.

Di sisi lain, Hael, sahabat dekat Kaylana, diam-diam juga menyimpan rasa untuk gadis itu. Ia sering memperhatikan Kaylana dari kejauhan, melihat bagaimana gadis itu selalu menatap Sabilal dengan pandangan penuh harap.

"Kenapa harus Sabilal, Lan? Kenapa bukan gue?" gumam Hael pelan, menahan gejolak di dalam hatinya.

Hael ingin membantu Kaylana melupakan Sabilal dan membuka hatinya untuk cinta yang lain - cinta darinya. Namun, Hael terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya, takut merusak persahabatan mereka.

Hael kembali menghembuskan napasnya lalu bangkit dari kursinya, berjalan mendekat kearah Kaylana yang masih melamun.

"Masih pagi udah ngelamun aja, Lan. Nanti kalau lo kesurupan pagi-pagi malah serem jadinya nih kelas." Ungkap Hael mendudukan bokongnya di kursi samping Kaylana duduk. Ia menopang dagunya dengan pandangan terarah pada sisi samping wajah Kaylana.

Kaylana mendengus pelan, ia menoleh kearah Hael yang kini menampilkan raut wajah menyebalkan. "Sehari lo enggak ngeselin tuh susah banget iya, Hael? Lo pagi-pagi mulutnya udah berisik aja," balas Kaylana sarkas.

"Lo aja yang sensitif sama gue, Lan. Lagian lo mikirin apa pagi-pagi begini? Oh jangan-jangan lo mikirin gue, iya? Iya kan?" tanya Hael dengan intonasi meledek, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk pelan bahu Kaylana.

Kaylana yang terlanjur kesal dengan sikap menyebalkan Hael, memberikan cubitan kencang di lengan pemuda itu. Tingkah Hael selalu membuat emosi Kaylana meledak-ledak, terlebih jika tingkah petakilannya keluar, semakin keluarlah emosi Kaylana.

"Lo percaya diri banget sumpah! Mana ada gue pikirin orang yang nyebelinnya udah ditingkat teratas kayak lo! Bisa-bisa meledak kepala gue," sungut Kaylana pada Hael, gadis itu memalingkan wajahnya kembali menatap kearah papan tulis.

Trapped In The FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang