- 19. ALASAN KAYLANA

14 2 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

____________________________


Kaylana menatap ponselnya yang berada di pangkuannya, gadis dengan netra sekelam malam tersebut menatap pesan dari Sabilal yang menyatakan sebentar lagi pemuda tersebut akan ke UKS untuk mengantar Kaylana pulang. Namun sampai sudah 15 menit berlalu tidak ada tanda-tanda kehadiran pemuda tersebut.

"Dia enggak jadikah ngantar aku pulang? Tapi ini baru lima belas menit sih, jadi aku tunggu aja, siapa tahu dia ada urusan sebentar." Gumam Kaylana pada dirinya sendiri.

Ia memejamkan matanya ketika kembali teringat pesan dari sang Ibunda yang lagi dan lagi membahas permasalahan ekonomi keluarga.

Kaylana tak masalah tentang hal itu, namun jika Ibunda dari gadis itu kembali mengungkit dirinya yang gagal masuk SMA Negeri yang Ibundanya inginkan, itu membuatnya semakin merasa bersalah.

Netra sekelam malamnya terbuka menatap pintu UKS yang terbuka, sayangnya bukan Sabilal yang ia lihat, melainkan Amoura yang berdiri di sana dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

"Aku udah bilang apa sama kamu tadi pagi, Kayla? Lihat sekarang, kamu jadi sakit begini. Jangan ngepush diri kamu sendiri, kalau sakit ya, istirahat." Cecar Amoura, mendudukan dirinya di kursi samping ranjang Kaylana.

Tangan mungilnya terulur menggenggam lembut tangan Kaylana, ia mengelusnya secara perlahan. "Jangan sakit, jangan ngepush diri kamu sendiri kayak begini. Itu buat aku khawatir setengah mati," peringat Amoura dengan netranya memandang cemas Kaylana.

Ia tak suka jika Kaylana memaksakan dirinya, hingga membuat gadis bersurai kecokelatan tersebut drop. Kaylana itu keras kepala, dan Amoura jelas tahu pemikiran gadis tersebut.

Kaylana tersenyum tipis menatap hangat raut wajah cemas bercampur khawatir milik Amoura, ia menumpukan satu tangannya pada tangan Amoura yang mengelus tangan kirinya.

"Aku enggak papa, Amou. Ini cuman pusing sedikit aja," balas Kaylana meyakinkan Amoura.

"Pusing sedikit aja, kata kamu? Lihat wajah kamu di cermin sekarang! Kamu tuh jadi kayak vampire tahu, pucat begitu," ujar Amoura tak terima.

Mau seberusaha apapun Kaylana mencoba membohonginya, namun tubuh dari gadis tersebut tak bisa dibohongi. Wajah Kaylana memucat dengan netra sayunya, mungkin jika kedua teman lelaki gadis itu akan percaya akan kebohongan Kaylana. Tetapi ini, Amoura, teman dekatnya yang tahu persis sekeras kepala apa Kaylana.

"Kalau kamu mau bohongin aku, kamu enggak bisa. Kamu pulang sekarang sama aku, enggak usah nungguin si Sabilal-Sabilal itu!" Tukas Amoura merapihkan barang bawaan Kaylana seperti tasnya, ia melirik gadis itu yang terdiam.

"Kenapa diam, Kayla? Ayoo, pulang sama aku aja daripada sama Sabilal," ujar Amoura sekali lagi.

Kaylana menatap sesaat pesan dari Sabilal dan mengangkat pandangannya kearah Amoura, "kamu tahu darimana kalau Sabilal yang bakal antar aku pulang?" tanya Kaylana pelan.

Amoura mengatupkan bibirnya melihat raut wajah Kaylana yang berubah, jelas gadis itu mungkin merasa kesal, karena Sabilal tidak mengabari apapun padanya dan tidak menunjukkan wujudnya.

"Amoura," panggil Kaylana dengan sedikit penegasan disetiap katanya.

"Hael, aku tahu dari dia." Jawab Amoura pada akhirnya, ia sedikit menunduk menatap ponsel Kaylana yang masih menyala.

"Jangan tunggu Sabilal lagi, dia ada urusan sama teman SMP-nya, Caliza." Ungkap Amoura sekali lagi, netranya memandang raut wajah Kaylana yang tampak sedih.

