- 27. GANGGUAN DARI SALISHA

7 1 0
                                    

Dering bel istirahat berbunyi, membuat para siswa dan siswi berhambur keluar dari keluas menuju kantin. Sedangkan Kaylana, ia tertahan di kelas menatap malas gadis di hadapannya.

"Mau ngomong apa? Enggak bisa nanti aja emangnya? Gue mau ke kantin," tanya Kaylana malas dan enggan.

Bahkan ia melingkarkan kedua tangannya di dada, pertanda ia malas berhubungan dengan Salisha. Iya, yang menahannya ke kantin adalah Salisha, entah apa yang ingin gadis itu katakan padanya.

"Lo mulai pintar ngomong sekarang, iya? Beda banget sama yang dulu, yang pengecut. Gue cuman mau bilang, jangan mau jadi sasimo," ungkap Salisha dengan pandangan lurus kearah netra Kaylana.

Kening Kaylana berkerut tak suka, "makasud lo apa? Lo iri gue deket sama Sabilal sama Hael, iya? Atau lo iri kalau lo yang sekarang kepintarannya jauh di bawah gue? Oh, bukan sih, dari dulu lo emang selalu di bawah gue, cuman lo menang di contekan, gue menang di otak." Balas Kaylana, pedas dan tajam.

"Salisha, Salisha. Lo yang sekarang itu enggak berpotensi apapun, yang sasimo itu lo bukan gue. Gue yang dulu bukan gue yang sekarang. Gue yang dulu bisa aja ditindas sama lo, tapi gue yang sekarang enggak," ungkap Kaylana dengan suara rendahnya. Ia berjalan beberapa langkah mendekati Salisha, netranya menyorot dalam netra milik Salisha, terkesan mengintimidasi gadis itu. "Lo yang sekarang, jauh di bawah gue," tambah Kaylana.

Salisha mengepalkan kedua tangannya, ia tak menyangka jika Kaylana akan melawannya. Bahkan terkesan mengintimidasinya, membuatnya sedikit gemetar ketakutan. Ini seakan bukan Kaylana yang mudah dimanipulasi, malah seperti orang asing yang tak takut untuk membalas.

"Lo enggak lebih dari apapun! Lo sampah, lo pengecut, Kaylana!" seru Salisha dengan suaranya meninggi, gadis itu hendak mendorong Kaylana, namun gagal.

Kaylana sudah lebih dahulu menghindar, malah berbalik, Salisha terjerembab ke depan, wajahnya mencium lantai kelas dengan keras.

"Bodoh, lo pikir gue cuman bisa diem? Lo salah, udahlah, malas gue ladenin orang haus perhatian kayak lo, enggak guna." Ujar Kaylana tajam, melangkah keluar dari kelas menyisakan Salisha dengan wajah memerah antara malu dan marah.

"Sialan! Kaylana sialan! Habis lo sama gue nanti," umpat Salisha memandang tajam Kaylana yang menjauh dari kelas.

Teman sekelasnya memandang Salisha rendah, tentu, Salisha orang baru, yang dengan berani mengusik gadis kesayangan kelas, dan itu membuat teman sekelas marah dan tak menyukai gadis tersebut.

"Enggak tahu diri banget, iya? Padahal masih anak baru, tapi udah berbuat aneh-aneh aja. Malah ganggu Kaylana gitu aja, enggak takut di balas Sabilal sama Hael kali, iya?" bisik anak-anak kelas memandang Salisha sinis.

Salisha menatap tajam beberapa anak kelas yang membicarakannya sebelum keluar dari kelas dengan wajah menahan amarah dan malu. Andra yang sedari tadi memperhatikan, menerbitkan senyuman puas.

Kaylana yang sekarang terlihat menarik di matanya, rasanya ingin pemuda itu taklukan seperti dulu. Ia mulai memikirkan beberapa cara untuk kembali membuat Kaylana tunduk padanya, dan membuat Kaylana menjadi alatnya, sama seperti dulu.

Di sisi Kaylana, gadis itu berjalan memasuki kantin dengan wajah masam, hingga langkahnya terhenti menatap kearah Caliza yang melambaikan tangan padanya, meminta Kaylana untuk bergabung bersamanya dan Sabilal.

Sabilal dari kejauhan mengerutkan keningnya, raut wajah Kaylana yang masam membuat Sabilal bertanya, hal apa yang merusak mood Kaylana? Pikirannya berpacu hingga sadar, jika sekarang ada Salisha dan Andra di kelas, bisa saja salah satu dari mereka menganggu mood Kaylana.

Sabilal segera beranjak dari kursinya, menghampiri Kaylana dengan raut wajah khawatirnya. "Kenapa? Siapa yang ganggu kamu? Andra atau Salisha? Bilang sama aku, biar aku urus mereka," tanya Sabilal beruntun penuh kekhawatiran.

Kaylana menatap Sabilal, netranya menyorot ke belakang mendapati Caliza yang mengalihkan pandangannya dari mereka berdua, lalu kembali memandang Sabilal.

"Bukan apa-apa, cuman kesel dikit aja. Aku mau pesen makanan dulu," balas Kaylana pelan dan beranjak untuk memesan nasi goreng, namun tangannya di tahan Sabilal. "Bilal, aku enggak papa, serius." Ungkap Kaylana, memandang Sabilal.

"Aku yang pesenin nasi gpreng kamu, kamu duduk aja sama Caliza," tukas Sabilal melepaskan tangannya dari Kaylana dan berjalan menuju stand nasi goreng yang ada.

Kaylana menatap punggung Sabilal sebentar, kemudian melangkah menuju meja yang terdapat Caliza. Ia mendudukan dirinya di depan Caliza, memberikan senyuman kecil.

"Kamu enggak papa? Tadi aku lihat Sabilal kelihatan panik sama khawatir banget sama kamu," tanya Caliza menatap raut wajah Kaylana dan dibalas gelengan pelan gadis tersebut.

"Aku enggak papa, Cal," balas Kaylana dengan senyumannya. Kaylana mengalihkan perhatiannya ketika Sabilal datang membawa nasi goreng pesanannya. "Ini uangnya, Lal," ujar Kaylana memberikan selembar kertas uang 10 rb pada Sabilal.

"Simpan aja, anggap aja hari ini aku traktir kamu," balas Sabilal menurunkan tangan Kaylana. "Mending kamu makan sekarang, bentar lagi jam istirahat mau habis," ungkap Sabilal.

Ia mendudukan dirinya di samping Kaylana dan meminum jus jeruk yang ia pesan tadi. Caliza menatap Sabilal yang mengukir senyuman tipis melihat Kaylana yang sedang memakan nasi gorengnya, tak dapat di pungkiri netra jelaga Sabilal terlihat berbinar menatap Kaylana, dan Caliza menyadari hal itu.

Mau sampai kapan Sabilal nyembunyiin perasaannya sama Kaylana? Padahal udah jelas banget, mereka suka sama suka, tapi kenapa masih ngestuck di situ aja? Batin Caliza memandang Sabilal dan Kaylana secara bergantian.

____________________________

Si yang khawatir banget sama keadaan Kaylana:

Si yang khawatir banget sama keadaan Kaylana:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________

TBC.

Trapped In The FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang