Happy reading!
______________________________
Setelah kepergian Sabilal, Kaylana kembali kedalam kamarnya dengan wajah masam. Ia merebahkan tubuhnya yang entah mengapa terasa berbeda, mungkin saja efek tak enak badan.
"Aku terlalu berlebihan, iya? Harusnya aku enggak perlu ngerasa marah cuman karena masalah sepele begini, memangnya aku siapanya, Bilal? Sampai harus marah karena enggak ngabarin aku," gumam Kaylana menatap langit-langit kamarnya.
Rasa bersalah perlahan merayap ke dalam dirinya, ia tahu jika tidak seharusnya ia bersikap seperti tadi kepada Sabilal, niat Sabilal sudah sangat baik menjenguknya dan meminta maaf. Namun perasaan kesal yang menumpuk di dalam diri Kaylana, membuat ia tanpa sadar meluapkannya pada pemuda tersebut.
"Kayla, ada Hael di bawah, mau ngajak kamu ke belakang rumah," interupsi dari Wina membuat Kaylana menoleh kearah pintu.
Kaylana mendudukan dirinya dan merapihkan anak rambutnya yang berantakan, "Hael kesini? Ngapain?" tanya Kaylana pada ibundanya.
"Ibun enggak tahu dia mau ngapain, mending kamu samperin, gih. Tapi pakai cardigan kamu dulu sebelum ke belakang rumah, takut anginnya bikin kamu drop lagi nanti." Jelas Wina meraih cardigan berwarna hijau milik putri sulungnya, dan memberikannya pada gadis tersebut.
"Ibun udah bilang sama Hael biar enggak bawa kamu terlalu lama di luar, Hael juga kelihatan mau ngomong serius sama kamu. Lagi pada marahan apa gimana?" tanya Wina menatap Kaylana yang tengah memakai cardigan miliknya.
Kaylana yang mendengar perkataan Wima hanya menggeleng perlahan, "enggak ada. Mungkin aja Hael mau bilang sesuatu tentang tugas. Kalau begitu aku samperin Hael dulu, Bun, dadah." Setelahnya Kaylana melangkah keluar dari kamarnya, menuju belakang rumahnya berada.
Netra kelamnya mendapati Hael yang tengah bermain dengan kucing kesayangan Kaylana, Eice. Ia melangkah mendekati pemuda tersebut dan berniat mengejutkan Hael, namun pemuda tersebut sudah lebih dulu mengetahui keberadaannya, membuat Kaylana memberengut.
"Seharusnya lo jadi orang yang enggak pekaan biar gue bisa ngagetin lo!" ketus Kaylana mengambil alih Eice dari gendongan Hael, gadis tersebut mengelus bulu-bulu lembut berwarna putih milik Eice.
Hael hanya menggeleng geli akan tingkah kekanak-kanakan Kaylana, "kalau gue enggak peka, nanti enggak ada yang bakal jagain lo, Lana." Ungkap Hael dengan santainya. Pemuda bersurai hitam legam tersebut mendudukan dirinya di kursi kayu panjang yang tersedia.
"Gimana? Lo udah mendingan sekarang? Kalau gue lihat sih, lo udah bisa gue gangguin lagi," ujar Hael mengamati rona merah yang mulai mengisi wajah Kaylana menutupi wajah pucat Kaylana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In The Friendzone
FanficKaylana telah lama menyimpan perasaan cinta yang mendalam pada Sabilal, teman dekatnya sejak lama. Namun, Sabilal tidak pernah memberikan tanda-tanda bahwa ia membalas perasaan Kaylana. Dalam kebimbangan dan ketidakpastian, Kaylana harus berjuang un...