"Caliza?" gumam Kaylana menatap Amoura yang mengalihkan pandangannya. "Sabilal ada urusan sama Caliza?" tanya Kaylana pada Amoura.

Amoura hanya mampu mengangguk pelan, "jangan cari dia lagi. Sekarang ayoo pulang sama aku." Ajak Amoura menarik pelan tangan Kaylana.

Kaylana hanya menuruti perkataan Amoura, gadis itu turun dari ranjang UKS, namun sebelum ia pergi dari UKS, Kaylana meraih tote bag bekal milik Sabilal.

Besok aku kasih tote bag sama tempat makan kamu, Lal. Batin Kaylana mengikuti pelan langkah kaki Amoura yang menuntunnya kearah parkiran sekolah.

Di sisi Hael, ia memandang lamat kedua gadis yang telah pergi meninggalkan sekolah. Netranya terpejam beberapa saat dengan kedua tangannya terkepal kuat.

"Bajingan," umpat Hael dengan napasnya yang memburu.

Ia tak suka raut kekecewaan hadir di wajah Kaylana lagi dan lagi. Sudah cukup ia melihat Sabilal yang terus-menerus memberikan harapan pada Kaylana, yang pada akhirnya mengecewakan gadis tersebut.

"Kalau enggak bisa buat Kaylana bahagia, jangan kasih harapan, sialan." Umpat Hael sekali lagi, beralih memandang kedua pasangan yang tengah bersenda gurau, itu dia, alasan Kaylana terluka, Sabilal dan Caliza.

"See? Lo yakin bakal terus-menerus jadi pengecut yang biarin Kaylana berkali-kali dikasih mixed feelings?" tanya Nazeea yang muncul di hadapan Hael dengan tatapan menyebalkannya bagi pemuda tersebut.

Hael menghembuskan napasnya, "jangan ikut campur, Nazee. Urusan perasaan gue, biar itu jadi urusan gue sendiri." Balas Hael pelan, ia mengalihkan pandangannya dari tatapan jengkel yang dilemparkan oleh Nazeea.

"Gue tahu. Pengecut. Itu yang mau lo keluarin dari mulut pedas lo, kan?" sela Hael memandang netra kecokelatan milik Nazeea, sepupunya itu akan terus mengumpati Hael tentang tindakannya yang lamban.

"Tapi sekali lagi gue tekanin, biar ini jadi urusan gue, Nazee. Kaylana masih belum sadar, dan gue enggak mau bertindak gegabah yang nantinya buat gue asing sama dia." Jelas Hael, dengan menarik napasnya perlahan.

Pikiran dan hatinya tidak pernah sinkron, pikiran Hael meminta pemuda itu untuk bergerak secara perlahan dan tidak gegabah, namun hatinya berbanding terbalik, hatinya tidak ingin terus melihat Kaylana semakin hancur akan ekspektasi dari harapan gadis itu pada Sabilal.

"Hael, gue peringatin lo berkali-kali karena gue juga udah muak ngelihat Kaylana kayak begini. Gue juga sama kayak lo, yang mau terbaik untuk Kaylana dan bisa buat dia lepas sama perasaannya." Ungkap Nazeea lembut, gadis itu berjalan mendekati sepupunya tersebut.

Ia melirik sekilas kearah dimana Sabilal dan Caliza berada dan kembali kearah Hael, "Tapi Kaylana ngelihat sosok ayahnya di diri Sabilal, dan tentunya itu bakal ngebuat Kaylana susah untuk move on." Jelas Nazeea pelan.

"Kaylana ngelihat sosok ayahnya di diri Sabilal, dan apa lo pikir Kaylana bisa lepasin Sabilal semudah itu? Enggak, Hael. Kaylana tentunya cari perhatian yang sama ke sosok yang mirip ayahnya," ungkap Nazeea.

"Lo tentunya tahu, seberapa besar pengharapan Kaylana ke perhatian ayahnya, bukan?" tanya Nazeea memandang raut wajah Hael yang mengeras.

Benar. Kaylana mendapati sosok ayah gadis tersebut di diri Sabilal, dan tentunya ia tidak akan mungkin bisa masuk kedalam hati gadis tersebut jika masih ada Sabilal yang mirip dengan sosok ayah Kaylana.

____________________

Salam dari Sabilal:

___________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


___________________________

Trapped In The FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang