- 18. BEKAL SABILAL

18 4 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

____________________________

Kaylana menatap kedua pemuda di hadapannya yang tengah memainkan ponsel masing-masing, ia mendengus malas merasa tidak ada gunanya keduanya berada di sisi Kaylana.

"Kalian berdua kalau cuman mau bolos, mending balik aja ke kelas. Aku enggak mau jadi alasan bolos kalian berdua," ungkap Kaylana merebahkan dirinya di ranjang UKS.

Sabilal mengangkat pandangannya dari ponselnya dan melirik kearah Hael yang masih terfokus pada ponselnya, lalu kembali menatap gadis di hadapannya.

"Aku bisa di sini nemenin kamu, Hael bisa balik ke kelasnya." Jawab Sabilal, tanpa melirik kearah Hael yang sudah menampakkan raut wajah protesnya.

"Maaf aja nih, Lal. Tapi gue yang bawa Kaylana ke UKS, gue yang harusnya di sini dan lo yang harusnya balik ke kelas." Protes Hael menatap sengit kearah Sabilal.

Sabilal menggeleng pelan, ia balas menatap sengit kearah Hael. Pemuda dengan netra jelaga itu tampaknya tak ingin kalah dari Hael.

"Kan lo tadi pergi pas jaga Kaylana, dan kebetulan aja gue ada, jadi gue yang jaga Kaylana. Lo balik aja ke kelas, sekarang kan pelajaran favorite lo, sosiologi bukan?" tukas Sabilal tak mau kalah.

Hael mengepalkan kedua tangannya, ia tak bisa membayangkan Kaylana kembali semakin dekat dengan Sabilal. Ia tak ingin mengalah untuk kali ini, tidak untuk semua hal yang sudah pemuda itu lakukan pada Kaylana.

Ia membuka mulutnya hendak memprotes kembali, namun suara lelah Kaylana membuat Hael kembali mengatupkan bibirnya.

"Jangan kayak anak kecil, aku enggak butuh di jagain kalian lagi. Aku udah mendingan sekarang, lebih baik kalian masuk ke kelas BERDUA." Sela Kaylana menekankan kata berdua pada kata akhirnya.

Gadis itu nampak sudah lelah dengan perdebatan kedua pemuda di hadapannya. Semenjak selesai dari makan bersama, mereka berdua terus berdebat masalah game online, dan jujur saja itu membuat Kaylana pusing mendengarnya.

"Enggak bisa gitu dong, Lan. Gue mau di sini jagain lo, dia aja yang balik." Balas Hael tak terima, pemuda itu nampak masih teguh akan pendiriannya untuk menjaga Kaylana.

Kaylana melirik tajam kearah Hael, "balik ke kelas berdua, Hael. Gue bisa jaga diri gue sendiri, gue juga udah lebih baik sekarang. Jangan jadiin gue alasan buat lo bolos, gue enggak suka." Ujar Kaylana tegas kepada pemuda itu.

Hael menghembuskan napasnya kesal dan melirik kearah Sabilal yang nampak tenang, seolah pemuda di sebelahnya itu puas akan perkataan Kaylana.

Sialan. Pikir Hael menatap tajam kearah Sabilal. Setelahnya pemuda itu beranjak bangun tanpa berpamitan pada Kaylana. Sekali lagi, Sabilal selalu menjadi pengganggu diantara mereka berdua. Dan selalu saja Sabilal, yang lagi dan lagi menang daripada dirinya.

Kaylana menatap kepergian Hael dengan pandanga merasa tak enak, setelahnya ia melirik kearah Sabilal yang tersenyum tipis.

"Bilal, kenapa kamu senyum? Hael marah sama kita berdua, lho." Tanya Kaylana tak mengerti akan arti senyuman tipis Sabilal.

Pemuda dengan netra jelaga itu menggelengkan kepalanya perlahan, mengulurkan tangannya untuk menepuk kecil pucuk kepala Kaylana.

"Enggak ada. Hael cuman marah sesaat aja, nanti dia balik lagi kayak biasanya, jangan sampai kamu kepikiran. Kalau nanti kamu sakit lagi, Hael bisa tambah marah sama kamu." Balas Sabilal penuh pengertian.

Setelahnya Sabilal beranjak bangun dari kursinya, tak lupa meletakkan paper bag bawaannya yang berisi makanan di pangkuan Kaylana.

"Buat kamu. Tadi aku mau ngasih langsung biar kamu makan, tapi keduluan sama Hael yang beliin bubur ayam. Kamu istirahat aja, jangan keluar dari UKS sampai jam istirahat kedua. Nanti aku mau anterin kamu pulang, oke?" jelas Sabilal menerbitkan senyumannya.

Sabilal melanjutkan, "enggak ada bantahan, Kaylana. Kamu butuh istirahat di rumah yang cukup, jadi aku yang anterin kamu ke rumah nanti." Kata Sabilal dengan pandangan tegasnya, tak ingin ada ruang untuk Kaylana protes.

Kaylana menghembuskan napasnya merasa kalah akan perkataan tegas Sabilal, ia mengangguk pelan menuruti perkataan Sabilal.

"Anak pintar. Kalau gitu aku ke kelas dulu, jangan lupa di makan yang ada di paper bag itu!" peringat Sabilal dengan senyumannya. Setelahnya pemuda tersebut keluar dari UKS, meninggalkan Kaylana dengan perasaannya yang bimbang.

"Aneh, hari ini mereka berdua makin lama, makin aneh." Gumam Kaylana, pada dirinya sendiri.

Ia menatap kearah paper bag di pangkuannya dan detik itu juga senyuman manis terukir di wajahnya, di sertai rona kemerahan di pipi Kaylan.

"Kalau kayak begini terus, bisa-bisa aku makin-makin suka sama Sabilal." Ujar Kaylana mengeluarkan kotak bekal berwarna cream yang berada di dalam paper bag.

Ia membuka kotak bekal tersebut dan terpana akan nasi goreng dengan isi nugget dan sayuran  di depannya, "jangan bilang ini masakan mamanya? Kalau begitu...  Berarti aku makan masakan mama Sabilal?" tanya Kaylana dengan jeritan tertahan keluar dari bibirnya.

Kaylana melahap nasi goreng tersebut  dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya, netranya berbinar cerah merasakan nasi goreng buatan dari mama Sabilal.

Aren't I lucky to eat food from his mother? Pikir Kaylana sembari melahap makanan dari kotak bekal tersebut.

_____________________________

Salam cinta dari Sabilal dan Kaylana:

Salam cinta dari Sabilal dan Kaylana:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr: pinterest

Gimana-gimana sama chpater ini? Lucu banget, kan? Tapi sayang, Haelnya lagi emosi bawaannya :(( tapi nanti Hael balik lagi kokkk! Tenang!

Oh iya maaf banget mungkin aku bakal jarang update ceritanya, karena sudah mulai sibuk mempersiapkan diri untuk sekolahh, horeee!

&& jangan lupa voment dan berikan aku kritik dan saran untuk mengembangkan cerita ini jadi lebih baik lagi! Terima kasih sudah mau membaca cerita ini, terima kasih banyak!!

Soo, see you di next chapter sayang-sayangku, dadahhh 🙋🏻🙋🏻

______________________________

Trapped In The FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang