- 28. HADIAH DARI KAYLANA

19 1 0
                                    

Semenjak mereka bertiga keluar dari kantin Kaylana masih tak ingin angkat bicara sepatah kata pun, ia berjalan dengan tenang menatap sekeliling area sekolah, seakan mengalihkan pikirannya dari kejadian tadi.

Sabilal yang menyadari hal itu melirik kearah Caliza, meminta gadis itu untuk kembali ke kelasnya. Caliza yang mengerti menepuk bahu Kaylana dan pamit pergi, meninggalkan Sabilal dan Kaylana berdua.

"Aku rasa kamu jangan terus diam, Ayla. Kalau emang Salisha ngeganggu kamu, bilang ke aku, biar aku ngomong sama dia," ungkap Sabilal memecah keheningan diantara mereka berdua. Ia berhenti di hadapan Kaylana, menghentikan langkah gadis tersebut.

"Ayla, cerita aja ke aku. Salisha ngeganggu kamu kayak gimana?" tanya Sabilal lembut, ia tak ingin melihat Kaylana yang diam tidak seperti biasanya. Sabilal membuka bibirnya untuk lanjut berbicara, namun Kaylana sudah lebih dahulu menyelanya.

"Aku enggak papa, Bilal. Malahan aku tadi ngelawan Salisha, dia awalnya ngancem aku, tapi aku bales dia kok! Makasih, iya, kamu udah khawatir sama aku," balas Kaylana disertai senyuman tipisnya.

Ia mengeluarkan keychain dengan ukiran kucing berwarna hitam dan disodorkan pada Sabilal. Sabilal mengerutkan keningnya tak mengerti, namun ia tetap mengambilnya.

"Ini ... Buat aku?" tanya Sabilal mengamati keychain yang diberikan Kaylana padanya, netranya berbinar cerah dan degup jantungnya berdetak kencang. Ia diberikan keychain oleh Kaylana? Itu yang terlintas dalam pikirannya.

"Selamat ulang tahun, meskipun aku telat banget ngasihnya ke kamu. And happy sweet seventeen, Sabilal. Doa yang terbaik dari aku untuk kamu," ungkap Kaylana tulus dengan tatapannya menatap dalam netra jelaga milik Sabilal.

Detik itu juga Sabilal merasakan dadanya semakin bergemuruh riuh penuh dengan kegembiraan. Kaylana, ia memberikan keychain tersebut untuk hadiah ulang tahunnya. Meskipun terlambat dari bulan ulang tahunnya, namun bagi Sabilal, selama itu Kaylana ia tak apa.

"Aku juga punya yang warna putih, jadi ini keychain couple, kamu suka? Maaf, iya, aku ngasihnya keychain dulu, nanti di kelas aku ada hadiah satu lagi buat kamu." Ungkap Kaylana mengeluarkan keychain yang sama persis seperti Sabilal dengan warna putih, ia mengangkatnya dengan senyuman manis.

Netra jelaga Sabilal bergetar, ia menatap Kaylana yang berhasil meyakinkan hatinya jika dirinya benar-benar jatuh dalam ketulusan hati gadis tersebut. Kaylana, ia benar-benar tulus dengan perasaannya. Lalu apalagi yang ia tunggu? Apalagi yang ia tunggu jika Kaylana sudah bergerak lebih dahulu dibanding dirinya.

"Bilal? Kamu enggak suka, iya?" tanya Kaylana melambaikan tangannya ke wajah Sabilal. Ia mengerutkan keningnya ketika Sabilal menatap netranya dalam. "Bilal, kenapa? Kamu enggak suka? Alay, iya?" tanyanya sekali lagi.

Sabilal menggeleng secara perlahan, "enggak. Aku cuman ngerasa aku mau ngajak kamu pergi setelah ujian tengah semester, kamu mau? Aku mau ngajak kamu ke museum sama perpustakaan nasional," tawar Sabilal menatap dalam kedua netra kelam Kaylana.

"Tiba-tiba banget? Tapi aku mau, habis ujian kita bisa pergi kesana, nanti kita ajak Hael sama Caliza juga!" seru Kaylana dengan bersemangat, tak menyadari wajah Sabilal berubah masam.

"Enggak usah ajak mereka, kita berdua aja. Nanti kalau ada waktu lagi, baru kita ajak mereka," kata Sabilal menetralkan ekspresinya. "Lagian kamu udah sama Hael mulu dari sekolah dasar, kali ini gantian aku sama kamu, mau, kan?" tanya Sabilal penuh harapan.

Ia tak ingin ada kehadiran Hael diacaranya untuk mengajak Kaylana, ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Kaylana. Lagipula Hael, pemuda tersebut sudah dari sekolah dasar berada di sekitar Kaylana. Dan sekarang, apa salahnya jika Kaylana hanya bersama Sabilal untuk satu hari saja?

"Iya? Sebenarnya enggak papa sih, aku ngikut aja," setuju Kaylana dengan kepalanya sedikit tertunduk menyembunyikan senyumannya.

Kaylana tersipu malu membayangkan satu hari saja pergi ke museum dan perpustakaan hanya dengan Sabilal. Tak dapat dipungkiri keduanya tengah di dalam mood yang bagus. Sabilal yang mendapat hadiah dari Kaylana dan Kaylana yang dapat ajakan pergi dengan Sabilal.

Tunggu! Ini berarti museum sama perpus date? Pikir Kaylana mendongak menatap Sabilal yang mengalihkan pandangannya. Detik itu juga, wajah Kaylana memanas karena pemikirannya yang malah menganggap hal tersebut sebagai date.

"Ayla? Pipi kamu kenapa merah? Kamu kepanasan?" tanya Sabilal menatap pipi Kaylana yang memerah, ia menaikan salah satu alisnya mendapati pipi Kaylana semakin memerah padam karena pertanyaannya.

Kaylana menangkupkan kedua pipinya dan mengangguk cepat, "iya! Ini ... Ini aku kepanasan, hahaha." Tawa Kaylana canggung, merutuki dirinya sendiri yang mudah sekali tersipu hanya karena Sabilal.

"Yaudah, ayo ke kelas! Keburu kamu makin kepanasan," ajak Sabilal menarik tangan Kaylana dan berlari kecil.

Sabilal! Ini yang ada pipi aku makin merah. Rutuk Kaylana dalam hatinya, menatap tautan tangan mereka berdua. Kaylana merasa semakin hari ia semakin dekat dengan Sabilal, dan Kaylana merasa ia mempunyai kesempatan.

_________________________________

TBC.

Trapped In The FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang