- 17. MAKAN BARENG

12 2 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

___________________________

Kaylana perlahan membuka kedua matanya, netranya memandang sekeliling ruang UKS yang terlihat sepi, hingga ia terpaku pada sosok Sabilal yang tertidur dengan tangannya menggenggam jemari telunjuk Kaylana.

"Kamu udah bangun? Gimana keadaan kamu? Masih ngerasa pusing? Atau kamu ngerasa mual?" pertanyaan beruntun itu diberikan Caliza sesampainya ia di UKS.

Gadis bersurai sebahu itu mengikuti arah pandang Kaylana yang memandang Sabilal, "ah... Aku paham, kamu pasti bingung ngelihat dia tiba-tiba di sini, kan?" Celetuk Caliza.

Kaylana memalingkan wajahnya, sedikit rona kemerahan menyebar di wajahnya. Mengetahui jika Sabilal berada di sini dengan tangannya yang menggenggam jemari telunjuk Kaylana.

"Sabilal di sini mau jenguk kamu, enggak tahu dia kesambet apaan sampai mau ke UKS yang bisa dibilang paling anti banget dia kesini. Dan soal dia ketiduran, enggak tahu sih ya, soalnya aku keluar sebentar beli beberapa obat buat di UKS." Jelas Caliza, meletakkan plastik berisi obat-obatan.

Kaylana mengangguk pelan, ia sesekali melirik telunjuknya yang di genggam erat oleh Sabilal. Perasaan menyenangkan itu kembali hadir di dalam diri Kaylana.

"Yang lagi kasmaran beda, ya?" goda Caliza melirik sekilas kearah Kaylana yang tengah mengulum senyumannya.

"Ah, enggak! Siapa juga yang lagi kasmaran? Sabilal sama aku cuman temen deket aja," elak Kaylana menatap punggung Caliza yang bergetar, menandakan gadis bersurai sebahu itu tengah tertawa.

"Mau kamu ngelak juga udah ketahuan, Kayla. Pipi kamu merah soalnya," ujar Caliza menunjuk pipi Kaylana yang terlihat memerah.

Kaylana segera meraba pipinya yang memanas, detik itu juga tawa renyah Caliza terdengar, mengisi ruang UKS yang kosong dengan tawanya.

"Caliza!" seru Kaylana menyembunyikan wajahnya dari gadis bersurai sebahu itu.

"Cal... Kamu berisik," ujar Sabilal pelan, membuka kedua matanya dan melirik kearah Caliza.

Caliza mengatur napasnya berusaha untuk menghentikan tawanya, "oke aku berhenti ketawa!" seru Caliza pada akhirnya.

Ia tahu jika ia kembali meledek Kaylana, Sabilal tentunya tidak akan tinggal diam. Lagaknya saja pemuda tersebut cuek, nyatanya Sabilal selalu overprotektive pada Kaylana, tanpa gadis itu sadari.

"Ekhem, tapi itu tangan enggak mau lepas dulu, Lal?" tanya Caliza, kembali menggoda Sabilal dan Kaylana.

Mendengar pertanyaan Caliza, Sabilal segera melepas genggaman tangannya pada jemari telunjuk Kaylana. Wajahnya ia buat setenang mungkin, meski berbanding terbalik dengan jantungnya yang berdegup kencang.

Kaylana sendiri mengalihkan tatapannya, ia tak berani untuk menoleh kearah Sabilal meski hanya sedetik saja.

"Santai aja, lagian kalian berdua cuman temen dekat doang, kan? Kenapa malu-malu begitu?" tanya Caliza santai.

Trapped In The FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang