- 05. KELUARGA ANDARESTA

27 4 1
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

__________________________

Deru suara motor matic milik sang ibunda terdengar di pekarangan rumahnya. Kaylana yang sudah berganti pakaian segera turun menyambut kepulangan Ibundanya dengan senyuman manisnya, gadis itu membuka pintu rumahnya, mendapati sesosok gadis kecil yang mirip dengannya.

"Haloo, Kanza! Kok pergi enggak ngajak-ngajak kakak sih?" tanya Kaylana sembari mengunyel-unyel pipi tembam sang adik.

Kanza hanya tertawa kecil dengam gigi susunya yang terlihat, adik kecilnya itu berhambur masuk kedalam dekapan Kaylana, dan tentu dengan senang hati Kaylana membalas tingkah menggemaskan sang adik.

"Kakak! Tadi Anza main sama kak Lily! Seluu tahuu," celoteh Kanza khas anak kecil berumur tiga tahun. Gadis kecil itu mendusel gemas di dalam dekapan Kaylana.

Memang Kanza lebih dekat padanya dibandingkan dengan adik lelakinya, Areksa. Kanza lebih suka mengintili Kaylana dengan sikap manis dan menyebalkannya, yang terkadang membuat Kaylana gemas.

Kaylana mengangkat tubuh mungil Kanza kedalam gendongannya, ia tersenyum manis menyambut kedatangan ibundanya dengan Areksa, adik pertamanya.

"Ibun, kenapa enggak bilang-bilang dulu kalau pergi ke rumah kak Lily? Tadi Kakak udah nungguin ibun di halte, lho." Ujar Kaylana, meminta penjelasan dari sang Ibunda.

Wanita setengah baya itu melirik putri sulungnya sekilas, "Ibun belum sempat kasih kabar ke kamu, Ayla. Yang penting kamu sudah pulang dengan selamat, bukan? Sudah bilang makasih sama Nak Hael?" tanya ibun pada Kaylana.

Kaylana mengangguk pelan, ia menurunkan Kanza yang meminta turun dari gendongannya. "Tapi setidaknya ibun kasih kabar ke kakak gitu. Kakak nunggu setengah jam lebih di halte," balas Kaylana merasa sedikit tidak terima akan balasan sang ibu.

"Jangan ajak ibun ribut Ayla. Bantu ibun siapkan makanan, sebentar lagi ayahmu pulang." Putus Ibun, kemudian melangkah pergi meninggalkan Kaylana.

Kaylana menghembuskan napasnya, "jangan kepancing emosi dan sensitif, Ayla. Jangan karena kenangan itu, kamu jadi sensitif dan nyalahin ibun." Gumam Kaylana, menenangkan dirinya sendiri.

Kaylana melangkahkan kakinya menyusul Ibun menuju dapur berada, namun dering ponselnya menghentikan langkahnya. Sebuah voice note dari Sabilal membuat Kaylana terkesiap. Gadis itu menunggu beberapa menit, setelahnya membuka voice note yang dikirimkan oleh Sabilal.

"Kay... Besok tolong temanin aku ke toko buku, iya? Aku butuh referensi buku novel tugasnya Bu Indri. Kamu bisa, kan?" — voice note Sabilal

Kaylana mengulum senyumannya, ia segera membalas voice note Sabilal yang menyatakan jika gadis itu setuju.

"Ngapain senyum-senyum disitu kek orang stress? Sana, Ibun daritadi manggil tuh." Celetukan Areksa membuat senyuman Kaylana pudar.

Gadis itu mendengus dengan tatapan sinis untuk Areksa, "enggak bisa lihat orang bahagia aja! Dasar adek laknat!" seru Kaylana kesal

Areksa yang melihat Kaylana berjalan dengan menghentakkan kakinya hanya menggeleng heran. "Orang kayak begitu, kok bisa disukain sama bang Hael? Anaknya stress begitu," gumam Areksa pelan, takut di dengar sang kakak.

Suasana makan malam dikediaman Andaresta terkesan tenang, Kanza yang biasanya rewel dengan permintaannya hanya diam, menyantap cemilannya. Begitupun dengan kepala keluarga Andareksa, Riano. Ia melirik putri sulungnya dengan tatapan hangatnya.

"Ayah dengar, kalau sekolah kamu empat bulan lagi mau ngadain study tour. Ayla mau ikut study tournya? Kalau mau ayah bisa siapkan uangnya," ungkap ayahnya ditengah keheningan.

Kaylana mengangkat pandangannya, ia menatap sang ayah dengan alis bertaut. "Ayah tahu darimana kalau sekolah aku mau ngadain study tour? Aku belum ada kasih info ini ke ayah," tanya Kaylana heran.

Riano hanya tersenyum tipis, pria setengah baya itu menatap putri sulungnya, "ayah tahu hal ini dari Hael. Dia bilang kamu pasti bakal ngasih tahu ke ayah pas dekat-dekat bulannya." Jawab Riano tenang.

Kaylana menggigit bibir bagian dalamnya, ia melirik kearah sang adik yang hanya diam. "Tapi Areksa juga bakal study tour di bulan yang sama, Yah. Aku ngalah aja," ujar Kaylana.

"Enggak usah. Lagian study tour tempat abang juga sama aja, kak. Abang enggak usah ikut study tour, lagian kakak pasti butuh pergi jalan-jalan. Jadi aku yang ngalah untuk kali ini," balas Areksa menatap lurus kearah netra kelam milik Kaylana.

"Apa yang dibilang sama Abang benar juga, Kak. Abang juga bakal study tour ke tempat yang sama, jadi sekarang gantian aja, oke? Lagian Abang juga kelihatan enggak masalah." Timpal Ibun menyetujui balasan Areksa.

"Ibun..." protes Kaylana, tentunya sebagai seorang kakak Kaylana merasa tak nyaman jika Areksa harus mengalah untuknya. Ada perasaan mengganjal di setiap kali Areksa mengalah untuknya.

"Areksa enggak masalah, kak. Kakak pergi aja study tour," balas Areksa meyakinkan Kaylana.

Kaylana menghembuskan napasnya, ia tidak mungkin bisa menang jika Areksa seperti ini. Gadis itu menyandarkan punggungnya di kursi dengan pandangan lurus ke wajah Areksa.

"Fine. Kakak bakal ikut, tapi nanti kakak bakal bawain oleh-oleh buat abang. Gantian sama abang kemarin," putus Kaylana pada akhirnya.

"Areksa bakal tunggu oleh-olehnya!" seru Areksa antusias, memperlihatkan senyuman yang jarang ditunjukkannya di depan umum.

Kaylana menyunggingkan senyuman tipisnya, terkadang ia memang merasa lelah dan muak menjadi anak sulung, namun disisi lain kebahagiaan seperti inilah yang ia sukai. Kebahagiaan dan rasa bangga seorang kakak yang membuatnya merasa penuh. Kaylana selalu menyayangi adik-adiknya dan tidak ingin adik-adiknya bernasib sama sepertinya, dikucilkan dan dibully.

Tetaplah tumbuh dengan baik Reksa, Kanza. Kakak selalu berharap kebahagiaan hadir untuk kalian, bahkan kalau perlu kakak bakal lakuin apa aja demi kalian berdua. Batin Kaylana menatap bergantian kedua adiknya, Kanza dan Areksa.

———————————

Areksa Andaresta

Kanzara Andaresta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kanzara Andaresta

Kanzara Andaresta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———————————

Trapped In The FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang